Suri & Traumanya

80 47 264
                                    

Int. Asrama Putri Ponpes As-salam - Kamar Hasna - Sore

Seminggu kemudian.

Naila dan Hasna duduk di lantai. Hasna sibuk menyetrika beberapa potong baju.

NAILA

Abis sholat Isya kita ada latihan sepak sawut sama Suri.

HASNA

Aku enggak mau ikut.

NAILA

Kenapa?

HASNA

(Ketus)

Buat apa?

CUT TO:

Ext. Lapangan Bola - Malam

Dua buah botol air mineral berisi air dan minyak sayur, tiga buah gelas plastik dan sebongkah sabuk kelapa tergeletak di atas tanah.

Suri, Arifin dan Naila mengelilinginya. Arifin khusyu membaca doa, Suri dan Naila tampak khidmat. Selesai berdoa Arifin menuangkan air ke dalam gelas plastik lalu menyerahkannya ke Suri dan Naila, lalu meminum air doa itu.

Suri, Arifin dan Naila melumuri kaki dan tangan mereka dengan minyak sayur.

SURI

Hasna kenapa belum dateng?

NAILA

Katanya lagi banyak PR.

Sejenak Suri cemas melihat sabuk kelapa di depannya. Naila dan Arifin melihat kecemasan Suri.

ARIFIN

Tenang, ini aman kok. Sampai sekarang belom ada orang yang terluka karena main sepak sawut. Aku nyalakan ya, apinya?

Arifin mengambil korek api dari saku celananya.

NAILA

Suri, ini enggak seseram yang kamu bayangin, kok!

Suri bimbang dan ragu.

ARIFIN

Tangan sama kaki kita sudah pake minyak sayur, jadi aman selama kita main sepak sawut. Kalo minyaknya udah kering lumurin lagi biar kulit enggak terbakar. Oke, dinyalahin ya, sabuk kelapanya? Liat baik-baik. Jangan pejamkan mata. Ini saatnya kamu belajar berani melawan ketakutanmu. Oke?

Suri masih bimbang dan ragu. Naila lalu meraih tangan Suri, dan menggenggamnya. Suri menatap Naila yang tersenyum kecil, Suri berusaha tersenyum.

Arifin menyalakan korek api. Suri menggenggam tangan Naila dengan erat, wajahnya cemas ketika batang korek api yang menyala mendekati sabuk kelapa. Tersundut api, seketika sabuk kelapa terbakar api.

Suri terkejut, mundur beberapa langkah, namun tangan Naila yang menggenggam tangannya menahan Suri untuk terus mundur.

NAILA

Suri tenang.

Ketakutan, Suri segera memalingkan wajahnya, dan berusaha menarik tangannya dari Naila.

NAILA (CONT'D)

Suri...

Dengan kuat Suri menepis tangan Naila, lalu berlari menjauhi bola api. Arifin dan Naila mengejar Suri.

ARIFIN

Suri...!!!

Suri berhenti berlari, wajahnya ketakutan dan menangis.

ARIFIN (CONT'D)

Suri, dengarkan aku! Kamu tahu? Kamu gadis hebat yang pernah aku temui. Aku kagum atas keinginanmu melawan trauma. Aku tahu itu enggak mudah, tapi kamu harus berusaha, harus berani.

ARIFIN (CONT'D)

Aku sama Naila menemanimu. Ini bukan hanya tentang sepak sawut. Tapi juga tentang dirimu. Tentang kejayaan pesantren kita. Pesantren As-Salam. Inget itu. Sekarang saatnya kamu harus berani. Aku yakin kamu bisa!. Ayolah...

Naila merangkul Suri dari belakang. Merasa belum sanggup melawan traumanya, Suri menggelengkan kepala, melepasan pelukan Naila dan berlari pergi sambil menangis. Arifin dan Naila sedih melihat kepergian Suri.

CUT TO:

Sepak Sawut (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang