5

3.9K 274 5
                                    

Sejak bangun tidur tadi arhan merasa tubunya semakin tidak enak, mulai tubunya yang lemas dan kepalanya yang terasa di tusuk tusuk, ingin rasanya arhan tidak sekolah tapi hari ini ada ulangan harian fisika di jam pertama jika hari ini arhan tidak masuk sekolah sudah pasti arhan akan mengerjakan ulangan harian itu di ruang guru dan tentunya arhan akan sendiri tidak ada yang menyonteki.

Arhan duduk di salah satu meja makan setelah duduk arhan langsung merebahkan kepalanya di atas meja, sembari menunggu ibunya menyiapkan sarapan.

Arkan sebenarnya tidak tega melihat adiknya sakit dan memaksa untuk sekolah tapi kalau hari ini arhan tidak sekolah sudah pasti arhan akan ulangan harian sendiri dan mendapat nilai yang kecil.

Luna meletakan semangkuk oatmell di meja"adek sakit kok keliatan lemas gitu"

"pusing bun"ucap arhan jujur buat apa ia berbohong kalau tidak ia beri tahu pun luna akan tahu sendiri.

Luna mengecek suhu arhan dengan meletakan punggung tanganya ke dahi arhan, sensasi hangat langsung menjelas ke punggung tangan luna"anget loh dek nggak usah sekolah saja ya, biar bunda telfon dokter suruh periksa kamu sekalian bikin surat sakitnya"

"nanti ada ulangan harian kalau nggak masuk nggak bisa nyontek kakak"

Arkan mendengus kesal saat namanya ikut ikutan di bawa bawa"nanti gue ajarin kalau lo susulan tapi hari ini nggak usah sekolah"

Arhan menegakan tubuhnya lalu menggeleng pelan"nggak mau, pokoknya hari ini gue sekolah"

Luna menghembuskan nafas pelan, ia juga harus menyadari sikap keras kepala arhan yang sudah sekeras batu"yaudah tapi nanti kalau sudah selesai ulanganya langsung ke uks ya"

Arhan hanya membalas dengan anggukan saja

*_____*

Sudah 30 menit kelas 11 ipa 2 mengerjakan ulangan harian fisika, suasana kelas tampak hening semua siswa siswi fokus mengerjakan soal masing masing, arkan sulit memberi contekan arhan karena soal mereka berbeda alhasil karena arkan kasian melihat arhan yang sudah pucat pasi arkan akan mengerjakan soalnya dan soal arhan, untung saja guru fisika bukan termasuk guru killer jadi arkan sedikit tenang.

Arhan menjatuhkan kepalanya di meja ia sudah tidak kuat lagi untuk sekedar menyangga kepalanya, kini perutnya juga ikut berulah belum lagi rasa mual yang membuatnya semakin tidak nyaman"kak..."panggil arhan pelan.

Arkan yang mendengar arhan memanggilnya langsung menoleh ke samping yang sudah mendapati arhan yang terlihat sangat lemas"kenapa? Masih kuatkan?"

Air mata arhan meluruh begitu saja membasahi pipinya kalau boleh jujur dari tadi juga arhan sudah tidak kuat untuk melihat angka angka yang berada di kertas ulanganya sudah buram padahal arhan masih menggunakan kacamata"enggak.."

Arkan semakin kawatir mendengar jawaban arhan yang mengatakan sudah tidak kuat lagi, arkan melihat guru fisika yang asik bermain ponselnya, arkan mendorong kursi hingga gesekan besi dan keramik menimbulkan suara nyaring, semua atensi mata tertuju padanya termasuk mata guru fisika juga langsung melihatnya tapi arkan tidak peduli, arkan menyentuh bahu arhan"ke uks sekarang ya?"

"arkan kenapa?"tanya guru fisika bernama hasan.

"arhan sakit pak, ini sudah lemas mau saya bawa ke uks"

Hasan yang mendengar arhan sakit langsung menghampiri ke tempat duduk arhan dan benar saja kulit arhan sangat pucat dan kringat dingin membasahi pelipisnya"yaudah ke uks saja"

Arhan memejamkan matanya arhan bukan pingsan hanya saja arhan tidak tahan dengan denyutan yang menyakitkan di kepalanya. Arhan menarik nafasnya namun tarikan pertama gagal karena rasa sesak.

arhan-2AWhere stories live. Discover now