Voment juseyeo~
.
"Mas Jeno?"
Lee Jeno yang mulanya fokus pada ponselnya mendadak mendongak ketika bias suara seseorang yang belakangan ini memenuhi fikirannya menyapa gendang telinganya.
Senyum sabit Jeno terbit ketika pandangannya menemukan kepala si manis yang melongok dari sela pintu yang di buka.
Tangan Jeno terangkat, melambai menyuruh Jaemin agar menghampirinya.
Si manis menurut, ia membuka lebar pintu kamar tamu yang kini menjadi tempat tidur Jeno sementara dirumahnya. Kaki jenjangnya melangkah menuju si tampan yang terduduk di ujung kasur.
Jaemin yang telah sampai di hadapan si tampan mengulurkan tangannya yang memegang sarung.
"Saya sama bapak mau ronda malam, mas mau ikut ndak?" Tanya si manis dengan kepala yang di telengkan.
Lucu.
"Boleh." Balasnya, menerima sarung yang di beri oleh si manis.
"Hehe sarungnya buat kemul, soalnya di pos tuh selain dingin ya banyak nyamuk." Jelasnya yang seolah tau dengan si tampan yang nampak bingung melihat sarung pemberiannya.
Kemul=selimut
Jeno mengangguk ngerti. "Okey, terimakasih ya Nana." Ucapnya, tersenyum manis.
Pipi Jaemin mendadak tersipu, dengan malu-malu si manis menjawab.
"Nggeh, sama-sama mas."
"Omong-omong jam berapa mulai rondanya?" Tanya Jeno.
Jaemin menepuk dahinya karena ia lupa memberitahu waktunya.
"Habis makam malam mas. Nah sekarang ayo turun, kita makan dulu abis itu ngeronda." Ajak si manis.
Jeno kembali mengangguk, sebelum menyusul si manis yang lebih dulu beranjak, ia menyimpan sarung pemberian Jaemin di atas bantal.
****
"Mas Jeno jadi ikut ronda ora?" Tanya Yuta selepas menyelesaikan makan malam mereka.
Jeno yang sehabis meneguk air menganggukkan kepalanya.
"Jadi pak, saya nggak ada kegiatan juga disini, toh nggak ada salahnya saya bergabung dengan warga kampung sini." Ujar Jeno.
YOU ARE READING
the'Two─NOMIN
RomanceJaemin tak pernah berfikir untuk menjadi yang kedua. ⚠️WARNING-! ▪️BxB ▪️JUST FIKSI ▪️Mpreg ▪️Salpak, Homophobic, SILAHKAN MENJAUH ▪️Be good at reading and choosing words to comment ©αччlsn