🐻 40 | Bayi Cadel 🐻

6.3K 395 15
                                    

Sulit dipercaya, mata Sisil berkaca-kaca setelah mendengar pengakuan Abu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sulit dipercaya, mata Sisil berkaca-kaca setelah mendengar pengakuan Abu. Gadis itu tahu bahwa semua ini nyata, tetapi ada bagian dirinya yang masih menganggap bahwa semua ini hanya khayalan. "Kamu yakin, kamu nggak menyesal sama ucapan kamu?"

Menyadari bahwa Sisil meragukan perasaannya, Abu tersenyum maklum. Baiklah, pada mulanya, Abu memang merasa bahwa dia mencintai Via. Namun, ternyata dia salah. Ya, pemuda itu salah mengenali perasaannya sendiri.

Jatuh cinta yang sesungguhnya benar-benar dia alami pada saat ada orang yang memperhatikan setiap bagian kecil dari kehidupannya. Dan orang itu adalah Sisil. Fakta yang tidak bisa dibantah adalah Abu yang jatuh cinta pada Sisil. Keyakinannya itu semakin kuat kala sang pemuda melihat jauh ke dalam mata Sisil yang indah itu. Abu memang mencintai Sisil dan dia tidak akan mengelak lagi.

"Nggak akan pernah," balas Abu penuh keyakinan.

"Kalau kamu bilang aku nggak baik-baik aja di saat Via udah punya pacar, kamu salah besar. Sisil ..., aku akan lebih nggak baik-baik aja kalau kamu ... pergi dari aku. So, please ... just stay with me," lanjutnya.

Rasa bahagia yang meledak-ledak, Sisil tak bisa lagi mendefinisikan perasaannya melalui kata-kata. Tanpa terasa, setetes cairan bening itu berhasil lolos. Namun, Sisil sontak menggantikannya dengan senyuman yang indah, membuat Abu ikut tertular menarik kedua sudut bibirnya.

"I will," bisik Sisil, merasa terharu sambil berbalik memeluk Abu, mengalungkan tangannya di leher sang pemuda.

Tentu saja, Abu akan dengan senang hati menyambutnya. Sesekali, pemuda itu mengecup ringan pelipis Sisil. Aroma bayi yang menguar dari tubuh sang gadis memang membuat Abu betah bertahan dalam posisinya. Namun, karena masih ada hal yang harus dipastikan, Abu terpaksa melepaskan pelukannya untuk sementara.

"Sisil, sekarang giliran aku yang nanya sama kamu," ucap Abu serius.

"Nanya apa?" balas Sisil ragu.

"Kenapa kamu mau menerima tawaran Via untuk ngerawat aku?

Sisil mengerutkan dahinya, bingung. "Ehmm, kalena waktu itu Via belsedia membiayai kuliah aku kalau aku menelima tawalan dia."

Sesuai dengan ekspektasi, Abu tersenyum mendengar jawaban jujur Sisil. "Macaroni and cheese itu ... kamu yang bikin, kan? Via juga yang minta kamu masak buat aku, kan? Tapi ..., kenapa kamu masih mau ngebantu via di saat kamu udah nggak dapet imbalan lagi?"

Sisil berpikir lagi. Sebenarnya, apa yang Abu inginkan? Tampaknya pemuda itu senang sekali membuat kepalanya berputar mencari jawaban. "Kalena ... Via itu sepupu aku. Dia butuh bantuan aku dan aku juga mau nolong dia."

"Berarti kamu terpaksa, ya, merawat aku? Kamu mau merawat aku cuma demi uang?" pancing Abu.

"Iya, m-mungkin bisa dibilang kayak gitu. Tapi, kalau masalah telpaksa, aku nggak telpaksa, kok. Aku benelan seneng kalau kamu sembuh."

Difficult Role ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang