🐻 10 | Thank You and Sorry 🐻

4.7K 316 23
                                    

Sudah tak terhitung berapa kali Abu menabrak benda-benda di rumah Via

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Sudah tak terhitung berapa kali Abu menabrak benda-benda di rumah Via. Tak jarang, dahi, tangan, maupun kakinya yang menjadi korban. Rasanya, butuh waktu yang lama untuk menanamkan semua tempat di ingatan. Sampai kapan Abu akan merasa tak berdaya seperti ini?

Pemuda itu tetap mencoba mengandalkan dirinya sendiri, dengan perlahan mengulurkan kedua tangan ke depan—meraba-raba sesuatu. Dinding, Abu menerka bahwa sesuatu yang sedang dia sentuh sekarang adalah pembatas area berstruktur padat itu. Terbukti, permukaannya pun terasa datar.

Namun, Abu sontak menengok ke arah kiri kala ada seberkas cahaya yang berhasil membangkitkan jiwa penasaran. Pemuda itu memang buta, tetapi reseptor cahaya miliknya masih bisa berfungsi. Sayangnya, asupan cahaya tersebut memang tidak terolah menjadi penglihatan. Alhasil, Abu hanya bisa mengetahui bahwa tempat yang sedang dia 'lihat' sekarang adalah tempat yang terang.

Memberanikan diri, sang pemuda melangkahkan kakinya mendekat ke arah yang pada awalnya dia duga sebagai ruangan khusus. Akan tetapi, tebakannya langsung berubah ketika semilir angin menembus kulitnya. Ah, sudah lama sekali dia tidak menghirup udara segar alami—bukan gas yang selama ini berasal dari pendingin ruangan.

Abu semakin dibuat yakin tatkala tangannya yang masih terulur itu tak sengaja terantuk sesuatu yang keras. Tanpa ragu, pemuda itu menyentuh kembali benda yang ada di dekatnya. Permukaannya terasa rata, hanya saja ada beberapa lekukan di sebagian tempat.

Setelah sepuluh detik menjamah, Abu menemukan benda yang menyerupai bentuk tabung menempel di benda keras yang dia pegang tadi. Baiklah, sudah dipastikan, itu pasti gagang pintu! Berarti, sekarang dia ada di depan pintu. Tunggu sebentar! Sinar matahari, angin segar, dan pintu? Apakah ini adalah pintu keluar rumah?

Abu patut memuji dirinya karena berhasil menemukan akses utama dari rumah ini, kan? Sayangnya, lengkungan senyum yang hampir terulas sempurna itu terpaksa membatalkan kehadirannya akibat sesuatu yang menganggu pikiran. Sang pemuda mengembuskan napasnya. Huh, padahal aku udah agak lama tinggal di sini, tapi aku baru bisa nemuin pintu ini sekarang, batinnya.

Memalukan sekali, Abu baru bisa menemukan pintu utama rumah Via setelah sekian lama, itu pun karena tidak sengaja. Wajar, kalau ada orang yang menertawakannya, mengingat pemuda itu saja ingin menertawakan dirinya sendiri. Bohong, kalau Abu mengatakan bahwa dirinya sudah menerima kenyataan. Faktanya, pemuda itu masih belum bisa 'menegakkan kepala'.

Berlagak sok kuat? Benar sekali! Percayalah, terakhir kali Abu menangis adalah ketika kedua orang tuanya meninggal dunia. Jangan pikir Abu tidak lelah menjalani hari-harinya yang semakin lama terasa hambar. Apalagi, setelah dia dipertemukan dengan orang yang disukainya.

Dengan perlahan, Abu mencoba melangkahkan kakinya melewati ambang pintu. Kini, untuk pertama kalinya pemuda itu menginjakkan kaki di tempat terbuka sejak kecelakaan yang menimpanya. Namun, apa daya Abu ketika tak mengetahui bahwa tangga di depannya sudah menanti?

Difficult Role ✔ [TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora