DS 08

42 5 3
                                    

Ternyata sudah akrab sebelumnya
- Delonix Regia Kevvana -

_______

Aza memasukan motornya di dalam garasi. Hari ini perkuliahan begitu singkat, tapi rasanya ia telah mengarungi gunung dan lembah yang sangat luas untuk menyelesaikan perkuliahannya. Meskipun sebenarnya hari ini hanya 1 mata kuliah saja, ia seperti mahasiswa yang super aktif. Biasanya awal semester memang seperti itu. Nindsi sudah pulang sejak dua hari lalu, semoga saja ibunya telah menyiapkan makanan, karena tenaganya benar-benar terkuras habis.

Aza ingin sekali menunggu Delon, tapi perempuan itu masih ada jam perkuliahan berikutnya dan ia tidak sanggup menahan lapar. Mengapa dulu ia tidak memilih kelas yang sama dengan Delon saja atau Delon saja yang sekelas dengannya?

Saat akan memasuki rumah perhatiannya teralihkan pada flat shoes yang tidak pernah ada di rumah sebelumnya. Lebih tepatnya memang tidak pernah ada.

"Sepatu siapa, nih? Pink lagi!" gumamnya bingung.

Aza melangkah masuk, dari arah dapur terdengar suara Nindsi sedang tertawa dengan seorang perempuan. Mungkin ada teman Nindsi yang datang, mungkin saja.

"Assalamualaikum, Aza ganteng pulang!" salam Aza sedikit meninggikan suaranya.

"Aza, sini 'Nak!" panggil Nindsi.

Dengan langkah santai Aza menuju dapur dan melihat seseorang yang dia kenali di sana.

"Selin?!"

Selin tersenyum melihatnya, sementara wajah Aza sangat nampak kebingungan.

***

Kaki kecil Aza berlari menghampiri tetangga perempuannya. Ia sudah menganggapnya seperti kakak perempuan yang selalu memperhatikannya.

"Aza! Ini buat lo." Selin memberikan segelas jus pada Aza yang terlihat kegirangan.

"Makasih, Kak."

Rok dan celana biru mereka penuh dengan rumput jarum. Aza seharian belum pulang ke rumahnya dan malah bertengger di rumah tetangganya.

"Aza, enggak dicariin sama tante Sisi?" tanya Selin.

Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Anehnya Aza masih setia bermain basket di halaman rumah Selin. Halaman rumah Aza? Ya, sedikit berantakan karena pembangunan rumah.

"Enggaklah, kalo dicariin tinggal manggil," jawab Aza enteng.

"Seenggaknya lo ganti seragam dulu gitu," saran Selin.

Ia duduk di kursi teras dengan memperhatikan Aza yang lihai mendribble bola dan memasukannya ke dalam ring basket.

"Lo aja belum gantian."

"Ya, kan gue baru pulang ogeb abis dari les. Bentar lagi gue lulus, gue tinggal lo!" Selin meminum jusnya hingga tandas.

"Iya, ya. Bentar lagi lo SMA, cepat banget," ucap Aza.

Aza menghentikan kegiatannya dan duduk di depan teras membelakangi Selin. Sekarang ia mulai jarang bersama Selin karena perempuan itu sibuk dengan sekolahnya yang sebentar lagi akan menghadapi ujian.

"Lo 'kan punya banyak teman, Za. Ajak aja main ke sini. Lagian Randi abang lo itu ke mana?"

Aza memutar bola matanya malas. Randi sebenarnya manusia baik yang ia miliki, tapi manusia itu sering bersama temannya daripada dirinya. Sangat tidak berperikeadik'an menurutnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DeZa's Story 2 (On Going)Where stories live. Discover now