Bab 80

7.2K 481 14
                                    


Happy reading.

°°°










Tepat jam lima lebih tiga puluh menit, sekitar empat mobil itu mulai melaju menuju perkemahan. Mobil satu berisi Airin dan Agas, yang kedua ada pasangan Azila dan juga Ayla, yang ketiga ada kedua sahabat Agas serta asisten dan sekretaris nya dan yang terakhir mobil yang diisi oleh bocil bocil bucin.

Dan di mobil keempat ini, keadaan sangat berisik yang diisi oleh celotehan celotehan mereka hingga sang supir pribadi Alga pun meringis kasihan dengan keadaan kupingnya.

"Syut, sudah ya tuan tuan dan juga nona nona. Kita sedang dalam perjalanan, jika kalian berisik dan nanti om kehilangan fokus gimana? Kalian tidak mau ada hal hal negatif yang terjadi kan?"

"Iya om botak. Maaf ya, sekarang om fokus aja nyetir. Kita bakalan diem kok," ucap Alga yang duduk di tengah dengan Zio di samping kanannya dan Deren di samping kirinya.

Rion berada di kursi depan, sedangkan ketiga anak perempuan itu duduk di kursi paling belakang dan sedari tadi mereka berdua lebih tepatnya Nataya dan Amora berebut idolanya.

"Ipin itu punya aku, kamu si Fizi aja! jangan ambil punya aku!" pekik Nataya dengan suara keras.

"Nggak! aku gak mau Fizi, dia gak baik. Gak cocok sama aku!" teriak Amora tak kalah nyaring dengan tangannya memeluk tablet yang sedang menyiarkan video kartun anak bocah kembar botak itu.

Sang supir yang sudah tak tahan dengan kegaduhan kedua anak perempuan itu menepikan mobilnya lalu keluar dari mobil, pintu penumpang di buka lalu memindahkan Nataya kedepan dan Zio kebelakang. Setelah itu sang supir pun kembali ke kursi kemudi lalu kembali mengemudi menyusul ketiga mobil lainnya.

"Uncle kenapa aku di pindahin?" tanya Nataya.

"Biar gak gaduh, Jadi uncle bisa fokus nyetir. Sudah ya, kalian pada diem aja atau nggak tidur lagi. Perjalanan juga masih lumayan jauh," ucapnya.

"Tapi Nataya masih pengen nonton kaltun," ucap Nataya lesu.

"Ini," Ucap Deren sambil menyerahkan handphone nya, "Pakai punya aku aja."

"Eum, gak papa emang? kan Delen lagi main game?" tanya Nataya.

"Gak papa, lagian kita sudah selesai mainnya. Alganya juga udah tidur, jadi main sama siapa?" ucapnya.

Nataya pun mengambil handphone Deren dengan mata berbinar lalu dengan segera memutar video kartun kesukaannya, Deren pun hanya memperhatikan sambil menyandarkan tubuhnya di kursi mobil tak lama matanya memberat dan alam mimpi pun akan segera mulai.

"Kenapa gak dari tadi gini aja? adem," gumam sang supir saat melihat tuan muda dan nona mudanya itu tertidur pulas.

Berbeda juga dengan keadaan di dalam mobil Azila, sedari tadi Ayla mengelus perut Azila tanpa lelah. Katanya biar nanti anaknya Azila sudah terbiasa dengan sentuhan atau keberadaan nya.

"Perut lo makin gede aja nih," ucap Ayla.

"Ya Iyalah bayi gue kan hidup ya pasti akan tumbuh dan berkembang," ucap Azila sewot.

"Hehe, gemes gue. pengen letupin perut lo," ucap Ayla.

"Ye...Lo kira anak gue balon apa?" pekik Azila.

Ayla hanya tertawa, "kali aja bisa, pfft. Mikirin nya aja gue ngakak."

Azila mendengus kesal, "Sono lo bikin, terus coba tuh letusin perut lo bisa gak? kalo bisa gue kasih mansion."

Ayla seketika terdiam dari tawanya lalu menatap Azila jengkel, "Bikin bikin. Dikira gampang! iya sih kalau udah nikah. Lah gue?" ucapnya menggantung.

Sedangkan tanpa Ayla sadari sedari tadi Joshua mengamati segala pergerakan nya dari tempat duduknya, "Kamu mau cepat cepat nikah karena pengen cepat cepat bikin anak?"

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang