Akhir Perjuangan

34 12 7
                                    

Tidak pernah ada kata yang baik dari ucapan selamat tinggal. No good in goodbye.

{{}}

Rasi duduk di kursi taman di seberang terminal. Sesuai keinginan Bintang, ia tidak menonton perlombaan final di Jakarta. Walaupun tidak ada Rasi untuk Bintang di perlombaan, setidaknya Rasi ada untuk menyambut kedatangannya.

Rasi biarkan hembusan angin menerbangkan helaian rambutnya yang terurai. Matahari semakin merangkak naik sedikit membuat mata Rasi menyipit diterpa sinarnya. Bising lalu lalang bus yang keluar masuk terminal pun mengusik telinga Rasi. Namun, itu tak menyurutkan niat untuk menyambut Bintang. Menurut jadwal, seharusnya bus yang membawa tim renang tiba sebentar lagi.

Rasi menunggu hingga matahari semakin terik. Duduk di kursi di bawah pohon besar tak sepenuhnya meneduhkan Rasi. Berada di seberang terminal, mata gadis itu mampu melihat tiap penumpang yang menuruni bus. Namun, belum ada satupun anggota tim renang yang tampak di penglihatannya. Padahal ini sudah lewat satu jam dari jadwal kepulangan.

Rasa gusar kini menyelimuti hati Rasi. Dengan cepat, ia rogoh ponsel, yang tidak sempat ia mainkan sejak kepulangannya ke Bandung, lalu menyalakan data ponselnya yang ternyata ia matikan. Pantas saja ponselnya sepi. Sederet pesan pun beruntun masuk sampai satu nama kontak membuat Rasi mengernyit. Pesan dari Sena yang tidak sempat terbaca olehnya.

Kak Sena: Ras, bujuk Bintang buat mengundurkan diri. Dia dilarang renang sama dokter. Maksain diri lagi sama aja bunuh diri.

Lutut Rasi seketika melemas. Tangannya bergetar, bahkan ponsel di genggaman hampir jatuh ke tanah. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja dibacanya. Jadi ini alasan Bintang menghalau Rasi ke stadion akuatik? Bintang tak ingin kekacauan dalam dirinya terbagi. Ingin ia kunci seorang diri.

Jantung Rasi berdetak dua kali lebih cepat saat pandangannya kian mengabur. Kini sudah terlambat untuk membujuk Bintang. Perlombaan final sudah selesai tiga jam yang lalu. Apa yang sedang terjadi di Jakarta? Apa yang terjadi pada Bintang? Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Rasi tak kuasa menahan gejolak yang semakin mendekapnya dalam biru. Kakinya terkunci saat batinnya menjerit ingin lari. Penantiannya menunggu kedatangan tim renang, kini terasa jadi beban. Segala sambutan yang terlintas dalam otak, lenyap seketika. Hanya tersisa doa yang dirapalnya, berharap Bintang baik-baik saja.

Tepat saat itu, satu bus melintas di hadapan Rasi dan berhenti di terminal. Di jarak yang dibatasi jalan raya, Rasi mampu melihat siapapun yang turun dari bus. Begitu melihat anggota klub renang yang turun, Rasi bingkas dari duduknya. Matanya otomatis terpancang fokus memperhatikan satu persatu anggota tim renang sampai penumpang terakhir, Sena, turun dari bus. Namun, tak tampak tibanya Bintang, membuat sesak semakin menyebar di dada Rasi.

Gadis itu pun terburu menyeberangi jalan dan mendatangi Sena yang tampak terkejut akan kehadiran Rasi. "Kak Sena, Bintang ke mana? Dia baik-baik aja, 'kan? Bilang ke gue dia baik-baik aja, 'kan?" ucap Rasi dengan nada yang kian meninggi. Ia tak sanggup menutupi rasa kalut yang menggerogoti hati dan pikitannya. Ia biarkan Sena melihat matanya yang memerah juga mendengar deru napas Rasi.

"Ras, tenang dulu," ucap Sena sembari memegangi bahu Rasi. Namun, Rasi tepis bersamaan sorot matanya yang kian menajam. Rasi membutuhkan segera jawaban.

"Gimana gue bisa tenang, Kak? Gue baru baca pesan dari lo, gue nggak sempet bujuk dia. Jadi Bintang ke mana sekarang? Kenapa dia nggak ikut turun dari bus? Dia nggak kenapa-napa, 'kan?" cecar Rasi. Buliran bening lolos dari matanya begitu saja. Rasi mulai menangkup wajahnya sendiri saat napasnya tersengal.

Sena hendak membuka suara ketika satu orang di balik punggung Rasi menyelanya. "Jangan nangis, Ras. Apalagi di depan cowok selain gue."

Rasi terkesiap dan cepat membalikkan badan. Ditemukannya Bintang yang sedang menjilati es krim dengan wajah tak berdosanya. Rasi menganga tak percaya. Kalau Bintang di sini berarti Rasi mencemaskan apa sedari tadi?

Swimmer RollsWhere stories live. Discover now