Bab-1: Masalah

1.2K 103 4
                                    


Naruhina alternative universe

"Aku tidak mengerti jalan pikiran mereka!" seru Hinata, ia kembali menegak bir yang dibawakan Sakura untuk dirinya.

Sakura menghela napasnya. "Aku tidak menyangka jika keturunan dari kerajaan bisnis yang besar bisa seribet ini. Aku jadi bersyukur hanya dibesarkan keluarga yang biasa-biasa saja." kata Sakura.

"Kusarankan untuk berhenti menjambak rambutmu, Hinata. Kau tidak mau 'kan mencari calon suami dengan rambut setengah botak di kepalamu?" ungkap Sakura, melirik Hinata yang sedari tadi sedang menjambak-jambak rambutnya sendiri.

"AKU HARUS APA SAKURA?! AKU SANGAT BINGUNG!" teriak Hinata sembari memukul-mukul bantal sofa milik Sakura.

Sakura merebahkan dirinya di sandaran sofa, menatap gadis manis tetapi sangat keras kepala. "Apa kau benar-benar tidak memiliki seorang kekasih Hinata?"

Hinata menggeleng pasrah. "Tidak," ucap Hinata.

"Kau tau 'kan, aku tidak mudah menyukai seseorang." lanjutnya.

Sakura memutar bola matanya, "Ck, kau hanya membuang-buang daya jual wajah cantikmu saja."

Kini Hinata yang memutar bola matanya lalu memandang kosong jendela apartemen Sakura. "Padahal umurku masih 25 tahun, Sakura! Kenapa mereka selalu mengganggu hidupku saja? Padahal aku sudah melakukan apa yang mereka mau."

Hinata menangis, terlalu banyak beban yang dilimpahkan kepadanya. Keluarga Hyuga, terutama ayahnya selalu saja menekan dirinya untuk mengikuti perintahnya.

Sakura mendekap sahabatnya dengan erat, berteman dengan Hinata sejak SMP membuat ia mengetahui perjalanan hidup Hinata. Ia tidak bisa melakukan apapun untuk meringankan beban sahabatnya ini.

Sakura mengambil tissue di atas meja lalu memberikannya kepada Hinata. Hinata terperanjat, lalu segera mengetap-ngetap wajahnya cepat-cepat dengan tissue. Ia lupa tidak memakai maskara waterproof.

"Tidak! Tidak! Tidak! Make up ku, maskaraku!" heboh Hinata.

"Sakura ... apa maskaraku luntur? Aku sedang tidak memakai yang waterproof, aku salah memilih maskara tadi pagi ...." rengek Hinata dengan mata masih berkaca-kaca.

Sakura tertawa lucu, Hinata menghentikan tangisannya demi maskara. Sebenarnya ia memaklumi Hinata karena sebagai seorang CEO menuntut Hinata untuk selalu berpenampilan on point, tidak lucu kan ada rapat atau urusan mendadak tentang pekerjaan, riasan Hinata sedang ancur.

"Untungnya tidak." Jawab Sakura, lalu menegak birnya kembali.

Hinata menghela napasnya lega. Ia lebih lega masakaranya tidak luntur dibandingkan masalahnya yang belum luntur.

"Huh kalau tau aku akan menangis, aku harusnya memakai maskara yang waterproof."

Sakura kembali tertawa. Sahabatnya semakin menggila saja.

WEDDING PROPOSAL

"Kita tidak bisa melanjutkan pernikahan ini Naruto-kun."

"Shion ... kau sedang bercanda kan?" tanya Naruto sembari memegang kedua tangan Shion. Tidak, ia tau Shion-nya sedang bercanda, mereka akan melangsungkan pernikahan kurang dari satu bulan lagi.

Shion menatap Naruto dengan berkaca-kaca, dirinya tidak sanggup melihat wajah Naruto yang terkejut karena perkataannya.

Shion menggeleng lalu melepaskan kedua tangannya dari genggaman Naruto, "Aku tidak mau membohongimu Naruto-kun dan merusak masa depanmu."

WEDDING PROPOSAL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang