Bab 54

7.2K 591 1
                                    


Happy reading..

°°°









Angin malam menyapu dengan lembut helaian rambutnya, tangannya menggenggam erat cup kopi dengan sesekali meneguknya. Tatapan mata yang terlihat lelah itu sesekali terpejam damai.

"Halo," sapanya saat teleponnya berdering.

"Besok. Daddy sedang di rumah sakit, datanglah nanti dengan yang lainnya. Hm, Daddy juga ingin menyampaikan sesuatu, Good night."

Tut.

Sambungan telepon terputus, helaan nafas panjang terdengar. Sret... Agas melihat ke belakang mendengar suara decitan kursi, terlihat Azrel yang duduk dengan selimut yang dibawanya.

"Kamu mau dengar cerita?" tanya Agas sambil melihat Azrel, Azrel hanya terdiam tanpa menjawab.

Agas tersenyum tipis lalu duduk di samping Azrel, diletakkannya cup Kopi yang dibawanya. Lalu mengambil selimut yang dibawa Azrel, tangannya dengan cekatan menyelimuti tubuh Azrel yang sedari tadi terdiam.

"Kamu ingin mendengarkan?" Azrel mengangguk pelan, sedangkan Agas tersenyum tipis tubuhnya dia sandarkan dengan mata yang terpejam. Helaan nafas pelan terdengar, pikirannya mulai tertuju pada kejadian beberapa tahun lalu.

Flashback.

"Sudah Abang bilang Agas, tidak usah membalasnya!" teriakan seorang lelaki dengan tangan yang menggenggam laporan dari anak buahnya.

"Aku tak terima, bang. Mereka membuat aku kehilangan keponakan ku!" tegas Agas.

Lelaki itu menghela nafas kasar lalu menyandarkan tubuhnya di kursi kekuasaannya, "Tapi tidak seperti ini Agas. Apa kamu tak sadar bahwa kamu secara tidak langsung membunuhnya?"

"Aku sadar. Bukankah kakek bilang nyawa dibalas nyawa?" ucap Agas dengan senyum miringnya.

"Kau jangan seperti kakek Agas, Abang tidak suka. Jangan menjadi pembunuh," Agas mendelik tak suka mendengar ucapan Abangnya itu.

"Aku tidak peduli. Gara gara mereka aku kehilangan keponakan ku, anakmu bang. Aku tidak terima! mereka bahagia mendengar kamu kehilangan penerusmu."

"Abang tau, Abang juga merasakan apa yang kamu rasakan. Bahkan lebih, tapi kau harus menjaga emosimu, jangan sampai kau terperangkap dengan emosimu sendiri," ucapnya lirih.

Agas tidak menjawab, lalu berbalik meninggalkan ruangan Abangnya dengan perasaan tak karuan. Sedangkan seseorang yang dipanggil Abang oleh Agas itu memejamkan matanya lelah.

"Bang Saga," panggil seseorang.

Saga membuka matanya perlahan terlihat Deon yang berdiri di depannya dengan nafas yang memburu, "Itu, Agas gak sengaja nabrak seseorang bang."

"Apa! Bagaimana bisa? Dimana dia sekarang?" teriak Saga sambil berdiri dari duduknya.

"Di rumah sakit tempat kak Seira di rawat bang," Saga seketika langsung berlari keluar ruangannya.

Mobilnya melaju dengan cepat dengan raut cemas terlihat jelas di wajahnya. Dia khawatir dengan keadaan adiknya itu.

Saga berlari di lorong rumah sakit, kakinya berhenti melangkah kala menemukan ruangan tempat Agas di rawat. Kaki panjang dan kekar itu melangkah dengan pelan memasuki ruang rawat, terlihat Agas yang terbaring lemah dengan perban di kepalanya dan infusan yang tertancap di punggung tangannya.

"Kenapa bisa begini? kau pasti melanggar ucapan Abang waktu itu," ucap Saga kala mengingat jika dirinya selalu memperingatkan kepada Agas agar tidak membawa kendaraan saat suasana hatinya tidak senang.

Young Mom (END)Where stories live. Discover now