60.»Party

34.4K 3.2K 86
                                    

Vote dan persiapan untuk komen udah?
Kalau udan silahkan lanjut baca
.
.
.

"YUPIIIIIII" teriak Vanna. Rafka yang berdiri di sampingnya pun tersenyum melihat ke arah Aza.

"Vannaaa!" Wajah Aza berbinar melihat kedua sahabatnya itu. Aza berjalan mendekati Vanna dan Rafka, sedangkan stroller yang terdapat Alzheigara di dorong oleh Agraven.

"Selamat, ya, Na. Semoga selalu diberi kebahagiaan," ucap Aza memeluk Vanna, lalu beralih ke Rafka. "Rafka, selamat, ya. Titip sahabat Aza dan jagain dia."

"Pasti, Za. Dia istri aku, jadi udah seharusnya aku jagain dia," jawab Rafka merangkul Vanna.

"Selamat atas pernikahan kalian," ucap Agraven menjabat tangan Rafka dan Vanna secara bergantian.

"Terimakasih, Kak Agraven," jawab Vanna tersenyum. Begitu juga dengan Rafka yang balas tersenyum.

"Tamunya banyak banget, ya, Na!" ujar Aza sambil memperhatikan para tamu.

Vanna tertawa kecil. "Maklum, kerabat sama rekan bisnis Papa sama Ayahnya Rafka itu banyak," jawab Vanna. Aza manggut-manggut.

"Eh, calon mantu. Boleh cium nggak? Biar nanti cepat nular, terus jodohnya langsung coming!" seru Vanna. Rafka geleng-geleng kepala karena istrinya itu.

"Engga--"

"Boleh, kok," potong Aza tersenyum. Agraven langsung mendengus.

Vanna langsung menunduk dan mencium setiap inci wajah Alzheigara. "Wangi banget calon mantu," ujar Vanna terkikik.

"I'm coming!" teriak seseorang orang yang baru datang.

"Datang juga lo. Mana gandengannya?" tanya Agraven saat sahabatnya itu sudah berdiri di sampingnya.

"Tega benar sama calon besan," jawab Galva. Iya, orang itu. Galva Alfane.

"Hai, Banggal," sapa Aza seperti biasa.

"Hai, Degem!" Jawab Galva sambil mengedipkan sebelah matanya. Tangan Agraven langsung menggeplak wajahnya.

Plak

"Mata lo mau gue congkel?"

Galva langsung menyengir sambil menggeleng.

"Woi pengantin baru, kongret yeh," ucap Galva sambil cengar-cengir.

"Kongrat-kongret, stres lo jomblo?" ejek Vanna.

"Hampir stres," jawab Galva dramatis.
Vanna refleks terbahak, tapi Rafka langsung menutup mulut istrinya.

"Gue ulangi, deh, ucapan selamatnya," ujar Galva.

Semuanya masih menunggu Ucapan Galva selanjutnya.

"Selamat, ya, mantan calon gebetan pacar tapi nggak jadi, selamat juga atas pernikahan, ya, mantan calon saingan kagak jadi," ucap Galva kepada Vanna dan Rafka.

"Ribet banget idup lo," ejek Vanna.

"Iya, ribet banget," balas Galva pasrah.

Aza tertawa kecil. Galva itu selalu berhasil menghiburnya. Ah, semoga laki-laki itu cepat dipertemukan dengan jodohnya, pikir Aza. Peran Galva cukup berpengaruh di dalam hubungannya dan Agraven. Jika tanpa bantuan Galva, hubungannya dan Agraven tidak akan sampai pada tahap ini.

"Oh, iya sampai lupa. Kalian silahkan menikmati pestanya, di sana ada banyak makanan, di sana juga ada. Semoga kalian suka, dan jangan sungkan," ucap Rafka sambil menunjuk deretan makanan di atas meja.

"Enggak perlu repot-repot calon maduku, nanti makanannya bakal habis" jawab Galva tertawa.

"Madu-madu pala lu," balas Rafka memutar bola matanya malas.

AGRAVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang