6. Bisa jalan?

588 92 4
                                    

Alaska mode bos, sikap menyebalkannya  memang tidak tertandingi. Padahal Megan masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. Namun, suaminya itu seenaknya memaksa dirinya agar ikut ke perusahaan iklan milik keluarga Sean untuk memantau pemotretan.

Sebagai sekertaris yang baik, mana bisa ia menolaknya?

Beberapa kali Megan menguap saat melihat pemotretan yang menurutnya membosankan.

Perempuan dengan kemeja biru itu menyangga kepalanya dengan tangan, matanya sudah berair akibat banyak menguap. Sementara Alaska masih tenang, duduk dengan tegap sembari memperhatikan dengan seksama.

Meskipun demikian, tapi sebenarnya Alaska sangat ingin mendekatkan tubuhnya, kemudian menyadari kepala istrinya di pundaknya.

Ia tidak tega melihatnya. Wajahnya lucu sekali, rasanya ia ingin menciumi.

"Ngantuk, Mbak?"

Megan langsung menegakkan badannya begitu mendengar suara berat yang sangat familiar di telinganya. Matanya menatap segelas americano yang ada di depannya. Ia lantas mendongak, mencari orang yang memberi.

"Hehe." Ia menyengir kuda begitu melihat Sean.

Sean juga memberikannya untuk Alaska.
Laki-laki itu mengambil duduk di kursi yang bersebrangan dengan Megan.

"Gimana menurut lo, bro?" tanya Sean sembari menunjuk modelnya.

Alaska mengangguk-angguk. "Top lah," jawabnya dengan tawa kecil.

Hal itu membuat Megan langsung meminum kopinya, pura-pura tidak mendengar.

Walaupun sekedar formalitas saja, tapi ia tidak suka mendengar suaminya memuji perempuan lain.

Apa iya Megan harus menyalahkan Sean yang bertanya? Atau menyalahkan dirinya sendiri yang cemburuan?

Sean ikut tertawa, kemudian memusatkan tatapannya ke wajah Megan. "Masih ngantuk? Capek ya?" tanyanya.

"Iya capek, tapi nggak apa-apa," jawabnya diikuti seulas senyum manis.

Alaska meliriknya sembari mencibir. Padahal Megan melarangnya memberikan senyum kepada orang lain, tapi dia sendiri suka menebar senyum manis seperti ini.

Dilihat dari tatapan dan perlakuan Sean. Alaska menangkap ketertarikan Sean kepada istrinya.

"Kaki lo, udah baik-baik aja, 'Kan?" Pertanyaan dari Sean membuat Megan langsung tersedak, seolah sangat kaget, perempuan itu langsung menunduk, menatap kakinya sendiri.

"Hah, k–kaki gue? Kok lo—" Megan membekap mulutnya.

Sean dan Alaska saling pandang karena bingung. Kenapa Megan bisa sepanik itu? Seperti pernah terluka tapi disembunyikan.

"Hahaha, lo kenapa deh?"

Megan menggeleng, setelah mengatur napas. Perempuan itu tertawa canggung. "Emangnya kaki gue kenapa? Gue kaget, hehe."

"Gue bercanda, Meg. Harusnya lo jawab nggak kenapa-kenapa kalau kaki lo baik-baik aja, kenapa panik?"

Kaki ya? Ada kejadian yang membuatnya teringat soal luka dan kaki.
Perempuan itu menggeleng sembari memejamkan matanya, kemudian tersenyum simpul.
"Baik-baik aja kok."

"Berarti bisa jalan dong?"

"Iya lah."

"Kalau nanti malam gimana?"

Alaska dan Megan langsung terdiam kaku. Namun, demi terlihat natural tidak ada hubungan apapun, laki-laki itu berusaha cuek dan sibuk sendiri.

"Hah?" Megan melotot kaget.

Secret Relationship(END)Where stories live. Discover now