Bab 31

12.7K 844 25
                                    


Happy reading

°°°





"Sial banget hidup gue, ya Allah beri hamba ketabahan, kekuatan, kesabaran untuk menghadapi ciptaan mu ini," ucap Azila sambil memotong motong wortel dengan kasar.

Sedangkan Arsen duduk di kursi bar dengan tenang, matanya terus mengawasi setiap pergerakan Azila. Dengan tangan yang dilipat didepan dada dan mulut yang mengemut permen kaki.

"Yang bener motong wortelnya, ukurannya harus sama, tebal tipisnya juga harus sama, bentuk dadunya harus sempurna," ucap Arsen.

"Harus bisa masak kalo mau jadi istri saya," lanjutnya.

Azila menatap Arsen dengan senyum terpaksanya, batinnya menggerutu kesal,  "Siapa juga yang mau jadi istri lo."

"Baik tuan muda Arsen yang terhormat."

Arsen tersenyum puas melihat Azila tertekan seperti ini. Ah dirinya jadi ingat kejadian tadi yang membuat Azila berteriak heboh, ingin rasanya tertawa kencang saat melihat muka Azila yang merasa terancam itu terlihat lucu.

Flashback

Azila melihat sekeliling dengan pandangan memuji, mansion dengan pilar pilar rumah yang mewah, tangga yang melingkar tinggi dengan lift disebelahnya, lampu gantung yang besar serta berwarna emas terlihat indah, guci guci besar terlihat di setiap pojok ruangan.

"Pak kita dimana nih, saya mau pulang ah," ucap Azila lalu berbalik badan berniat meninggalkan mansion tersebut. Tetapi belum sempat berjalan, tangannya dicekal oleh Arsen.

"Kamu gak boleh pulang," ucap Arsen lalu menarik tangan Azila menuju lantai tiga.

"Masuk," titah Arsen ketika sampai di pintu tinggi berwarna hitam.

Azila pun masuk diikuti Arsen, bau maskulin pertama kali dicium olehnya, jajaran rak rak buku terlihat rapi, Azila pun berjalan semakin kedalam dan ternyata ada ruangan kerja yang sedikit berantakan.

"Mau ngapain pak?" tanya Azila heran saat dirinya dibawa kesini.

Arsen berjalan ke arah kursi kerjanya lalu duduk dengan santai, "Tolong bereskan kekacauan ini, saya harus bekerja."

"Hah!" Azila menatap Arsen dengan tatapan tak percaya.

"Pak! situ kan punya pembantu, kenapa jadi saya yang harus beresin ini," protes Azila sambil menunjuk berkas berkas yang berserakan beserta buku buku dimana mana.

"Tapi saya maunya kamu yang beresin, udah gak usah protes nanti saya belikan kamu album lagi," ucap Arsen sambil mengotak atik tabletnya.

"Cih, kenapa bapak demen banget jadiin saya babu sih!" ucap Azila kesal sambil membereskan berkas berkas yang sudah tercampur padu.

"Terserah saya," ucap Arsen dengan santainya.

Azila meninju ninju udara sambil menggigit bibirnya gemas, ingin menolak tapi tawaran yang diberikan sangat menarik untuknya.

"Lagian kenapa sih pak sampe berantakan begini, kalo udah berantakan situ juga kan gak mau beresin," omel Azila.

"Bapak juga harusnya rapi dong, cowok juga harus apik pak, bisanya ngeberantakin tapi beres beresnya gak mau," lanjutnya sambil terus menyusun kertas kertas yang berserakan.

Arsen menatap Azila jengah, sudah biasanya dia diomeli olehnya. Rasanya seperti istri yang mengomeli suaminya.

Beberapa menit kemudian Azila selesai membereskan dokumen serta buku buku yang berserakan tadi. Badannya dia regangkan lalu berjalan keluar ruang kerja Arsen.

Young Mom (END)Where stories live. Discover now