30. Kesempatan Baru

190 30 29
                                    

Colaboration with abangcendol

***

Lagi enak-enak nikmatin weekend, eh tiba-tiba udah senen lagi aja. Kayaknya itu sudah menjadi keluhan bagi semua orang. Dan itu artinya, kita harus melewati hari-hari yang memusingkan sebelum akhirnya bertemu weekend lagi.

Hari ini sudah lewat dua hari sejak terakhir kali Jihyo date dengan Daniel sabtu lalu, dan dua hari sejak bertemu dengannya. Dan di hari senen yang gak terlalu indah ini, mereka berdua akan kembali lagi bertemu di sekolah.

Tapi ini seperti ekspektasi Jihyo. Sejak pagi ketegangan diantara keduanya sudah langsung terlihat. Jihyo tidak melihat, bahkan melirik saja tidak pada Daniel, begitu juga dengan Daniel pada Jihyo. Tapi dari sudut matanya ia bisa sesekali merasakan Daniel yang melirikan matanya. Ini terus berlangsung begitu saja, tanpa kata dari kedua belah pihak. Berbeda jauh dari biasanya kalau Daniel akan selalu menyapa Jihyo setiap saat kalau mempunyai kesempatan.

Keduanya benar-benar menjadi awkward dan keduanya sama-sama tahu kalau penyebabnya adalah date (gagal) mereka kemarin.

Hari ini adalah jadwal mereka ke lab Kimia untuk praktek salah satu materi. Untungnya guru membebaskan memilih kelompok sendiri jadi ia sekarang ini tak lagi sekelompok dengan Daniel seperti dulu.

Jihyo mengeluarkan jas labnya dari dalam tote bag lalu merapihkan buku Kimianya. Jihyo dan ketiga temannya (sekaligus teman kelompoknya) bangkit dari duduknya dan pergi ke luar kelas menuju lab.

"Jihyo"

Panggilan itu membuat Jihyo membalikan tubuhnya dan hanya bertemu dengan Daniel yang menghampirinya. Jihyo mengisyaratkan temannya untuk pergi duluan dan kini hanya mereka berdua di depan kelas mereka.

"kenapa Niel?" tanya Jihyo, sedikit mengantisipasi dengan apa yang ingin dikatakan.

"soal yang kemaren... gua minta maaf ya. bukan soal lu yang bayarin doang tapi soal semuanya. gua ngerti mana aja yang salah"

"gak papa Niel, kan gua udah bilang santai aja" Jihyo tersenyum memastikan.

"kalo gitu nanti gua bales deh di date selanjutnya, gimana? gua jamin lu gak bakal nyesel lagi"

Mendengar itu senyum tipis pada wajah Jihyo mendadak hilang. Apa harus ada date selanjutnya? Tidak, Jihyo tidak yakin bisa melakukan itu lagi.

"kalo soal itu..." Jihyo menggigit bibir bawahnya sedikit ragu. "sorry ya Niel, kayaknya gua gak bisa lagi deh"

Perkataan itu membuat Daniel terpaku ditempat dan hatinya seperti ada yang memukulnya, takut dengan apa kemungkinan maksud dari perkataannya.

"m-maksudnya?"

"maksudnya kita udahan sampe disini aja. maaf Niel tapi gua gak bisa boong sama diri gua sendiri kalo gua ngerasa gak cocok sama lu" jelas Jihyo baik-baik. "bukan maksud gua lu itu ada kekurangan atau gimana, gua ngerasa kurang cocok aja. bukan cuma itu, sebenernya gua juga kurang tertarik soal cinta-cintaan, malah gua sama sekali belom siap"

Jihyo menatap tepat di mata Daniel, berharap perkataannya tidak terlalu menyakitkannya. Ia tahu kalau yang namanya ditolak itu pasti akan terasa sakit.

"jadi maaf ya Niel kalo gua gak bisa ngebalikin perasaan gua ke lu. maaf banget kalo gua gak bisa ngerasa kayak yang lu rasa"

Daniel juga menatap Jihyo, bingung dengan apa yang harus ia katakan, apa yang harus ia lakukan. Perkataan dari Jihyo di luar ekspektasinya. Hatinya sangat sakit mendengarnya tadi.

"owh, gitu..." Daniel memulai, gugup. "o-oke deh, gua ngerti kok. gua juga gak bisa maksain perasaan orang kan?"

"makasih udah ngerti, sekali lagi maaf ya"

Above | JeonghyoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora