0:27

8.7K 507 207
                                    

Sungguh Gio tidak bisa tidur karena para sahabat-sahabat laknatnya yang sungguh menjengkelkan. Mereka datang dari pulang sekolah sampai sekarang belum juga ada niatan para orang-orang peganggu itu akan pulang.

"Hhmmm ..." dehem Gio keras membuat para anak 1sivage lansung menoleh.

"Kenapa ? Haus yah?" Tanya Adnan mengahmpiri sohibnya itu.

Mendengus kesal, Gio memberengut. "Lo pada tau nggak sih ini udah jam berapa?" Tanyanya.

"Tau, ini udah hampir setengah sepuluh. Kenapa emang?" Satu kening Adnan terangkat.

"Heh onta gue ngantuk dan lo pada nggak ada niatan gituh mau pulang"

Sontak para anak 1sivage menggeleng barengan membuat Gio menghela napas lelah. Bisa-bisa terganggu acara helingnya. Yup! Gio menganggap bahwa rumah sakit adalah tempat terbaik untuk menenangkan diri serta mengistrahatkan diri.

Katanya banyak perawat cantik yang biasa dia gombali. Cih dasar buaya emang.

"Bro kita datang kesini tuh karena dua alasan" ujar Arga membuat kening Gio mengkerut bingung.

"Dua alasan?" Ulangnya bertanya.

Mereka semua mengangguk. "Satu karena titahan bos Mikey untuk ngejaga lo, takut aja nanti ada penyusup. Kedua karena emang kita mau datang, sekalian cuci mata liat suster-suster cantik" jelas Arga dengan senyuman menggodanya.

Wajah Gio seketika jadi datar. Cowok itu hanya bisa menghela napas. Kalau begini dia pastikan tidak akan bisa tidur nyenyak karena para curut-curut di hadapannya sekarang.

"Tenang aja Gio, ada babang Beni yang siap menjaga engkau sobatku" Gio hanya menatap datar sohibnya yang satu itu.

"Lo kok kayak nggak suka gitu sih Gi kita datang ke sini" celetuk Afkar salah satu anak 1sivage, wajahnya terlihat di sedih-sedihin. Dan itu membuat Gio semakin ingin memukuli mereka satu persatu.

"Gue suka-suka aja lo pada datang kesini. Tapi ... BUKAN KAYAK GINi JUGA MARKONAH!!" Gio menghela napas sambil menepuk dahinya pelan.

Matanya bisa melihat kamar tempatnya sekarang di rawat amat berantakan. Mana mereka semua tidak tau diri lagi, bahkan tidak ada inisiatif mau bersihin bekas makanan mereka semua.

"Lo semua cuman datang kesini nyampah doang, numpang makan. Kalau bukan numpang makan yah nupang tidur" keluh Gio menatap malas teman-temannya.

Seketika mereka semua hanya menyengir. Tidak tau bahwa Gio akan se-stres ini dengan kedatangan mereka. Padahal mereka hanya ingin menghibur sahabat mereka yang satu ini.

"Kan kita mau datang temanin lo Gi, sekalin numpang makan. Dari pada tuh makanan di anggurin, kan sayang kalau terbuang sia-sia. Mending kita makan aja dari pada mubazir" celetuk Beni yang dapat anggukan dari yang lain.

Gio mendengus mendengarnya. Cowok itu hanya bisa pasrah dengan adanya para cucunguk mengesalkan di kamarnya. Kalau begini hancur sudah acara istrahatnya. Padahal kan ia ingin menikmatinya sebelum ia bisa di izinkan pulang.

Tidak ada lagi pembicaraan selain suara berisik teman-temannya yang lagi main game dan bernyanyi tidak jelas. Gio hanya bisa diam mengamati.

Sampai pintu terbuka dan menampakkan seseorang yang Gio tunggu-tunggu kehadirannya.

"Hai Gio" sapaan lembut itu seketika membuat Gio bahagia.

Sontak suara-suara bising itu menjadi senyap. Gio mendelik kesal pada teman-temannya. Mereka diam nanti saat datang Attaya, tadi aja ributnya minta ampun.

"Gimana keadaan lo Gi?" Saga muncul dari belakang tubuh Attaya.

Semakin merekah saja senyum Gio. Kalau ada Saga terjamin damai hidupnya.

my Sweet GangsterWhere stories live. Discover now