26

1K 123 6
                                    

Ye Chen mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan satu topik seakan ia sedang menimbang apa yang akan ia pilih.

Setelah itu ia mengambil satu buku dan pergi ke rak lain yang berisi beberapa teknik tipe pertahanan, ia melakukan aksi yang sama.

Setelah itu ia pergi ke meja dengan tiga buku keterampilan yang berbeda, ketiganya memiliki ketiga tipe yang diinginkan oleh Ye Chen yaitu serangan, pertahanan, dan kecepatan.

Meski ia telah mempelajarinya namun ia harus keluar dan memilih teknik apa yang paling sering di gunakan didepan umum.

"Teknik kendo sebenarnya sangat baik tapi teknik pelepasan ini tidak buruk juga!" Kata Ye Chen menimbang sebab dan akibat dengan sangat serius.

Kemudian ia secara kebetulan merasakan nafas seseorang yang ia kenal, siapa lagi klo bukan Zhao Xiyao.

Zhao Xiyao sedang berjalan naik ke atas dengan sebuah buku ditangannya, saat ia naik ia dikejutkan oleh keberadaan Ye Chen yang sedang duduk sambil menatapnya.

Mata keduanya bertemu, jelas ada jejak kerinduan dimata keduanya meski wajah masih sama-sama datar.

Zhao Xiyao berjalan ke arah Ye Chen namun ia melewati dan berdiri di belakang Ye Chen, ia membelakangi Ye Chen dan bersikap seakan sedang memilih buku.

Zhao Xiyao juga memperhatikan sekitarnya lalu berkata pelan, "Kau disini untuk meminjam buku?"

"En, aku berpikir sudah saatnya untuk meningkatkan keterampilanku, guru juga memberimu token untuk datang kemari dan meminjam buku kelas Tinggi, bagaimana denganmu?" Tanya Ye Chen ringan.

"Aku mengembalikan buku pinjamanku, apa tetua Tie memberimu izin untuk meminjam 3 buku?" Tanya Zhao Xiyao sedikit bingung.

Pada dasarnya tidak mungkin bagi guru membiarkan muridnya mempelajari 3 keterampilan kelas Tinggi secara langsung, pasti ada fasenya sendiri.

Seperti Zhao Xiyao yang melewati waktu 4 tahunnya untuk mengambil buku keterampilan kelas Tinggi keduanya, hal ini juga karena poinnya telah cukup.

"Tidak, aku hanya dizinkan meminjam 1 buku keterampilan kelas Tinggi dan 1 buku keterampilan kelas Menengah, tapi aku sedang memilih yang mana yang harus aku pilih dari ketiga jenis keterampilan ini." Kata Ye Chen menjelaskan.

Zhao Xiyao menghela nafas, ia kemudian melihat kalau di bagiannya cukup sepi dan tidak masalah untuk duduk didepan Ye Chen.

Ia duduk dan keduanya saling menatap, mata mereka tidak berkedip untuk beberapa detik hanya untuk melepas kerinduan selama seminggu itu.

"Jadi buku apa yang kau pilih?" Tanya Zhao Xiyao langsung.

"Aku mengambil tiga jenis buku, yang pertama bertipe serangan, yang kedua tipe Pertahanan, dan yang ketiga tipe gerakan tubuh, menurutmu yang mana yang harus aku pilih untuk pertama kalinya?" Tanya Ye Chen ringan, ia juga mengulurkan ketiga buku itu ke arah Zhao Xiyao.

"Hm ... Pilihanmu cukup rumit." Kata Zhao Xiyao ringan.

"Namun jawabannya cukup mudah, yaitu kau ingin jadi orang berspesialis apa?"

"Setiap orang memiliki gayanya sendiri, ada yang condong ke salah satu tipe tapi ada juga yang condong ke segala tipe, namun semua tergantung bagaimana kau inginnya."

"Bila kau suka melakukan instan kill maka keterampilan serangan kelas Tinggi ini cocok untuk itu."

"Bila kau suka orang yang main aman maka keterampilan pertahanan atau gerakan tubuh ini juga cocok."

"Namun aku sarankan lebih memilih yang gerakan tubuh karena itu membuatmu lebih fleksibel dan mudah menghindari serangan lawan, ini juga cocok untuk mengejar atau kabur dari musuhmu daripada mempelajari keterampilan pertahanan yang membuatmu hanya jadi samsak daging orang lain dan kau juga masih bisa merasakan sakit bila dilukai."

Zhao Xiyao menjelaskan dengan ringan, ia lalu memberikan kembali dua buku untuk Ye Chen timbang kembali.

"Hmm ... Kau benar, meski pertahanan kuat tapi kau masih bisa merasakan rasa sakit, teknik pertahanan juga bisa di gantikan oleh artefak pertahanan, meski pastu tidak tahan lama dan ketahanannya sesuai dengan kualitas dan kelasnya." Kata Ye Chen menambahkan.

"Kau benar, karena itu teknik bertahan jarang di ambil oleh beberapa praktisi, meski diambil dan dipelajari sekalipun pasti levelnya berbeda dengan dua teknik lainnya." Kata Zhao Xiyao setuju.

"Bagaimana denganmu? Apa kau tipe yang ingin menghindari serangan atau tipe yang ingin melakukan instan kill?" Tanya Ye Chen ringan.

"Kalau aku pasti yang instan kill, tak peduli seberapa canggih teknik pelarian dan persembunyianmu, kalau kau belum membunuh musuhmu maka hidupmu belum tentu aman, agar hidupmu damai kau harus membunuhnya karena itu aku lebih memilih teknik dengan kekuatan serangan yang kuat dari pada yang lain, lalu di iringi teknik gerakan di kelas Menengah untuk menyeimbangkannya." Kata Zhao Xiyao tenang namun artinya jelas.

Seperti yang dikatakan oleh Zhao Xiyao, tak peduli sebaik apa kau melarikan diri atau bersembunyi selagi musuhmu masih hidup maka hidupmu akan selalu berada dalam masalah.

Hanya dengan membunuh musuh-musuhmu lah kau bisa bertahan hidup hingga akhirnya tidak ada yang menganggumu, ini adalah prinsip dasar di dunia ini.

Dunia yang lebih menghormati yang kuat dan pemenang, tidak peduli apakah itu kebajikan atau tidak selama kau menang maka semua yang kau lakukan adalah benar, ini lah kebenaran dari sifat asli manusia.

Ye Chen mengangguk, jelas ia memahami prinsip dasar ini.

Setelah mengobrolkan topik yang serius, Ye Chen kemudian memperhatikan kalau tidak ada orang lain di sekitar mereka jadi ia pun berkata.

"Aku mengerti, terima kasih."

"Ngomong-ngomong, sepertinya kita ini benar-benar ditakdirkan bersama ya?" Kata Ye Chen ringan.

"Apa maksudmu?" Tanya Zhao Xiyao bingung.

"Ya, kita sudah lama tidak saling bertemu namun kita malah bertemu ditempat tak terduga ini, seperti kata pepatah kalau jodoh tak akan kemana." Kata Ye Chen sambil menyeringai.

"Bo-bodoh, jangan mengatakan hal itu disini." Kata Zhao Xiyao malu.

Ia kemudian mulai berpikir apakah mereka memang berjodoh? Apakah takdir juga yang menjodohkan mereka? Tentu saja jawabannya adalah iya, dan yang menjodohkan mereka adalah Ore!

"Ngomong-ngomong, istri bagaimana kabarmu?" Tanya Ye Chen riang.

"Aku baik, bagaimana denganmu? Apa kau sudah terbiasa tinggal disana?" Tanya Zhao Xiyao.

"En, aku sudah terbiasa, meski awalnya agak sulit sih karena tak ada pelayan tapi setelahnya aku terbiasa." Kata Ye Chen ringan, tentu saja ia sudah terbiasa dari awal namun untuk mempertahankan indentitasnya sebagai tuan muda maka ia harus mengatakan hal ini.

"Begitu, baguslah."

"Aku tidak bisa lama-lama disini jadi aku akan pergi dulu." Kata Zhao Xiyao berdiri.

"Baiklah, kapan-kapan datang lah ke puncak keenam, disana lebih sepi daripada puncakmu jadi disana lebih asik untuk mengobrol." Kata Ye Chen.

"Baik, nanti aku akan pergi ke sana." Kata Zhao Xiyao ringan sambil tersenyum lalu ia pergi perlahan.

Melihat punggung Zhao Xiyao yang indah membuat Ye Chen tidak bisa berkedip dalam waktu singkat, ada juga keengganan dimatanya saat melihat Zhao Xiyao pergi.

"Haa, aku tidak bisa terlalu terikat, aku masih terlalu lemah, lebih baik aku juga pergi untuk berlatih daripada terus disini." Kata Ye Chen kepada dirinya sendiri.

Ia kemudian bangkit untuk mengembalikan buku lalu pergi ke lantai dua dan kembali ke puncak gunungnya untuk berlatih.

Menjadi Suami Yang Tak Terkalahkan Setelah Masuk Selama 100 TahunWhere stories live. Discover now