15. Kegabutan Raina

53.3K 6.4K 29
                                    

Dug!

Dug!

Bunyi benda keras yang saling tabrakan itu menjadi satu-satunya bunyi yang terdengar jelas di ruangan ini. Benda itu adalah salah satu buku paket yang berada di perpustakaan sekolah, dan dengan buku itu yang digunakan oleh Raina untuk memukul kepalanya sendirinya.

Tidak kasar, tidak juga keras. Hanya seperti tepukan yang menghasilkan suara.

Sejak kejadian tadi di koridor sekolah, Raina langsung menyendiri di perpustakaan, dan meruntuki dirinya yang dengan percaya diri mengatakan kalimat itu.

"Dia tunangan gue, bukan simpanan gue."

Kalimat itu terus berputar pikirannya, membuat Raina tak fokus sendiri.

"Arghh! Astaga!!" pekiknya pelan.

Kedua tangan Raina bergerak memegang kepalanya, memegangnya seakan-akan kepala itu akan pecah. Matanya berlarian menatap sekitarnya, dan mengembungkan kedua pipinya.

Terlihat begitu menggemaskan....

Raina menjatuhkan kepalanya di atas buku paket yang berada di atas meja, lalu berkata, "Pede banget gue bilang gitu, mereka aja syok, apalagi gue."

Tak lama, kedua matanya melebar, lalu mengangkat kepalanya kembali. "Apalagi kalo Alric yang dengar ..."

"Aaaaa! Nggak bisa bayangin ekspresi Alric, nggak bisa, nggak bisa. Ter--NAH 'KAN! Mulut Gina pasti bakalan cepu, duh, nggak bisa nih. Nanti kalo Alric denger, terus dia mandang gue ..."

Raina mulai membayangkan dan menerawang apa yang akan terjadi selanjutnya, bagaimana nantinya Alric akan memandang dirinya rendah, bagaimana nantinya pikiran Alric tentang dirinya, menanggap dirinya tak tau diri, dan menuduh dirinya karena telah dengan lancang membawa namanya masuk ke dalam masalahnya.

Dan, bagaimana jika Alric sudah tak mencintainya lagi....

Raina mengeleng, lalu dengan cepat dia meraih ponsel yang berada di dalam sakunya. Membuka chat Alric, dan langsung meminta maaf tentang hal ini jika Alric sudah mengatahuinya, Raina mengetik dengan tremor.

"Alric 'kan mata sama telinganya banyak, jadi ngeri."

Dia yakin, Alric pasti akan tau, mata-matanya sangat banyak, mungkin ada di setiap sudut.

Brak!

Raina menoleh mendengar suara dari buku-buku yang jatuh. Raina mengerutkan alisnya, merasa ada orang lain yang berada di dalam perpustakaan selain dirinya, karena dia yakin jika sejak Raina masuk, perpustakaan kosong, tidak ada penjaga atau murid lain.

Pikirannya mungkin itu menjaga perpus, tetapi karena hatinya tak yakin akhirnya Raina beranjak dari duduknya, memasukan ponselnya kembali, lalu mendekati tempat suara tadi berasal.

Raina berjalan dengan hati-hati, tangannya menggenggam buku paket, akan Raina gunakan sewaktu-waktu jika ada seseorang yang mungkin saja sedang menguntitnya, dan ingin melakukan hal mesum.

Baru saja Raina ingin melangkah lagi, ternyata orang itu sudah melihatkan dirinya, dengan cara mendongak diantara buku-buku, dan itu sukses membuat Raina kaget, lalu menjerit.

Buku yang Raina bawa seketika melayang, menabrak rak buku di depannya.

°°°°°

Raina berjalan menelusuri koridor sekolah, berjalan menuju kelasnya. Tak sendiri, kali ini Raina bersama Sharen di sampingnya. Orang yang tadi hampir kena lemparan buku di perpus, sungguh, Raina tak tau jika itu Sharen.

Setelah Raina tanya, katanya dia disuruh guru untuk mencarinya. Tapi saat Raina tanya guru mana yang mencarinya, Sharen menjawab tidak jadi, dan katanya dia baru saja di chat oleh guru itu tak perlu lagi mencari Raina. Karena Sharen sudah menemukan Raina di perpustakaan, dia ingin kembali, tetapi tak sengaja menabrak rak buku.

Hello, Liebling!Where stories live. Discover now