12

135 18 10
                                    

12. Convo

🍃


Airin berlalu menuju apartemen Sean setelah mendapat alamat dari Dimas. Ia pun dengan segera memencet bel apartemen Sean begitu menemukan unit yang ia cari.

Beberapa detik menunggu, pintu itupun terbuka.

"Airin?" ucap Sean kaget ketika membuka pintu. Ini seperti mimpi bagi Sean. Tidak pernah terlintas di pikirannya Airin akan mengunjunginya. "How can?" tanyanya heran.

"Hai, Sen. Eum... Boleh ngobrol bentar gak?" Airin bingung ingin memulai darimana.

"Ah, ya, come in," ucap Sean sambil membuka pintu lebih lebar.

Mereka kini berdua duduk di sofa ruang tamu setelah Sean menghidangkan minuman untuk Airin. Canggung, itulah kata yang menggambarkan kondisi ruang tamu itu.

"Udah makan belum, Rin?" itu suara Sean. Dari sekian pertanyaan, itulah yang ia utarakan setelah melihat jam yang menunjukkan pukul 7.30. Sebenarnya Sean sedang menunggu delivery makanan yang ia pesan beberapa menit sebelum Airin datang.

Airin menggeleng spontan. "Oke. Tunggu bentar ya, abang driver-nya bentar lagi sampe," jawab Sean.

"Eh, gak usah repot-repot, Sean," Airin merasa tidak enak.

"Gak kok. Aku udah pesen dari tadi sebelum kamu dateng. Aku ambil dulu ke bawah ya, Rin," ucapnya sambil mengecek ponselnya yang menunjukkan bahwa drivernya sudah berada di kawasan apartemennya. Sean pun hendak mengabari Dimas agar sahabatnya itu mengulur waktu untuk pergi ke apartemennya. Ia ingin menikmati waktunya bersama Airin sebelum keberangkatannya ke London. Namun, ketika membuka chat nya bersama Dimas, ia lebih dulu mendapat pesan masuk.

Dimas:
Sen, gue gak jadi ke apart lo. Makanan gue buat Airin aja.

Ah ya, mungkin sebelum lo pergi, saran gue coba confess lagi ke Airin. Gudluck, bro.

Dimas tahu Airin datang mengunjunginya? Itulah yang terlintas di pikiran Sean. Jadi, Airin tahu alamat Sean dari Dimas?

Sean sebenarnya sudah memesan makan malam untuk dirinya dan Dimas karena sahabatnya itu bilang akan ke apartemen Sean untuk mengambil barangnya yang ia titipkan di tempat Sean. Jadi, Sean membalas pesan itu dengan ucapan terima kasih. Dan soal saran Dimas, bukankah sahabatnya itu aneh? Dimas tahu jika Sean sudah confess ke Airin dan Sean juga memberitahunya jika Airin sudah punya kekasih. Kenapa sahabatnya itu tiba-tiba menyuruhnya untuk confess lagi?

Sean dan Airin makan malam dalam keheningan. Sebenarnya banyak yang ingin diutarakan oleh keduanya. Namun, hingga beberapa menit setelah mereka menyelesaikan makan malam, keduanya masih bungkam. Airin yang bingung ingin memulai darimana dan Sean yang bertanya-tanya kenapa malam minggu seperti ini Airin malah mengunjunginya, bukan pergi kencan dengan kekasihnya?

Sean akhirnya mengutarakan keingintahuannya. "Eum, Rin, how can you come here, all of sudden?"

"Ah, maaf kalo bikin kamu terkejut. Tadi aku tanya Mas Pasha, terus ketemu Dimas juga. Dimas yang ngasih kartu akses lift apartemen kamu. Oh ya, ini access card nya aku balikin," ucap Airin sambil meletakkan kartu tersebut di meja. Sean akhirnya mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya. "Eum... Kalian sering hangout bareng ya?" lanjut Airin

"Yeah, lumayan sering... Eum... Kamu nyamperin Bang Pasha? Kenapa gak telpon aja?"

"Udah. Tapi kamu gak angkat."

"Oh... Sorry, HP aku mati yang satunya," ucap Sean menyesal karena ia tidak mengisi daya ponsel utamanya. "So, apa yang pengen kamu obrolin?" Sean tidak suka kecanggungan ini jadi ia bertanya langsung.

Love Again ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang