Make you mine

3.2K 355 27
                                    

"The sunscreen is beautiful, isn't?"

"Hah?" Bright memasang wajah tanya, tak dapat mengerti sama sekali dengan pertanyaan yang diajukan sang lawan bicara

Win tertunduk memainkan jemarinya "Sayang kau tau sendiri kan, semua skincare yang aku gunakan selama ini memakai uang pria sialan itu? Um tapi karna sekarang dia telah dipenjara jadi... Ayolah kau mengerti sendiri. Sunscreenku habis"

"Kenapa kau tidak mengatakannya sebelum berangkat ke sekolah?"

Win mengangkat pandangannya "Memangnya kau akan membelikanku?"

"Mulai sekarang semua uangku adalah milikmu juga"

Mata Win membulat, tersenyum gembira dan berlari meraih lengan Bright untuk dipeluk "Baiklah! Aku akan membeli pabrik sunscreen saat kita pulang"

"Um"

Win tersenyum saja, tangannya tetap setia memeluk lengan Bright di depan orang-orang. Mereka kembali menjadi pusat perhatian, tatapan dari mereka lagi-lagi beragam. Ada yang sangat mendukung, ada yang mungkin iri hingga membenci, dan sebagian kecil memilih untuk tidak ikut campur

Tapi berbicara tentang orang-orang, apakah mereka berfikir bahwa hubungan Bright dan Win sudah resmi?

Win langsung menatap Bright lagi dengan tatapan kesal "Ngomong-ngomong kita belum pacaran, tau!"

"Ya"

"Hey, kita belum berpacaran!" Win memaksanya "Ayo, tembak aku sekarang"

"Kau saja"

"Kau saja, bodoh!"

"Ayo jadi pacarku" Ajak Bright tanpa minat

"Tidak mau" Win tertawa keras sambil menjulurkan lidahnya, meledek Bright karna berhasil mengerjainya

"Baiklah, tidak perlu" Bright memutar arah

"Hey, kau mau kemana?"

"Kembali ke kantin untuk menembak orang lain"

Mata Win membola. Dengan cepat ia menarik tangan Bright dan memukul lengannya "Itu tidak lucu sama sekali, sialan!"

"Dan menolakku juga bukan hal yang lucu"

Win merasa sebuah pedang jatuh dari langit dan menancap pada pucuk kepalanya

"Kembalilah ke kelas"

Win mengernyit, ia gelagapan selama beberapa saat. Namun, pertanyaannya tak urung "Lalu, kau akan kemana?"

"Bukan urusanmu"

⁽◝◜⁾

Setelah berputar-putar di area sekolah sendirian, Win memutuskan untuk kembali ke kelas dengan alasan kelelahan

"Gulf sayang!!!"

Win menyapa seseorang yang tengah sibuk mengerjakan soal-soalnya. Win prihatin, seharusnya Gulf bisa menjadi lebih santai seperti dirinya. Karna selama ini Win selalu meminta bantuan Bright untuk mengerjakan tugasnya

"Ada apa?"

"Kau tidak bersama Bright?" Tanya Win, kini ia duduk di meja pemuda manis itu

"Siapa yang akan berani mengikutinya saat dia terlihat begitu marah seperti tadi?"

Marah?

Win mengangkat telunjuknya ke arah Gulf "Kau bilang... Marah?"

"Um" Gulf meletakkan pulpennya dan menutup buku "Dia terlihat sangat marah. Itulah sebabnya pengurus OSIS khawatir"

Cool Mama!✔️Where stories live. Discover now