LAMPIRAN PRELIMINARY REPORT MEMORIA, Ltd. Insiden #78

647 107 23
                                    


TRANSKRIPSI VERBATIM WAWANCARA YANG DIADAKAN DI 3 KOTA TERHADAP 3 ORANGNARASUMBER #2: STEPHANIE ERINA DARWIS

Apa tak ada satu pun orang di Memoria yang melihat betapa berbahayanya pendekatan ini?

Bu Fanie, kami akan sangat menghargai kalau wawancara ini tetap berkisar pada daftar pertanyaaan yang sudah dikirimkan pada Ibu sebelumnya, karena—

Tidak, saya serius. Bagaimana mungkin seorang klien yang sudah mengikuti Prosedur, kembali pada tempat yang ingin dia lupakan, bertemu dengan pria yang ingin dia lupakan, lalu kalian semua berkata, "Hei, mari adakan investigasi... sementara itu, biarkan mereka berdua-duaan menghabiskan waktu sesuka hati!"

Bu Fanie—

Oke. Daftar pertanyaan. Tentu. Silakan.

Bisa tolong sebutkan nama lengkap serta hubungan Anda dengan Aditya Utama, Felisita Lutfi, dan Memoria sebagai perusahaan?

Saya Stephanie Erina Darwis. Saya lulus dari S1 Psikologi UI tahun 2018. Akhir 2019, saya direkrut Memoria. Saat saya masuk, sudah ada setidaknya beberapa puluh orang lain yang bekerja di sana.

Tahun 2019, kultur perusahaan rintisan di Jakarta hampir seragam. Sekumpulan anak muda asyik, dengan lanyard berkibar di leher, satu tangan menggenggam segelas tumbler berisi kopi premium, pulang dari makan siang mahal di mal. Pekerja-pekerja berpakaian rileks, dengan kaus metal atau baju lebar dan nyaman khas Uniqlo. Kantornya berdenyut dengan semangat anak muda, menyewa lantai di gedung bonafide. Menggunakan istilah townhall meeting alih-alih rapat bulanan untuk memastikan semua orang tahu betapa egaliternya mereka. Beanbag aneka warna di atas gelaran karpet sebagai pengganti ruang tamu. Apa pun startup-nya, mau marketplace, hospitality, finansial, atau penjual tiket, semua begitu.

Memoria tidak. Memoria membosankan, tanpa gemerlap atau basa-basi, serbaserius. Startup lain yang semembosankan kami, setahu saya, biasanya bergerak di bidang energi terbarukan.

Di Linkedin, bekerja di Memoria setara dengan bekerja di PT. Mencari Cinta Sejati atau CV. Usaha Sendiri.

Kami adalah lelucon tak berkesudahan.

Dan asal tahu saja, saya tak menyalahkan mereka.

Pada 2019, mengembangkan mesin penghilangan ingatan bisa dianggap gila. Tapi coba kita bisa kembali ke tahun 2019 dan berkata bahwa di tahun 2020, satu dunia mendadak berhenti beraktivitas hanya karena satu kelelewar yang salah, bertemu dengan satu trenggiling yang salah, lalu salah satu dari mereka bertemu dengan manusia yang salah, lalu boom, terjadilah Flu-19.

Di tahun 2020, kami sangat dekat dengan uji pertama manusia, sebuah terobosan tertinggi yang pernah kami capai, saat suatu hari Aditya Utama mengumpulkan kami dan menyatakan bahwa Memoria kehabisan uang.

Menurut kalian, kalau Barack Obama tidak menikah dengan Michelle Obama, akankah beliau jadi Presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat?

Kami tidak tahu jawabannya. Kami tidak bisa berandai-andai.

Jawabannya tidak, kalau tidak menikahi Michelle, Barrack Obama tak akan menjadi Barrack Obama yang kita kenal. Bacalah Becoming kapan-kapan.

Atau bekerja di Memoria sudah terlalu merepotkan sampai pegawainya tidak bisa lagi baca buku?

Akan kami coba baca Becoming. Trims untuk rekomendasinya.

Memoria dan Aditya Utama tidak akan jadi Memoria dan Aditya Utama yang kita kenal sekarang, tanpa Felisita Lufti.

Yang Menjadikannya AbuWhere stories live. Discover now