Chapter 12 : Stuck

179 32 44
                                    

Keanya ya gais, mingdep Choco ga up dulu deh, soalnya ada urusan rl

Tp ya gatau, liat aja besok


Happy Reading 💞



"Heh! Di ajakin ngomong ngelamun ae lo!" kejut seorang lelaki padanya.

"Ck, apa sih bang?! Gausah ngagetin juga!" dengusnya karena terkejut setelah dikejutkan temannya ini. Jantungnya langsung terpacu hebat setelah dikejutkan.

Temannya itu menghela nafasnya panjang, "Ya makanya lo jangan ngelamun mulu. Gue tanyain daritadi diem bae sambil senyam-senyum. Mikirin yang engga-engga ye lo?" tuduhnya.

Riki mengernyit ketika dituduh, "Dih? Sok tau lo bang!"

"Ya trus kenapa lo senyam-senyum kek gitu? Ga mungkin kalo lo ga bayangin yang aneh-aneh." tebaknya. Riki sih bergeming, karena merasa tidak ada yang perlu dibicarakan. Karena dia memang tidak tahu juga apa yang ia pikirkan dan rasakan. Hanya membayangkan wajah gadis yang selalu ia selamatkan. Apalagi saat melihatnya kemarin tertawa lepas, tampak menawan. Tunggu, apa yang kamu pikirkan Riki?

"Tuh, kan? Lo senyam-senyum lagi. Lo mikirin apa sih? Lo lagi suka ama cewe? Apa jangan-jangan lo nyimpen film porno ye?!" tuduhnya lagi.

"Sembarangan lo kalo ngomong! Liat noh isi flashdisk gue! Isinya horor semua!"

"Ya trus apa? Lo suka kan sama cewe?! Ngaku lo!"

Riki kembali bergeming. Ia bingung mau menjawab apa, karena ia pun tak tahu perasaannya sendiri. Ini perasaan yang pertama kali ia rasakan seumur hidupnya. Jujur, dia bingung.

"Napa diem bae? Bener ye, lo lagi suka ama cewe?" tanya temannya memastikan.

"Lo nanya mulu dah bang, bikin gue puyeng." jawab Riki. Ya lebih tepatnya dia pusing dengan perasaannya sendiri. Namun jawaban ini dianggap iya oleh temannya. Karena pasti Riki juga bingung dengan perasaannya.

Lelaki itu menepuk bahu Riki pelan, "Bro, lo pasti bingung kan sama perasaan lo sendiri?"

Tak ada jawaban, dan temannya yakin jika jawabannya adalah iya. "Trus sekarang, yang lo rasain gimana? Bilang sama gue." tanyanya. Riki menggingit bibir bawahnya, agak ragu karena ia juga tak yakin kalau dia menyukai Nami. Namun, tidak salah juga kalau menceritakan apa yang ia rasakan pada temannya ini. Mungkin, ia bisa menafsirkan dan membantunya?

"Gue... Ngerasa kek kebayang muka dia terus gitu. Trus kalo keinget gimana dia ketawa gitu, kek seneng aja liatnya. Gatau kenapa. Emang itu namanya suka sama orang?" tanyanya penasaran.

"Iye, itu namanya lo suka sama dia, ngab. Intinya ya, kalo lo suka sama cewe itu pasti suka liatin dia, pengen ketemu terus, suka kebayang mukanya. Trus setiap liat dia itu bawaannya seneng, dan kalo setiap lo liat dia deket sama cowo lain lo bawaannya ga suka. Intinya gitu." jelas lelaki itu.

Riki mengangguk paham. "Trus kalo misal setiap deket sama dia mesti deg-degan itu juga termasuk suka?"

Temannya mengangguk mantap. "Iya, pokoknya tubuh lo tuh bakalan bereaksi kalo setiap deket sama cewe yang lo suka." jawabnya.

Riki kembali mengangguk. Selama enam belas tahun ia hidup, ini pertama kalinya ia jatuh hati. Dan tidak menyangka jika gadis yang ia sukai bukan gadis dari negara asalnya. Tetapi dari negara lain.

"Trus, menurut lo gue kudu ngomong ke dia kapan? Trus ngomongnya gimana? Apa langsung gue tembak?" pertanyaan Riki beruntun pada lelaki itu.

"Ah elah, satu-satu dong yang nanya! Mentang-mentang baru dapet first love langsung ngegas!" timpalnya, Riki terkekeh karena dia penasaran. Maklum, anak yang beranjak remaja sedang jatuh cinta pasti ingin tahu lebih dalam apa itu cinta.

Heartstrings [Nishimura Riki] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang