Halo Kakak2!
Gimana perasaannya setelah baca cerita ini sejauh ini? Smg tetap tabah ya Kak.
Cerita ini akan segera selesai. Jadi mohon bersabar sebentar lagi hehehe.
Kmrn ada yg nanya, knpa cerita ini ga dibikin work sendiri aja.
Karena eh karena, cerita ini tadinya direncanakan hanya 10 bab aja. Namun kemudian selama penulisan dirasa perlu sedikit lebih mengeksplor, jadi kayaknya akan nambah jadi 15 bab. Tapi karena ga nyampe 50 bab (seperti cerita2 saya yg lain, hehehe) kan nanggung ya kalo pindah2 work lagi. Supaya pembacanya stay di work ini aja gitu. Lagian cerita ini relatif singkat kok. Sat set sat set, langsung santet! Hahaha
Oiya, kmrn jg ada yg blg bhw baca cerita ini bikin mood jelek. Nah, utk bab kali ini bakal bikin mood lbh jelek si. Jd kalau ga mau mood jelek di pagi hari, boleh baca nanti malem aja..... kecuali kalo udh penasaran bgt ya hehehe.
Dan karena bab ini akan bikin ga nyaman n bikin bad mood, saya mohon maaf sebelumnya.
Makasih untuk selalu mendukung si Kemuning ya Kak,,, meski dia bucin n bego aja mau dinikahin sirri doang.
* * *
Selama beberapa minggu ini Arya sudah bersabar dan berusaha memahami sikap Ning. Ia maklum jika Ning sedih, lalu kecewa dan marah padanya akibat kejadian saat keguguran itu. Tapi ini sudah hampir satu bulan, dan tiap kali ia mampir ke apartemen, sikap Ning masih saja dingin. Gadis itu tetap melayaninya dengan sopan, tapi sikapnya tidak lagi ramah dan menyenangkan. Gadis itu justru cenderung bersikap formal pada Arya, seolah dirinya hanya pembantu rumah tangga. Dan Arya kesal dengan hal itu. Ia merasa Ning sedang mempermainkan dan mengoloknya.
Tiap kali Arya mencumbunya, Ning juga selalu menolak, dengan alasan baru keguguran. Dan puncaknya, ketika suatu malam Arya kembali ke apartemen, apartemen dalam keadaan kosong. Membuat Arya makin marah.
Arya tidak pernah melarang Ning membuka usaha catering, karena ia bisa mengerjakannya dari rumah. Jadi kapanpun Arya membutuhkan Ning, harusnya gadis itu selalu ada di rumah. Tidak seperti ini, sudah malam tapi belum pulang. Apalagi ketika akhirnya Ning tiba di apartemen, Arya melihat lelaki tetangga depan unit mengekorinya masuk ke apartemen.
Begitu masuk, Ning segera sadar bahwa ada Arya di dalamnya. Iapun menyapa suaminya singkat, tapi tetap mempersilakan lelaki lain masuk, seolah tidak peduli pada suaminya yang tidak suka melihat lelaki lain masuk ke apartemen ini.
"Minta tolong ditaruh di dapur, boleh ya Mas?" Arya mendengar Ning berkata pada Nares, sehingga lelaki itu leluasa masuk ke apartemennya hingga ke dapur.
Nares tampak mengangguk sopan pada Arya ketika mereka berpapasan, sebelum lelaki itu mengikuti Ning ke dapur dan meletakkan pinggan bulat besar serta beberapa pinggan dan alat makan lain di dapur.
Setelahnya Nares langsung pamit pulang dan Ning mengantarnya hingga ke depan pintu.
"Makasih banyak ya Mas, udah bantuin bawain ini semua." Arya mendengar Ning bicara seperti itu pada Nares.
"Sama-sama," Kini terdengar suara Nares. "Ini juga karena saya mendapat titah Bu Bos. Karena dia pesan tumpeng dan kue-kue buat syukuran ulang tahunnya sama kamu, jadi dia nyuruh saya bantuin kamu bawa."
Suara tawa Ning yang renyah terdengar.
Sudah lama Arya tidak mendengar lagi suara tawa Ning. Jadi ketika kini ia mendengar gadis itu tertawa untuk pria lain, tiba-tiba saja Arya merasa marah.
Pria tetangga itu pamit tidak lama kemudian, dan terdengar suara pintu ditutup. Ning masuk, lalu langsung menuju dapur, seolah Arya tidak ada disana.
"Kemuning!" panggil Arya, dengan suara berat menahan amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLICE OF LOVE
RomanceKumpulan cerita cinta agegap dengan konflik ringan. Readers: Ringan apanya woeeee???