Segila apa?

6.6K 619 35
                                    

Kesabaran Bright benar-benar telah habis. Dirinya dirambati gusar. Entah berapa lama waktu yang harus ia habiskan untuk mobilnya yang perlu dibawa ke bengkel karna tiba-tiba rusak

Ibunya juga tidak mengangkat telfonnya sama sekali

Untung lah sekarang ia telah sampai di pekarangan rumahnya. Namun, sebuah mobil yang terlihat asing menarik perhatiannya

Ada tamu?

Bright bergegas turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya, dengan tergesa berjalan ke arah pintu utama

Ketika telah sampai di ambang pintu, tatapannya seketika kembali dingin

Alisnya terhubung dengan heran, sambil mengumpat dalam hati

"Bright, mengapa kau baru pulang?" Tanya nyonya Chivaaree sebagai sambutan untuk kedatangan putranya

"Ada sedikit gangguan di perjalanan pulang" Jawab Bright. Namun, tatapannya tetap fokus menyorot sang tamu dengan tajam

"Kekasihmu telah menunggumu sejak tadi"

Ucapan sang Ibu membuat mata Bright berkedut tak kentara. Apapun yang terjadi, ia tidak boleh sampai terpancing emosi di hadapan ibunya

"Kekasih?"

"Sayang, kau pasti kelelahan" Win menepuk sisi kosong di sebelahnya dan tersenyum begitu sempurna... Dan Bright kini tersadar, bahwa hal-hal beracun juga bisa muncul bersama sesuatu yang manis

Bright tidak memperdulikannya. Ketika kakinya hendak melangkah pergi melaluinya, seorang anak laki-laki berumur 4 tahun tiba-tiba muncul dari ruang keluarga dan berlari ke arahnya dengan pekikan bahagia "Papa!"

Wajah Bright melunak. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi.

Bright langsung berlutut dengan tangan terbuka untuk menyambut tubuh kecil itu

"Papa kenapa balu pulang?" Tanyanya dengan pengucapan yang cadel

Bright memperhatikan wajah anak itu. Masih ada sisa-sisa air mata dan hidung yang memerah, menandakan seberapa lama anak ini habis menangis. Namun, senyumannya kali ini membuat Bright begitu legah

Semenjak kematian saudara dan kakak iparnya, Archen tidak pernah tersenyum selebar ini lagi

Bright tau seberapa terpukulnya anak ini atas kepergian kedua orang tuanya dua bulan lalu. Itulah mengapa Bright berusaha begitu keras untuk mengalihkan pemikirannya dan memberi pemahaman bahwa anak ini begitu dicintai

Bright mengelus kepala Archen yang berada dalam pelukannya

"Papa memiliki kendala di perjalanan pulang. Mengapa Archen menangis?"

"Acen lindu Mommy sama Daddy" Cicit Archen

Win seketika menoleh pada sosok mungil itu. Seketika, satu sudut dalam hatinya merasa tidak nyaman

Benarkah usia Archen baru 4 tahun?

Mengapa anak itu bisa berbicara begitu sensitif dibandingkan anak-anak seusianya?

"Archen sudah makan?" Bright mengalihkan pembicaraan

"Sudah"

Senyuman berusaha dipasang pada wajah Bright "Anak pintar!"

"Archen, kemari" Win memanggilnya, membuat anak itu melepaskan diri dari Bright dan menghampiri pemuda manis yang duduk di atas sofa

Tubuh kecil itu Win angkat untuk ikut duduk ke atas sofa. Setelah anak itu berada di sebelahnya, Win berbicara "Call me Mama"

Bright seketika menatap Win dengan penuh ketidak setujuan di matanya

"Mama!" Panggil Archen dengan bersemangat

Cool Mama!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang