Pintu rumah yang tertutup kini terbuka dan menampakkan sosok Jaemin dengan sekantung kresek besar di satu tangannya. Pria manis itu dengan susah payah melangkah ke arah dapur untuk meletakkan belanjaannya di sana.
Tadi , pagi-pagi sekali Jaemin berangkat ke pasar untuk membeli bahan-bahan masakan yang hampir habis. Ia berangkat seorang diri sebab sang ibu yang tumben-tumbenan belum bangun, serta keluarga lainnya yang masih terlelap.
Setelah meletakkan kantung kresek itu di atas meja makan, pandangan Jaemin mengedar. Rungunya tak mendengar suara kehidupan di rumahnya yang menandakan si penghuni pergi ke luar.
Tak memikirkan, Jaemin memilah kangkung yang di belinya. Rencananya ia akan membuat oseng kangkung dengan ditemani tahu, tempe, ayam goreng, dan jangan lupakan sambal yang sudah menjadi keharusan untuk menyempurnakan makan pagi ini.
Asik pada pekerjaannya, Jaemin sampai dibuat terkejut saat merasakan tepukan ringan di bahunya.
Saat menoleh, ia mendapati sosok ibunya yang sepertinya baru selesai mandi.
"Belanja sendiri ta?" Tanyanya sembari melangkah menuju wastafel.
"Nggeh buk." Balasnya sambil mengangguk kecil.
"Maaf ya nak tadi ibuk bangunnya kesiangan, kamu kenapa toh ndak minta adekmu buat anter ke pasar?"
Jaemin menoleh, menatap winwin yang tengah mencuci tangannya.
"Ndak papa lah buk, ini kan hari libur, biarin aja Nini turu sepuasnya." Ucapnya.
Winwin mengangguk saja, pria paruh baya itu melangkah dan menempatkan dirinya di samping si sulung.
"Mau masak apa Na?"
"Oseng kakung buk, sama gorengan-gorengannya." Jawabnya.
"Yowes, ibuk seng nguleg sambelnya yo."
"Nggeh."
Dan kegiatannya itu ditemani dengan suara ulegan dari sang ibu juga bunyi 'sreng'dari ayam yang di goreng.
****
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
