DS 04

39 7 11
                                    

Lo kira gue baik-baik aja ngeliat lo sama dia berduaan? Di depan mata gue? Mending lo mati!
- DeZa -

________________

"Buset, tolongin woi!" teriak Devan.

Ia segera berlari menghampiri Delon yang tidak bisa bergerak. Ia menahan tiang bendera fakultas dan beberapa tumpukan kayu yang mulai berjatuhan.

"Bantu angkat!" Draco menyuruh anggotanya.

"Luka?" tanya Devan khawatir.

Delon menggeleng. Ia sedikit gemetar karena beratnya kayu. Lagipula siapa yang menyimpan tumpukan kayu setinggi itu di tengah lapangan?

"Eh, Lon. Lo luka ke tenda dankes sono!" titah Draco saat melihat lengan kanan Delon terluka cukup panjang.

Devan yang melihatnya segera bergegas membawa Delon. Jika tidak laki-laki itu akan menganggap semua hanya luka kecil baginya.

"Dra! Kalian urus ini, ya. Pokoknya siapin aja dari sekarang untuk api unggun sebentar malam. Gue mau antar dulu Delon," ujar Devan dibalas Draco dengan memberikan jempol setuju.

Delon melirik Devan dengan tidak suka, padahal ia bisa saja pergi menemui dankes sendiri tanpa harus dituntun seperti anak kecil.

"Gue enggak mau liat lo luka lagi," gumam Devan hanya didengar oleh mereka berdua.

Delon semakin bingung, sebenarnya Devan ini siapa? Dan kenapa dia seolah tahu Delon?

Saat memasuki tenda, pandangan Delon tertuju pada Aza, sedang menyuapi Selin dengan lembut. Nampak wajah Selin juga terlihat memerah karena perlakuan Aza.

"Dankes!" panggil Devan.

Rio segera datang menghampiri mereka dan memberikan pertolongan pada Delon.

"Udah ini besok sembuh," ujar Rio terkekeh.

"Makasih, Yo."

"Thanks, Bang."

"Sip."

"Jangan sakit lagi, ya," ujar Aza dibalas anggukan Selin.

Delon yang mendengarnya hanya terdiam. Ia pun tidak ingin menoleh melihat dua sejoli di belakangnya.

Seseorang panitia memasuki tenda dankes dan memberitahu Devan jika tenda registrasi dan tempat pengkaderan yang ada di pantai sedikit rusak.

"Lo di sini dulu, ya. Jangan kemana-mana sebelum gue balik," ujar Devan pada Delon.

Ia pun segera pergi bersama panitia. Pandangan mata Delon bertemu dengan Aza. Delon yang nampak biasa dengan wajah datar sedangkan Aza mengerutkan kening bingung.

Delon menghampiri mereka berdua. Nampak Selin merasa sedikit tidak suka dengan pandangan Delon kepadanya. Mengganggu qtime bersama Aza, meskipun hanya di tenda dankes, pikir Selin.

"Lon, di sini udah lama? Ngapain?" tanya Aza.

Delon menunjukkan lengannya yang diperban. Biasanya Aza akan khawatir jika melihat Delon terluka atau sakit, namun sekarang laki-laki itu menatap biasa saja pada Delon.

"Udah sehat, Kak?" tanya Delon dibuat seramah mungkin.

Selin tersenyum dan membalas, "Udah."

Delon membuka perban yang berada di betis Selin, tidak ada darah bahkan kakinya tidak memar sedikit pun. Bentuk gigitan ular itu bahkan seperti gigi manusia. Delon mendumel dalam hati, bisa-bisanya Aza dibodohi oleh perempuan di depannya.

DeZa's Story 2 (On Going)Where stories live. Discover now