DS 06

29 6 0
                                    

Radit dan Aren segera bergegas setelah membeli beberapa barang yang mereka butuhkan. Tidak butuh waktu lama mereka sampai di tempat yang telah Delon siapkan. Beberapa balon sudah dipasang oleh Kia, Keylana dan Tandra.

"Ini, Lon." Radit memberikan kotak barang yang sudah mereka beli.

"Good, thanks!"

Jika dipikir, Delon menghabiskan banyak uangnya hanya untuk merayakan ulang tahun Aza kedua kalinya selama dua hari ini.

"Nih, minum. Lo kerja terus dari tadi," ucap El memberikan jus pada Delon begitu pun pada yang lain.

"Makasih, El." Ia meminum jusnya, "kalian kalau capek istirahat aja dulu, lagian masih lama kok," jelas Delon.

"Mana ada lama? Ini tinggal tiga jam lagi," sanggah Demos.

"Kalau gue bilang istirahat, ya, istirahat."

Delon meninggalkan mereka di ruangan itu, pergi menggunakan mobil Arin untuk mengambil Birthday Cake yang sudah ia siapkan untuk Aza. Ia senyum-senyum sendiri mengingat bagaimana reaksi Aza nanti.

Sebelum sampai di toko kue, Delon menyempatkan diri ke barber shop langganannya. Sudah beberapa bulan ia tidak ke tempat itu.

"Wow, Delon! Udah lama gue enggak liat lo and I see rambut lo udah mulai panjang." Bili menyapa dengan senyum merekah.

Ia sudah lama tidak melihat temannya. Biasanya Delon akan datang sebulan sekali untuk mencukur rambutnya bahkan sehelai saja. Mereka berjabat tangan layaknya sesama teman, meskipun Bili tau jika Delon itu perempuan, tapi auranya berbeda. Siapa pun yang bertemu Delon pasti akan langsung tertarik dengan penampilan perempuan setengah gender itu.

"Ya, gue sibuk banget akhir-akhir ini, biasa ngurus perkuliahan."

Delon duduk di kursi kosong, melihat tampilannya di kaca. Tidak di sangka selama lima bulan lamanya ia tidak menggunting rambut dan sekarang rambutnya sudah lumayan panjang menyentuh punggungnya.

"Jadi, lo mau cukur bentuk apa, nih?" tanya Bili.

Beberapa laki-laki di tempat itu melihat Delon dengan penasaran. Apa ada laki-laki secantik itu? Dan kenapa dia akrab sekali dengan pemilik barber?

"Bang Bili, hari ini anggota baru join, kan?" tanya Mosa—karyawan—sambil mencukur pelanggannya.

"Yoi, bentar lagi nyampe tuh anak," jawab Bili.

"Lo ada contoh cut yang bagus enggak?" tanya Delon.

Bili memberikan buku sample cut pada Delon bersamaan dengan seseorang yang memasuki barber.

"Lo datang juga akhirnya!" sapa Bili.

"Iya, Bang."

"Lo langsung aja praktik, ya. Minggu lalu gue udah ajarin triknya juga gimana bagusnya cutting. Ini ada beberapa pelanggan, tapi yang satu itu tetap gue yang handle," jelas Bili sambil menunjuk Delon yang masih melihat sampel cuttingnya.

"Delon?!"

Delon menoleh. Manusia itu lagi, pikirnya.

Bili heran, "Lo kenal Delon?" tanyanya.

"Adik tingkat gue, Bang," jawab Devan.

"Wah, bagus. Enggak perlu gue kenalin lagi ke lo soal Delon, dia itu langganan spesial di sini soalnya," jelas Bili sambil terkekeh.

Devan memulai pekerjaannya, mengapa dia begitu bersemangat setelah tahu Delon ada di sini?

"Gue ada nih rekomendasi buat lo, quiff, side cut, comma sama surf cut. Ada juga buat cewek tomboy nih, pixie cut, boy cut, shaggy layer, wavy high, dan yang lagi trend ini wolf cut. Jadi, lo mau yang mana?" jelas Bili.

DeZa's Story 2 (On Going)Onde histórias criam vida. Descubra agora