08

86 16 5
                                    

Hi....
Masih ada yg nungguin gak ya? 😅

Happy reading ~~~
Jangan lupa pencet ⭐
Thank you


8. Reason

🍀

Sean kembali ke rumah Airin. Ia sudah menyiapkan mentalnya untuk bertemu lagi dengan kedua orang tua Airin di hari yang sama. Ke empat orang tersebut duduk di ruang tamu, suasana begitu canggung.

"Om, Tante, sebelumnya saya minta maaf karena balik lagi ke rumah Om dan Tante. Saya beberapa kali bertemu dan mengobrol sama Airin. Dari obrolan kami... sepertinya semua akan menjadi lebih baik jika perjodohan kami cukup sampai di sini saja. Maafkan saya, Om, Tante, juga Airin karena baru menyampaikan sekarang."

"Sean, Om sekeluarga juga minta maaf. Seharusnya Om bertanya sama Airin dulu sebelum bertemu Papa kamu. Kalau sudah begini Om jadi merasa bersalah sama kalian."

"Tidak apa-apa, Om. Saya ingin bilang makasih karena akhirnya bisa bertemu Om, Tante, dan Airin lagi. Saya harap, tali silaturahmi kita tetap terjaga meskipun Airin gak jadi sama saya, ya, Om, Tante," ucap Sean sambil tertawa kecil, mencoba untuk menghibur orang tua Airin yang tampak merasa bersalah.

"Pasti, Sean. Om sama Tante berencana berkunjung lagi. Tolong sampein ke Papa kamu, ya!"

"Siap, Om."

Setelah meluruskan segalanya. Sean pamit undur diri. Niat awal ingin menuju apartemennya, ia urungkan. Sean ingin menyampaikan kepada orang tuanya sesegera mungkin. Ia tidak ingin orang tuanya salah paham dan berakhir hubungan persahabatan orang tuanya dengan orang tua Airin jadi hancur karena perjodohan mereka yang tidak jadi berlanjut. Sean sudah menyiapkan alasan yang ia rasa cukup rasional.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Sean sampai di rumahnya ketika kedua orang tuanya sedang melangsungkan makan malam. Ia pun bergabung dengan orang tuanya meskipun selera makannya sudah hilang sejak tadi.

"Loh, Sen, gak jadi ke apart?" Mamanya heran lantaran Sean tadi memberi tahunya jika ia tidak akan kembali ke rumah seusai mengantarkan oleh-oleh ke rumah Airin.

"Gak jadi, Ma. Ada yang pengin aku omongin sama Papa Mama," jawab Sean lesu.

Seusai makan malam, Sean dan orang tuanya memilih untuk duduk di ruang keluarga. Sean pun membuka suara, "Pa, Ma, soal aku sama Airin," ucap Sean menggantung.

"Eum, soal perjodohan itu, aku rasa lebih baik gak usah dilanjutin, Pa."

"Apa alasanmu, Sean? Kamu habis dari rumah Om Wisnu, kenapa kamu tiba-tiba mau ngebatalin perjodohan kamu sama Airin?" Ayah Sean mencoba berkepala dingin.

"Aku punya alasan, Pa."

"Kamu gak suka sama Airin?"

"Bukan, Pa."

"Terus apa alasanmu, Sen? Mama kira kamu mau bahas pertunangan kalian mengingat kamu habis ketemu orang tua Airin," ibu Sean menanggapi.

"Pa, Ma, aku batalin perjodohan itu karena aku mau lanjut sekolah. Dua minggu lalu aku dapet email kalo aku diterima. Maaf baru bilang ke Papa Mama," ucap Sean menyesal.

"Daftar dimana kamu? Kenapa gak ngomong sama Papa dulu?"

"London, Pa. Maaf. Rencananya emang aku mau ngasih tau Papa Mama kalau udah ada pengumuman."

"Kenapa sampe batalin rencana perjodohan kalian? Kalian bisa tunangan dulu."

"Maafin aku, Pa. Aku udah ngomong sama keluarga Om Wisnu buat menyudahi perjodohan ini. Tolong hargai keputusan aku," cicit Sean.

Love Again ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora