23. || HANYA KAMU

39 6 0
                                    

Hendak keluar dari rumah sakit, gadis yang tengah berjalan di samping Gibran itu tiba tiba tertunduk, kedua tangannya menempel di kepala

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Hendak keluar dari rumah sakit, gadis yang tengah berjalan di samping Gibran itu tiba tiba tertunduk, kedua tangannya menempel di kepala. Rupanya lagi dan lagi Prim merasakan rasa sakit di kepalanya. Sontak itu membuat kawan-kawannya mendekat, apalagi Gibran yang sudah sedari tadi menahan bahu Prim.

"Prim lo kenapa?" tanya Bella ikut menahan tubuh Prim.

"Prim lo jangan bercanda." ucap Apin.

"Prim kepala lo sakit?" tanya Rani.

"Gibran lebih baik Kamu bawa lagi ke rumah sakit."

"Nggak, nggak mau. Prim takut suntikan." ucap Prim mengelak.

"Tapi lo kesakitan Prim." kata Bella.

"Prim cuma mau duduk sama Gibran."

"Lo migren kali Prim." ucap Apin.

"Yaudah duduk aja dulu." pinta Muhtar.

Prim duduk lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Gibran, kedua mata gadis itu terpejam menahan rasa sakitnya.

"Lo mau minum?" tanya Gibran.

"Biar gue beliin minum yah." ucap Bella.

"Beib, biar gue aja yang beli yah." sambung Apin menahan pergelangan tangan Bella.

"Cckk! Apaan sih Apin pegang pegang. Yaudah sana beliin."

Muhtar yang tiba tiba mendapatkan panggilan masuk dari ponselnya, ia izin pamit pergi karena masih banyak urusan baginya. Muhtar menggelengkan kepalanya ketika Prim masih bersandar di bahu lelaki itu.

"Gibran jagain Prim, jangan macem macem. Bapak pulang duluan yah."

"Iya Pak hati hati."

Rani yang sedari tadi memandang keduanya tampak memperlihatkan ekspresi tak suka nya kepada kemesraan Gibran dan Primilly.

"Prim lo kalau sakit periksa lah?" kata Rani.

"Prim cuma pusing biasa Rani."

"Lo bukan pusing tapi lo sakit."

"Rani, bisa diem nggak?"

"Iya kan gue cuma kasih saran."

"Nih Prim minum yah." ucap Apin yang baru saja datang lalu membungkuk.

Gibran sebagai orang di sampingnya membantu Prim ketika gadis itu ingin meneguk sebotol air mineral. rasa sakit di kepalanya mulai memudar, tapi ia tak lagi bersandar di bahu Gibran. perlahan Prim membuka matanya.

"Masih sakit nggak?" tanya Bella.

"Lo harus pulang, gue anterin lo." ucap Gibran sembari membantu Prim bangkit.

"Ada ada aja lo Prim." kata Apin.

"Gue balik bareng lo ya Pin." ucap Rani.

"Aduh Ran, sorry. Gue mau boncengin Bella."

GIBRAN UNTUK PRIMILLY Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt