033

73 6 0
                                    

033

Save me on
Instagram : sella.selly_12
Wattpad : sellaselly12
G-mail : sellaselly48@gmail.com

warning!!
Dilarang keras!!
Mengeluarkan kata hujatan di kolom komentar!!

____

Gadis dengan seragam khas anak SMA berjalan melewati gerbang setelah turun dari bus yang tadi ia naiki tadi.

Dengan headset yang ia sumpal di kedua telinganya ia berjalan melewati teman sekolahnya yang menatapnya sinis.

Aquila, gadis itu sama sekali tak peduli dengan tatapan menghakimi itu. Gadis itu tetap berjalan santai menggendong ranselnya menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.

Tadi pagi, Orion mengirimnya pesan bahwa cowok itu tak masuk kelas. Aquila tak membalasnya, lagipula itu tak penting baginya.

Aquila menghentikan langkah kakinya saat seorang gadis dengan seragam ketat berdiri di ambang pintu kelas, menghalangi pintu masuk.

“Minggir!” ucap Aquila datar.

“Dasar murahan!” ucapnya tepat di depan wajah Aquila.

Sungguh, Aquila tak ingin merusak paginya kali ini. Aquila menatap gadis yang tak lain adalah teman kelasnya itu tajam lalu melepas headsetnya “Minggir!” titahnya dengan nada membunuh.

Cindy, gadis yang memang berkuasa di kelas itu terkekeh lalu meminggirkan badannya, membiarkan Aquila memasuki kelas menuju mejanya.

Banyak teman kelasnya yang sudah datang menatap Aquila penuh dengan selidik.

Aquila sangat benci ketika dirinya menjadi pusat perhatian seperti sekarang ini, ia menatap mejanya, sudah banyak sekali kata hujatan yang di tulis menggunakan sepidol, Aquila tidak tahu kapan teman-temannya itu melakukan hal yang tak penting ini.

Pasalnya, kemarin mejanya masih bersih. Aquila menatapnya sekilas lalu memilih tak peduli dan duduk di bangkunya. Ia mendengar dengan jelas saat bisikan-bisikan dan suara tawa dari teman kelasnya.

Bugh,

Aquila memejamkan matanya saat sebuah tempat pensil mengenai kepalanya. Suara gelak tawa langsung terdengar nyaring. Aquila enggan membalasnya, ia benar-benar tak ingin berurusan dengan orang yang tak penting seperti teman kelasnya.

“Sorry, gak sengaja.” ucap seorang gadis yang berlari mengambil tempat pensilnya cepat dari bawah tempat duduk Aquila.

Lagi-lagi Aquila diam enggan menjawab, gadis itu benar-benar tak menanggapinya sama sekali. Hingga bel panjang berbunyi, Aquila tetap diam.

Selama jam pelajaran Aquila hanya menatap kosong kearah sang guru yang tengah menerangkan pelajaran didepan sana. Sesekali ia membuang wajahnya ke samping dimana jendela berada.

Aquila langsung merembahkan kepalanya di atas meja saat bel panjang berbunyi bertanda istirahat dimulai. Aquila memejamkan matanya saat seseorang mendorong kepalanya “Heh! Gak tau malu banget lo!” ucapnya dengan lantang.

Sudah jelas itu suara Cindy, gadis itu memang selalu ikut campur dengan urusan orang lain. Aquila mengangkat kepalanya, menatap jengah kearah Cindy dengan satu temannya “Gue gak ada urusan sama lo. Stop ganggu hidup gue!”

Cindy tertawa renyah “Gue keganggu sama elo! Semua orang ngomongin elo, lo aja yang gak sadar diri! Dasar jalang!”

Ah, lo iri?”

“Apa iri? Sadar diri bego! Lo itu gak ada apa-apanya. Gue lebih segalanya dari elo!”

Aquila mengangguk lalu bangkit dari duduknya “Gue emang gak tau diri, gue juga jalang seperti yang lo bicarain. Jadi, tolong minggir!”

Sungguh, Aquila benar-benar malas harus berurusan dengan Cindy. Gadis itu meminggirkan tubuh Cindy kesamping, seakan menuli, Aquila benar-benar tak menanggapi sama sekali ucapan Cindy yang merendahkan dirinya.

Berjalan sendirian menyusuri koridor lantai tiga sendirian memang bukan hal yang menyenangkan, namun cukup menenangkan.
Terlebih saat berpura-pura tak mendengar apapun saat beberapa orang dengan terang-terangan membicarakan dirinya.

Semenjak kepergian Lyra dan kedatangan Orion di SMA Tunas Bangsa, hidup Aquila berada di ambang kehancuran. Gadis itu seperti orang gila yang tak memiliki tujuan hidup.

Berangkat sekolah hanya absen lalu memilih diam di tempat tanpa mencatat atau mengumpulkan tugas. Tentu saja beberapa kali Aquila harus berurusan dengan para guru.

Aquila tak peduli sekalipun ia harus di keluarkan!

Ponselnya bergetar, sebuah panggilan masuk dari Althair membuat Aquila terdiam sejenak di anak tangga menuju lantai dua.

