25: si bodoh

2.4K 405 15
                                    

Bella duduk santai di meja dapur, satu tangan memegang telpon dan satunya mengambil buah anggur dan memasukanya ke mulut.

"Yuki meninggal seperti yang anda duga pembunuhnya Daniel!"

Suara rendah laki laki cukup menggambarkan bahwa dirinya sedang hati hati dalam berbicara, wajah Bella tetap tanpa reaksi tapi kuku kuku tajamnya menusuk buah anggur hingga hancur.

"Aku pikir membesarkan kucing rumahan ternyata kucing hutan!"

Ujarnya dingin saat mengingat sosok Daniel yang selalu imut dan bertingkah manja, siapa yang menduga baru berapa hari di tinggal remaja lelaki itu berubah kejam.

"Sebelum Yuki meninggal ia sempat menemui Lucian, entah apa yang di ucapkan yang pasti Lucian Ryu terlihat mulai bimbang"

Bella smirk, tampaknya Daniel mengetahui niatnya walaupun tanpa ia tuturkan, tiba tiba langkah kaki dari jauh terdengar mendekat.

"Terus kabari diriku, dan berhati hatilah terhadap Daniel. Aku rasa dirinya tidak sebaik diriku dalam menghadapi pembelot seperti dirimu!"

"Baik nona Bella"

Bella mematikan hpnya dan menurunkan tanganya dengan lambat saat seseorang datang melewati meja makan.

Tindakanya sangat tenang seolah olah tidak menyimpan apa pun sehingga Ken yang datang dengan penuh keringat tidak curiga sama sekali.

"Tidak bisa tidur juga?"

Bella menatap Ken dengan penuh tanda tanya saat lelaki itu basah kuyup memandikan keringat.

Ken yang berada di depan kulkas meneguk air lalu berbalik menuju ke Bella dan duduk di kursi hadapan gadis itu. Bella yang berada di atas meja dan Ken yang di bangku menatap Bella.

Keduanya hanya hening tapi suasananya menjadi hangat dan harmonis.

"Jangan katakan kau mimpi buruk setelah bertemu Muza dan mulai melakukan olahraga agar tubuhmu lelah lalu kembali tidur?"

"Selain menjadi gadis kejam kau juga menjadi gadis pengamat"

Ken mengambil anggur dan mengupas kulitnya lalu menyerahkan langsung ke mulut Bella, Bella hanya menerima dengan tatapan tajam ke arah Ken.

"Menyenangkan hm mengetahui kelebihan dan kekurangan orang lain secara diam diam"

Mendengar ini Bella hampir bertepuk tangan dengan kecerdasan pemeran utama, pantas saja CEO tampan ini tak banyak melakukan sesuatu di novel asli tapi dengan sepenuh hati menjaga dan melindungi Lucian Ryu.

"Haruskah aku berterimakasih atas pujianya?"

Bella smirk menatap Ken dengan tatapan lembut penuh kasih. Ken mengupas anggur dan kembali menyuapi Bella.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Membuat kami semua jatuh cinta padamu lalu kau meninggalkan kami tanpa kepastian"

Ken menatap Bella dengan dingin, suara yang awalnya lembut kini berubah serius.

"Jika aku katakan bahwa aku membenci kalian semua apakah kau akan percaya?"

Ucapan ambigu Bella mengejutkan Ken, Bella kembali tersenyum sambil merapikan rambut Ken di depan telinganya.

"Tapi di antara Erza, Luci dan dirimu aku paling membenci dirimu, karna kau yang paling mengerti dan memahami diriku dan... "

"Dan apa?"

Ken bertanya dengan nada pelan, Bella menatap Ken tanpa emosi tapi pikiranya protes.

'Kau meninggalkan Bella asli saat gadis itu hamil 1 bulan, bahkan untuk Luci kau sanggup membiarkan gadis hamil itu keluar dari mobilmu saat malam hari dan hujan sedang turun deras derasnya.

Run Bella!....Run! (END) Where stories live. Discover now