BAGIAN SATU: Selamat Datang

38 3 3
                                    

'Selamat tinggal semester dua, selamat datang semester tiga' Bunyi kalimat yang tertulis di papan tulis kelasku.

Hari ini awal mula dari perjalananku setelah melalui tahun pertama menjadi seorang mahasiswa. Ada banyak kisah yang hadir, pengenalan teman satu per satu, memahami, mengerti satu sama lain yang terkadang menghasilkan keributan-keributan kecil, bermusuhan lalu berteman kembali, bersahabat, berkompetisi, jatuh cinta, kekeluargaan, kerja sama, kekompakkan, mungkin terlalu dini menyimpulkan bagaimana akhirnya nanti. Tapi semoga berakhir baik.

Kisah cintaku berawal dari sini. Seorang laki-laki datang menyentuh hatiku yang akhirnya berhasil merobohkan tembok pertahananku. Namanya Fawaaz Shafran, ia adalah laki-laki yang berhasil menorehkan cerita cinta di bangku perkuliahanku, dia juga laki-laki yang sekaligus membuatku tidak lagi percaya cinta untuk kesekian kalinya. Dia tampan, baik, penuh percaya diri, dan disukai banyak perempuan, utamanya perempuan dalam kelasku. Dia baik tapi terkesan cuek untuk sesuatu yang tidak ia sukai. Fawaaz mungkin adalah gambaran laki-laki yang tidak heran memiliki banyak penggemar, dengan tubuh yang menjulang tinggi bagai tiang listrik, alis tebal yang seakan bertaut, kulit putih, mata yang bersinar, dan senyum yang manis setiap kali ia tersenyum. Tapi pada saat itu, ia sangat sulit mendapatkan perhatian dariku. Mungkin karena itulah ia semakin penasaran dan sangat gencar-gencarnya untuk mendekatiku. Tentu saja penasaran, di saat semua perempuan memuja dan berusaha mendekatinya, ada satu perempuan yaitu aku, yang tidak tertarik sedikit pun pada pesonanya. Bagiku ia biasa saja, kakak dan adikku masih lebih tampan darinya.

❤❤❤

Aku tidak menyadari, tidak mengerti apa ini benar cinta atau hanya perasaan kagum semata. Perlakuannya padaku berbeda dengan perlakuannya pada orang lain. Dia terkadang bertingkah konyol hanya untuk merebut perhatianku, di saat banyak perempuan mendekatinya, ia lebih memilih memberi senyum manisnya padaku, mencuri pandang, lalu tertawa. Siap membantu kapan saja kuminta, menjadi paling bersemangat saat aku berbicara.

Bukan aku yang menyadari semuanya teman-temanku yang menyadarinya, mengatakan berulang kali kepadaku tapi tidak pernah kutanggapi. Yaa.. Setelah patah hatiku sewaktu di bangku putih abu-abu. Aku tidak lagi mudah dibuat jatuh cinta, hatiku seakan mengirim sinyal saat seseorang mencoba mendekatiku. Sinyal untuk tidak mudah membuka hati.

Dia tidak menyerah, selalu saja mendekatiku. Seperti hari ini ada mata kuliah yang katanya tidak ia mengerti, lalu menanyakannya padaku. "Hei bisa ganggu kamu sebentar?" Menepuk pelan bahuku, diiringi senyum yang sejak tadi merekah. Aku menoleh lalu berkata "Kau sudah mengganggu, jadi apa yang bisa kubantu?" Dengan wajah datarku tanpa ekspresi. Dia tersenyum simpul, menyerahkan kertas bindernya lalu duduk di depanku, kami sedang berada di perpustakaan kampus. Setelah kuliah sesi pertama selesai dan sesi kedua kosong beberapa temanku memutuskan untuk menunggu di perpustakaan sembari mengulang kembali mata kuliah yang baru saja diterangkan. Kebetulan kelas kami memiliki jadwal kuliah di sesi ketiga yaitu pada pukul satu siang.

"Aku tidak mengerti dengan konsep pendekatan sistem sosial, jika ada konflik dalam lingkup organisasi bukannya kita harus menyelesaikan permasalahan itu dalam ranah organisasi ya, mengapa harus melibatkan pihak-pihak di luar organisasi?" ujarnya menjelaskan panjang lebar, padahal apa yang ia katakan bisa kubaca di kertas yang ia berikan tadi. "Apa gunanya memberiku kertas" batinku. Meletakkan kertas di depannya

"Gini konsep itu tidak berlaku untuk seluruh perusahaan atau organisasi, ada beberapa perusahaan yang memakai ada yang tidak, kalaupun sebuah perusahaan atau organisasi memakai konsep ini seorang manajer yang bertanggung jawab melakukan metode pengelolaan berdasarkan situasi, manajer harus mengetahui terlebih dahulu situasi yang dihadapi oleh perusahaan sehingga bisa diketahui metode apa yang paling tepat untuk mencapai tujuan dan juga menyelesaikan sebuah permasalahan dalam perusahaan atau organisasi" ucapku menjelaskan dengan teliti dan cermat.

IlanaWhere stories live. Discover now