Bab-4: Ramen

467 71 14
                                    

Naruhina Alternative Universe
***

Pertemuan secara tidak sengaja dengan CEO perusahaanya tempat ia bekerja sangat mengejutkan dirinya.

CEOnya itu sangat berbeda 180 derajat dari kesehariannya yang ia lihat di kantor. Biasanya CEOnya itu memakai makeup yang cukup bold dengan tatanan rambut yang digelung rapi tepat berada dibelakang lehernya dan kemeja serta blazer yang selalu berwarna hitam. Terkesan selalu menampilkan aura bossy dimanapun.

Tapi tadi di minimarket, CEOnya itu seperti seusia anak sekolahan yang disuruh pergi belanja pagi-pagi ke minimarket dengan baju piyama.

Pipi Naruto bersemu merah, ia akui Hinata sangat manis dengan wajah tanpa make up walaupun tampilannya terkesan seperti kabur dari rumah.

"Naruto-kun kau demam? Pipimu memerah?" Shion menempatkan telapak tangannya di dahi Naruto.

Naruto terperanjat, ia langsung melepaskan tangan Shion dari dahinya. "T-tidak Shion, aku hanya mengingat kejadian lucu."

Wajah khawatir Shion menghilang lalu tertawa kecil mendengar perkataan Naruto.

"Sampai segitunya, sepertinya sangat berkesan untukmu." ucapnya lalu meletakkan sepiring strawberry yang sudah dibersihkan olehnya.

Naruto ikut tertawa. Seketika baru menyadari untuk apa ia memikirkan CEOnya yang beberapa hari lalu menjadikannya samsak amarah. Perilaku CEOnya itu sangat kasar baginya.

Oke, lupakan Naruto.

"Naruto-kun apa kau sibuk hari ini?" tanya Shion menatap Naruto penuh harap.

Naruto mengusap rambut Shion dengan pelan. "Maaf Shion, ibu memintaku untuk menemaninya ke acara perusahaan siang nanti."

Shion menghela napasnya. "Baiklah."

Naruto menyadari raut wajah Shion yang mendung. "Kau mau pergi jalan-jalan?"

Shion mengangguk senang.

"Kemana?"

"Kupikir kemana saja, asalkan bersamamu." ucap Shion dengan wajah terkesan malu-malu.

"Tapi janinmu tidak cukup kuat Shion, aku takut terjadi apa-apa denganmu." ucap Naruto khawatir secara tulus.

"Jika ada dirimu aku akan baik-baik saja, Naruto-kun." ucap Shion lalu mencoba menyenderkan kepalanya ke lengan Naruto.

Naruto hanya melirik perilaku Shion. Walaupun hubungan mereka tanpa status, Naruto yakin ia dan Shion masih saling mencintai.

Tetapi mengingat janin dari laki-laki lain yang berada di kandungan Shion, membuat Naruto bungkam. Ia memang masih mencintai Shion, tetapi kembali bersama ia sangat ragu.

Ia tidak sanggup mengulangnya.

Naruto meyakinkan diri di sini hanya untuk membantu Shion dengan tulus sampai melahirkan dan memastikan Shion cukup aman dari jangkauan ayah si janin yang dikandungnya.

WEDDING PROPOSAL

"AAAAAAAAA!"

Sakura menutup telinganya. Untung saja kamar apartemennya ini kedap suara. Kalau tidak, bisa-bisa banyak penghuni apartemen yang setuju untuk mengusirnya.

"Sudahlah, dia hanya karyawanmu."

Hinata menatap nyalang Sakura, lalu mengacak-acak kembali rambutnya yang memang sudah urakan.

"Aku terlihat jelek Sakura di depan karyawanku sendiri! Hanya memakai baju piyama ungu dan rambutku seperti singa bangun tidur. Harga diriku hilang di karyawanku sendiri!" Hinata merengek, ia benar-benar takut jika Naruto alias karyawannya itu akan menyebarkan berita betapa urakan dirinya saat di luar kantor.

WEDDING PROPOSAL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang