─01

2.3K 126 15
                                    

Udah baca desk? Jadi semuanya udah jelas yaa^^

Happy Reading

.

Pagi-pagi di rumah kediaman keluarga Na nampak sedikit keributan yang diciptakan oleh sang kepala keluarga. Anak pertama dari dua bersaudara itu berjalan menghampiri sang ayah masih dengan piyama pororo yang melekat di tubuhnya.

Si manis pemilik nama lengkap Na Jaemin itu menepuk pundak sang ayah yang nampak celingak-celinguk sembari kuasanya sibuk membongkar barang-barang yang berada di bawah rak tv.

"Bapak ngapai? Liat itu, semua barang-barang berantakan, kasihan ibuk nanti beresinnya." Tanyanya sekaligus mengomeli sang ayah.

Na Yuta, kepala keluarga itu menoleh dengan raut resahnya.

"Nanti dulu nak ngomelnya, mending kamu bantu bapak nyari itu barang." Ujarnya memelas.

Jaemin mengerutkan kedua alisnya, kemudian ikut berjongkok di samping sang ayah.

"Nyari opo toh pak?" Tanyanya.

"Iku loh, set perkakas bapak kemana yo? Perasaan bapak taruh di bawah rak tv." Ucapnya sambil mendumel.

Jaemin menepuk dahinya, kepalanya menggeleng-geleng sambil melihat ayahnya itu.

"Kemarin kan bapak minta ibuk buat mindahin perkakasnya di belakang." Ujar Jaemin.

Yuta menghentikan pergerakan tangannya, kemudian menoleh dengan cepat.

Puk!

Jidatnya ia tepuk, lalu cengengesan malu-malu.

"Oh nggeh nggeh bapak lupa, maklum faktor u." Balasnya, kemudian langsung ngacir ke belakang sebelum mendapat semburan omelan dari anak sulungnya.

Jaemin menghela nafasnya, ia hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat kelakuan si kepala keluarga.

"Ujungnya aku yang beresin juga." Cibirnya, lalu mulai membereskan kekacauan yang di buat ayahnya itu.

Belum 1 menit ia berberes, derap kaki yang terburu-buru langsung menyapa gendang telinganya.

Saat menoleh, ia melihat sang ayah yang tengah berjalan terburu-buru sampai mengangkat sarung yang dikenakannya.

"Bapak mau kemana seh?" Tanya Jaemin sedikit berteriak, sebab posisi Yuta yang sudah berada di ambang pintu tengah memakai sandalnya.

"Mau keluar sebentar, ada orang yang mobilnya mogok di jalan baru. Titip salam karo ibuk mu ya le, bilang bapak ndak akan lama jadi ndak usah kangen." Balasnya sambil berteriak.

Mendengar kalimat terakhir membuat bulu kuduk Jaemin meremang.

Ayahnya itu memang tak sadar umur, ckck.

****

"Walahh mas'e, iki sih kudu di bawa kebengkel. Mesinnya rusaknya parah, inianya juga sampe penyok gini ya saya nggak bisa bantu lebih." Ujar Yuta setelah melihat-lihat kerusakan mobil milik pria tampan di sampingnya.

Pria itu ikut menengok mesin mobilnya yang mengeluarkan asap.

"Gitu ya pak? Kira-kira disini ada bengkelnya?" Tanya pria tersebut.

Yuta mengangguk. "Ada mas, saya punya bengkel kalo masnya mau dibawa kesana." Ujarnya menawarkan.

"Kalau bapak punya, bawa saja mobil saya. Tapi kira-kira perbaikannya berapa lama ya?" Tanyanya sekali lagi.

the'Two─NOMINWhere stories live. Discover now