12. Susu

28.3K 2.4K 1.8K
                                    

Sebelum baca Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke temen-temen kalian yah!

Follow Wattpad : @sxs_saa

Author bakal spoiler duluan di Instagram : sxs.saa_
tiktok : sxs.saa_
Jadi jangan lupa follow.

Author mau main target-targetan nih, yuk bisa yuk.

TARGET 1K KOMEN + 500 VOTE UNTUK PART SELANJUTNYA.

yuk lah tembusin biar author langsung up. Spam komen di setiap paragraf nya yaaaaa!

⚠️WARNING ⚠️

Tolong hargai karya penulis! Dengan cara vote dan komen, Jangan silent readers! Cepat lambat nya author up tergantung dengan cepat lambat nya target terpenuhi!

Happy reading!

***

Gavin mendongak, setelah nya ia langsung mengangguk. Gavin menaruh laptop nya di atas nakas, dan saat ia hendak berdiri entah mengapa tubuh nya terasa oleng.

Bruk!

Ya. Gavin terjatuh. Kaki panjangnya itu terlilit oleh selimut membuat pijakan nya pada lantai tak sesuai dan tak sepenuhnya berpijak.

Suara jeritan pun terdengar dari mulut Clarissa dan juga Gavin, tubuh besar nan lebar Gavin menimpa tubuh kecil Clarissa.

Gavin tak merasakan sakit pada bagian wajahnya, padahal ia bertubrukan langsung dengan Clarissa. Gavin justru merasa wajah nya menimpa benda empuk yang membuat wajah nya tak terasa sakit sedikit pun.

Dan betapa terkejutnya saat Gavin membuka matanya, pandangan nya langsung di suguhkan oleh benda milik Clarissa yang membuat sesuatu dibawah sana menegang seketika.

Berbeda dengan Gavin, Clarissa justru meringis menahan beban berat di atasnya, dadanya juga terasa berat dan geli. Hembusan napas Lelaki di atasnya sangat terasa.

Dengan ringisan yang keluar dari mulut Clarissa ia mencoba menunduk untuk melihat wajah Gavin, ia melotot kaget. Wajah Gavin benar-benar menimpa dadanya.

Tubuh Clarissa mendadak kaku, ini adalah kali pertama nya ia merasakan hembusan napas dan sentuhan dari seorang lelaki di bagian sensitif miliknya.

Ya walaupun sentuhan itu tak sengaja dan diberikan oleh Gavin— suami nya, tapi tetap saja ia merasa gugup. Bagaimana tidak? Hubungan dirinya dan Gavin tak seperti layaknya seorang istri diluaran sana.

Mereka sama-sama mengatupkan bibir nya untuk beberapa saat, hening tak ada ucapan dari Gavin maupun Clarissa. Posisi mereka pun masih sama.

"Bang! Mak— anjir!" Gibran spontan menutup matanya.

Gavin dan Clarissa langsung menoleh mendengar pekikan dari Gibran yang tengah berdiri di ambang pintu dengan mata yang ditutup oleh telapak tangan nya sendiri.

Niat Gibran tadi hanya ingin menyuruh Gavin dan Clarissa melaksanakan makan malam bersama, tapi niat nya ternyata membuahkan hasil yang sangat luar biasa. Ia disuguhkan oleh adegan gratis.

Gavin langsung bergegas bangkit dari atas tubuh Clarissa, ia juga membantu Clarissa untuk bangkit. Clarissa tampak meringis dan mengusap siku nya yang terasa sakit. Punggungnya juga terasa ngilu.

Two Lovers (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang