Chapter 51

4.6K 465 122
                                    

"Aku tau kamu suka overthink, tapi tolong kamu tanya dulu baik-baik ke aku, komunikasiin, jangan apa-apa tuh marah duluan tiba-tiba kayak tadi. Kalo kamu ga tanya gimana kamu mau tau?bisa kan lain kali itu tanya dulu baik-baik?"






















Selamat membaca
,,,_________________________,,,






Alasan saya menulis itu dua, kalo ga lagi jatuh cinta ya patah hati

Dan sekarang ini saya patah hati, jadi berbahagialah kalian karna saya akan kembali menemani kehaluan kalian.

Jomblo itu sangat enak bukan?bukan!!!!!!


Buat kamu yang DM di IG, ini buat kamu wkwkw

Dan juga buat kalian semua yang udah setia nungguin🤍

Makasih banyak yaa udah setia sampe dititik ini, masih mau nunggu, aku seneng banget🤍































Author POV

Gracia berlari-lari kecil mengitari lapangan yang ada di sekolahnya, sebagai hukuman karna dia terlambat hari ini.

Gracia mengusap keringatnya yang mulai bercucuran, mengitari lapangan basket 20 kali putaran sangat membuatnya lelah.

Setelah selesai menjalankan hukumannya Gracia bergegas menghampiri guru yang telah menghukumnya.

"Udah 20 kali putaran Bu, saya udah boleh masuk kan?" tanya Gracia pada guru yang berdiri dihadapannya.

"Tunggu dulu, dasi kamu mana?" tanya guru itu dengan tatapan tajam.

Gracia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, tangannya yang satunya lagi merogoh saku jas almamaternya.

"Kenapa ga di pake?kenapa malah dimasukin ke saku?" marah sang guru tak habis fikir dengan kelakuan Gracia.

"Maaf bu" lirih Gracia sambil menunduk.

"Sekarang pasang dasi kamu!" Perintah sang guru tegas.

Gracia memasang wajah polosnya, menatap gurunya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Enggg.... saya gabisa make dasi bu" lirih Gracia sedikit malu.

"Kalo ibu Anya berkenan, saya boleh minta bantuan ibu?atau engga saya janji buat make nanti dikelas dan minta temen saya buat makein bu" jelas Gracia sambil menatap ragu.

Guru tersebut adalah Bu Anya, guru killer yang ditakuti oleh semua murid disekolah ini.

Gracia menanti jawaban dari bu Anya dengan perasaan was-was, dia sangat takut jika kembali di marahi lagi, dihukum lagi.

Bu Anya mengambil dasi yang ada ditangan Gracia, dan mulai memasangkannya di kerah baju Gracia.

Bu Anya yang postur tubuhnya memang jauh lebih tinggi dari Gracia itu harus menunduk agar bisa memasangkan dasi tersebut.

"Bu Anya pake parfum apa?wangi banget" celetuk Gracia karna dengan jarak sedekat ini mampu membuat Gracia mencium dengan jelas aroma parfum milik Bu Anya.

Pertanyaan Gracia tersebut tak mendapat jawaban apapun, karna bu Anya masih memilih untuk fokus memasangkan dasi.

Beberapa saat kemudian Shani melewati koridor yang otomatis juga bisa melihat ke arah lapangan.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang