Kamar yang sepi, bersama dengan angin yang menyerang masuk lewat jendela yang terbuka lebar. Tak heran sang penghuni kamar merasa kedinginan. Cuaca tengah gelap, segelap suasana hatinya hari ini
Speaker dipasang dengan volume keras, memutar playlist lagu patah hati. Kisahnya campur aduk, tentang seseorang yang dicampakkan, penyiksaan batin dalam suatu hubungan, putus cinta, penghianatan, dan kisah-kisah lain yang tak jauh dari permasalahan-permasalahan itu
Win menatap ke luar jendela dengan suasana hati yang kacau, ia terisak, namun berusaha meneriaki lagu-lagu yang didengarnya, bernyanyi untuk melampiaskan beragam emosi yang muncul
Bright refleks memejamkan matanya begitu ia memasuki kamar. Berusaha untuk tidak menutup telinga dan membuat istrinya semakin marah
Archen segera berlari menurunkan volume speaker di sebelah Win
"Mama, maaf... Tapi suara dari speaker ini mengganggu telinga Archen" Archen menunduk di hadapan Win dengan penuh penyesalan
Win mengangguk dan mengusap air matanya "Tidak apa-apa, Mama bisa melanjutkannya di malam hari"
Bright meneguk salivanya, ia akan terbunuh jika tindakan ini mencapai part dua
"Mama kenapa?" Archen yang tidak mengetahui permasalahan antara kedua orang tuanya kini memberanikan diri untuk menanyai Win. Pasalnya, ini terlihat sangat serius dimana Win sampai menangis sesenggukan di dalam kamar dan memutar puluhan lagu patah hati
Ketika Win hendak menjelaskan, ia tak dapat bersuara... Mengingat kembali kejadian tadi membuat hatinya kembali retak
"Huaaa!!! Archen, Papa tidak mencintai Mama lagi!" Win berteriak, menangis dan memeluk tubuh putranya yang membuat Archen langsung menajamkan pandangannya pada sang Ayah
"Papa, apakah itu benar?!"
Bright yang diteriaki segera gelagapan, namun ia tak tau harus menjelaskan dari mana "Tidak! Kejadiannya adalah-"
"Jangan mengarang! Kau benar-benar pria licik, kau sialan, brengsek!" Win meraih bantal dan melemparkannya pada Bright "Menyingkir dari hadapanku, Pria berhati busuk!"
Bright mengusap wajahnya dengan frustasi, namun tetap meyakinkan dirinya untuk menghampiri Win di tempat tidur. Tangannya terulur melepaskan Archen dari pelukan Win
Sekarang, Bright mengambil alih pelukan itu. Memeluk Win dengan erat sebagai bukti bahwa perasaannya tak pernah berubah sama sekali "Kapan aku berhenti mencintaimu, hm?"
"Lalu mengapa?" Win bertanya sesenggukan
Archen yang semakin penasaran, menyimak baik-baik pembicaraan di antara kedua orang tuanya dengan seksama
"Tadi aku--"
"MENGAPA KAU BISA LUPA BAHWA AKU INI MEMBENCI KACANG?!" Win berteriak, namun ia berusaha menenangkan dirinya, dan melanjutkan "Bisa-bisanya kau membelikanku roti dengan selai kacang?! Padahal aku sudah menunggumu pulang sejak kau baru berangkat ke kampus"
Archen membuka mulutnya setelah mendapatkan jawaban, ia dan Bright kini saling menatap satu sama lain
Bright memberikan isyarat lewat tatapannya pada Archen 'Itu masalah yang sepele, bukan?'

YOU ARE READING
Cool Mama!✔️
FanfictionSi badass Win dan si dingin Bright yang harus bekerja sama untuk menjaga seorang anak laki-laki yang penuh dengan cinta! "Call me Mama" Bright seketika menatap Win dengan penuh ketidak setujuan di matanya "Mama!" Panggil Archen dengan bersemangat Hi...