SATU

108K 12K 575
                                    

Kanaya meremat kertas di bukunya, membuat buku tulis yang berisi materi itu kusut dan sebagian ada yang robek.

Sial, bisa-bisanya ia dibilang simulasi gantung diri oleh orang yang katanya most wanted di sekolah. Ganteng sih, tapi kalau mulutnya blak-blakan seperti itu buat apa?

"OMO, OMO NAY, Omaygat," ujar Reta yang baru saja masuk ke kelas.

Kelas sedang free karena gurunya yang sedang rapat. Kebanyakan siswi sedang menonton empat most wanted yang sedang bermain bola basket. Ck, kurang kerjaan.

"Apa?" tanya Naya galak.

"Lo tau ga? Kak Carel bakal ikut olimpiade Ipa. Wah gilaa, udah ganteng, keren, pinter lagi.."

"Jangan panggil dia kak, dia seumuran sama kita," ujar Naya melempar bukunya membuat Reta terkejut.

"Eh, eh. Kenapa lo?" tanya Reta bingung.

"Orang yang lo puji-puji setiap hari itu baru aja ngatain gue simulasi gantung diri."

"Hah? Eh gimana?"

"Bodolah, pokoknya gue ga suka sama dia. Ganteng-ganteng mulutnya lemes," ujar Naya bangkit untuk mengambil buku yang tadi ia buang.

"Sabar, sabar. Sini cerita," ujar Reta menepuk kursi sebelahnya.

Tanpa diminta dua kali, Naya langsung menceritakan apa yang dialaminya tadi. Mulai dari dirinya yang terlempar bola basket, uluran ikat kepala dan berakhir dirinya yang dibilang simulasi gantung diri.

"Ngeselin banget kan?" ucap Naya mengakhiri perkataanya.

Bukanya marah, reaksi Reta sangat diluar dugaan Naya. Lihatlah gadis dengan rambut yang tergerai itu justru tersenyum tak jelas.

"Aaa, Kak Carel..."

Pug

Naya memukul wajah Reta dengan buku ditanganya, membuat Reta meringis.

"Udah gue bilang jangan panggil Kak."

"Kenapa sih? Suka-suka gue dong, mau manggil kak, mau manggil Carel, mau manggil sayang.."

Pug

Lagi-lagi Reta meringis, ketika buku Naya kembali menimpuk wajahnya.

"Tapi Nay, Kak Car--

"Lo ngomong pakai kak lagi gue tampol ya."

Reta tertawa ketika melihat muka kesal sahabatnya.

"Iya iya, Carel. Lo tau ga? Carel kan mau olimpiade Ipa, tapi katanya masih nyari pasanganya. Lo ikutan gih."

"Gue? Ikutan olimpiade, sama cowok kaya gitu? Ogah.."

"Kok gitu, padahal itukan impian setiap siswi disini. Ikut olimpiade bareng Carel, setiap hari belajar bareng, setiap hari ketemu. Akhh jadi pengin."

"Kalau gitu, kenapa ga lo aja?"

Reta nyengir, menggaruk rambutnya sebentar.

"Lo kan tau gue Nay, otak gue ga akan nyampe buat mikir soal begituan. Tiap kali ada Pr aja, gue gue selalu nyontek lo."

Naya mendengus, lebih memilih menelungkupkan kepalanya di atas meja, bersiap tidur.

"Permisi kak."

Reta yang baru saja mengeluarkan ponsel dari sakunya menoleh ke arah pintu, disana sepertinya adik kelas sedang mencari seseorang.

"Kenapa?" tanya Reta ramah.

"Kak Kanaya nya ada? Tadi saya disuruh manggil Kak kanaya untuk ke ruang guru, menemui pak bondan."

I'M CAREL (TERBIT)Where stories live. Discover now