🐻 36 | Past Memories 1 🐻

5K 359 4
                                    

Jangan mengira bahwa Abu benar-benar tertidur di saat Sisil mengucapkan salam perpisahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan mengira bahwa Abu benar-benar tertidur di saat Sisil mengucapkan salam perpisahan. Aroma bayi yang familiar selalu berhasil memanjakan indra penciuman, Abu menyadari bahwa 'Via' sedari tadi memang sudah berada di kamarnya. Akan tetapi, ada yang aneh. Mengapa 'Via' hanya duduk diam saja? Penasaran, Abu memutuskan untuk menunggu. Sampai akhirnya, suara asing masuk ke pendengaran.

"Bubu, aku yakin kamu pasti bisa sembuh. Sehat-sehat, ya ..., sampai ketemu lagi," ucap Sisil lembut.

Apa? Suara siapa itu? batin Abu. Memang ada kemiripan suara dengan Via, hanya saja lebih lembut. Pemuda itu memang buta, tetapi dia bisa pastikan bahwa orang yang berada di sampingnya ini bukanlah Via. Namun, mengapa orang asing bisa sampai masuk ke kamarnya?

Dan yang lebih anehnya lagi, sang gadis memanggilnya dengan sebutan Bubu. Bukankah hanya Via yang memanggilnya seperti itu? Ingin mencari tahu apa maksud dan tujuan orang tersebut masuk ke kamarnya, Abu tetap diam. Sayangnya, setelah kata-kata tadi, sang gadis tak lagi bersuara. Baiklah, anggap saja Abu bermimpi, mungkin pemuda itu sedang banyak pikiran.

Abu memang menepis segala sesuatu yang membebani pikiran, tetapi pemuda itu tidak pernah melupakannya. Dan ternyata, Abu baru menyadari bahwa pemilik suara yang dia dengar waktu itu adalah Sisil ketika takdir mempertemukan mereka dalam waktu dan tempat yang tak terduga.

"Bubu," panggil Sisil.

Ya, dengan dapur sebagai tempat pertemuan ulang mereka, Abu meminta Sisil untuk memanggilnya dengan sebutan khusus. Terbukti, setelah gadis itu mengeluarkan suaranya, Abu langsung tahu kalau Sisil adalah orang yang selama ini dia cari dan bukan Via.

Sebenarnya, Abu memang sudah mencurigai Via sejak pertama kali matanya dinyatakan pulih. Ya, semuanya bermula pada saat rumah Via kebakaran. Raut khawatir sangat jelas tercetak di wajah Abu tatkala melihat gadis kesayangannya yang dipapah keluar oleh salah satu petugas pemadam kebakaran.

"Viaaa!" pekik Abu panik. Pemuda itu berlari sekencang-kencangnya, lantas memeluk Via dengan erat.

Aneh, Abu merasa gadis itu telah bertumbuh tinggi. Bagaimana tidak, perempuan yang awalnya punya tinggi tubuh sebatas dadanya saja kini mendadak berubah menjadi tepat di bawah dagunya. Ditambah lagi, ada aroma bunga yang menguar dari tubuhnya.

Entahlah, agak asing memang, mengingat aroma yang biasa dia hirup dari tubuh 'Via' adalah aroma bayi. Namun, tidak terlalu ingin ambil pusing, Abu mengusir pikiran anehnya sesegera mungkin. Kondisi gadis itu lebih penting dari apa pun saat ini.

Sayangnya, kecurigaan tersebut malah berlanjut di saat Via mendadak bersikap manja. "Telepon dari siapa? Kok, nggak diangkat? Siapa tau penting, loh," ucapnya kala mendapati ada seseorang yang menghubungi Via.

"Nggak penting, kok, cuma nomor tak dikenal," balas Via, "nggak usah ditanggepin."

Abu mengangguk saja, percaya dengan perkataan Via barusan. Akan tetapi, apa yang selanjutnya terjadi benar-benar mencengangkan.

Difficult Role ✔ [TERBIT]Where stories live. Discover now