C - 09

1K 111 22
                                    

Sudah 2 jam Mew berdiri di pintu masuk singgasana, menunggu Gulf yang sejak tadi berbincang serius dengan para pejabat lainnya.

"Uh,, kaki ku pegal sekali. Kalau masih lama bilang kek, kan aku tidak perlu nunggu sampai selama ini" Melakukan perenggangan pada leher.

.

KREK

.

"Uh,, enaknya"

TAP

Di tengah menikmati perenggangannya, tiba-tiba Gulf sudah berdiri di samping. "Apa yang kau lakukan?"

Deg

Shock hingga sedikit melompat. "Kaget!" Mengusap dada.

Menatap tajam, "ikut aku" Berlalu, diikuti para pejabat dan Minho di akhir barisan.

Minho mencolek lengan tangan Mew, "kena marah lagi? Hahaha,, sukurin" Menjulurkan lidah.

"Sialan, tidak tuh!" Membalas dengan ikut-ikutan menjulurkan lidah.

Berbalik, "apa yang kalian lakukan disana?" Tanya Gulf dengan nada sedikit dinaikkan.

Keduanya terkejut sambil melirik ke arah Gulf, "t-tidak ada apa-apa, Phi" Ujar Minho.

"Serius, aku tidak dalam keadaan cukup baik untuk menghadapi tingkah aneh kalian" Gulf kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya, sedangkan Mew terpaksa mengikuti barisan, tepat di belakang Minho.

Menggenggam tangan Mew tanpa melihat, seperti seorang yang lihai. "Jangan masukkin ke hati ucapannya barusan. Belakangan ini banyak yang terjadi pada wilayah kerajaan ini jadi, Phi ku menjadi lebih sensitif" Mengusap lembut tangan Mew.

Cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Minho, "ihhh!! Jijik! Aku bukan Gay, sialan!!" Mengelap bekas tangan Minho di bajunya.

Minho cekikikan didepan. "Aku juga bukan Gay. Tapi, kenapa aku tidak percaya pada ucapanmu barusan, hm? Asal kau tahu, sinyalku selalu tepat"

"Bicara apa kau? Yang jelas aku masih suka wanita. Apalagi wanita cantik dan pantatnya padat" Memperjelas.

Minho yang mendengar hal itu langsung tertawa keras lalu berhenti di tempat sebelum terdengar ke telinga Kakaknya, Gulf. "Bukannya kau suka yang punya batang besar dan panjang?"

Mew ikut berhenti kemudian menatap tajam ke arah Minho lalu menunjuk wajahnya, "mulutmu luwes sekali. Jangan sampai sandal ini melayang ke mulutmu sebentar lagi" Bersiap untuk melepas sandal dari kakinya.

Minho tidak bisa berhenti tertawa sambil memegangi perutnya yang mulai kesakitan.

Bisa dibilang, ini adalah pertama kalinya Minho bisa tertawa puas selama ia hidup.

"Hahahahahahaha---hahhh,,, hahh,," Menetralkan nafasnya. "Terima kasih"

Shock, "kau gila? Tiba-tiba tertawa lalu tiba-tiba berterima kasih!?" Mundur perlahan, "jangan dekat-dekat karena aku tidak mau ketularan gila darimu"

"Enak saja. Aku tidak gila! Aku berterima kasih karena kau adalah orang pertama yang berhasil membuatku tertawa sampai sepuas itu. Terima kasih" Mengeluarkan senyum tulusnya.

"Kau tidak sedang bercanda padaku, kan?" Menaikkan sebelah alis, menatap ragu ke arah Minho.

"Tidak! Demi Neptunus, aku serius"

"Ya,, ya,, ya. Cepat susul Kakakmu sebelum dia marah-marah lagi" Pergi begitu saja.

Minho menatap punggung Mew sebentar lalu menyusulnya.

Destiny || GULFMEW {END}Where stories live. Discover now