Ia menggeser fitur telepon berwarna hijau, lalu mendekatkan telefon genggamnya kearah telinga “Hallo, kenapa Tha?”

“Lo dimana?” tanyanya di sebrang telepon.

“Sekolah, kenapa?” sahutnya, yang Aquila tahu Althair memang tak masuk hari ini. Katanya untuk persiapan berangkat ke Inggris besok.

Terdengar dengan jelas suara klakson kendaraan yang bersautan, Aquila tebak Althair tengah berada di jalan raya. Nada suara cowok itu juga terdengar sedikit panik “Ke kantor polisi Ra, sekarang! Investigasi kasus pembunuhan Lyra di hentikan. Gue lagi jalan kesana. Orion juga, lo ij-”

Aquila meremas ponselnya mendengar penjelasan Althair “Gue kesana sekarang.” Aquila memotong ucapan Althair, mematikan sambungan telepon sepihak lalu langsung berlari cepat menuruni anak tangga.

Gadis itu bahkan beberapa kali menabrak seseorang yang menghalangi langkahnya, ia tak peduli dengan ransel yang masih berada di kelas dan umpatan kesal dari orang yang ia tabrak.

“Pak, bukain gerbangnya!” ucap Aquila cepat tepat didepan seorang laki-laki paruh baya yang mengenakan seragam khas satpam.

“Gak bisa neng, harus ada surat ijin dari guru kal-”

Ucapan satpam itu terhenti saat Aquila tanpa aba-aba memanjat pagar dengan mudahnya “Nama saya Aquila, laporin saja saya ke BK.” ucap Aquila saat sudah berada di luar area sekolahnya.

Satpam itu hanya melongo dengan kelakuan Aquila, ia ebnar-benar tak menyangka ada siswi yang seberani Aquila, membolos di depan matanya! Aquila berlari menyebrang jalan raya tanpa menghiraukan kendaraan yang berhenti mendadak karena ulahnya.

Ia juga tak menghiraukan satpam yang hendak mengejar dirinya namun terhenti saat banyaknya kendaraan yang berlalu lalang hingga ia kesulitan saat hendak menyebrang jalan raya.

Aquila terus berlari dengan kedua tangan yang terkepal kuat. Untung saja kantor polisi yang menangani kasus Lyra berada tak jauh dari sekolahnya.

Ia berhenti tepat di depan kantor polisi, Aquila menyeka keringat yang membasahi pelipisnya lalu berjalan melewati beberapa orang yang berada di luar kantor.

“Ada yang perlu saya bantu dek?” tanya seorang laki-laki yang menghampiri Aquila saat gadis itu celingukan bingung ia harus menemui siapa. Orion ataupun Althair tak kunjung Aquila jumpai.

“Saya sahabat Lyra.”

“Oh anak SMA yang bunuh dir-”

“Sahabat saya tidak bunuh diri! Dia dibunuh!” tegas Aquila penuh penekanan.

Polisi dengan nametag Didi itu mengangguk “Iya, saya tau perasaan kamu, tapi kasusnya sudah di tutup tadi pagi.” sahutnya.

Aquila menatap tajam kearah laki-laki dengan seragam khas polisi lengkap dengan topi yang bertengger manis di kepalanya “Siapa yang bertanggung jawab?!”

“Memangnya kamu ma-”

“Siapa yang bertanggung jawab?!” potong Aquila, ia tau ini adalah kelakuan yang tak sopan.

Namun ia benar-benar sudah tak peduli dengan dirinya sendiri, ia harus fokus untuk mengungkap kematian sahabatnya.

Ah, temui saja pak Samuel, dia ketua tim yang menangani kasus sahabat kamu. Mejanya ada di sebelah jendela samping ruang introgasi.”

Aquila mengangguk “Terimakasih, maaf tadi saya emosi.”

Polisi yang ternyata memiliki tahi lalat di pelipisnya itu mengangguk sembari tersenyum kearah Aquila “Saya tahu perasaan kamu, semoga hasilnya seperti yang kamu harapkan.”

Gadis yang masih mengenakan segaram khas anak SMA itu megangguk lalu berjalan memasuki kantor polisi sembari mengedarkan pandangannya.

Tatapannya tertuju pada seorang laki-laki dengan rambut cepak dan wajah yang terlihat tegas, laki-laki yang terlihat masih muda itu tengah sibuk dengan komputernya.

Aquila berjalan mendekat, ia duduk di kursi tepat di samping laki-laki yang kini menatapnya penuh tanya “Ada yang perlu saya bantu dek?”

“Kenapa penyelidikan kasus sahabat saya di hentikan?” tanya Aquila tanpa basa-basi.

Laki-laki bernama Samuel itu menghela nafasnya “Jadi, kamu sahabat Lyra? Bukannya saya menghentikan secara paksa, keluarga dari pihak Lyra sendiri yang menyuruh saya untuk menghentikannya.” jelasnya.

“Apa?!”

____

Terimakasih SEMUANYA ❤️❤️

Jangan lupa untuk Votte dan komentar.

Mampir ke Instagram aku
@sella.selly_12

See you next part

Salman
@sellaselly12

Aquila & OrionWhere stories live. Discover now