16. Tolong Kembali

453 96 0
                                    

"Akh! Pelan-pelan njir!"

"Udah diem!"

Suara denting jam terdengar di sela-sela kegiatan Ayra yang sedang mengobati luka di sudut bibir Riki. Mereka sempat cek-cok sedikit karena Riki yang selalu mengeluh jika Ayra terlalu kasar saat mengobati lukanya.

"Jadi cowok gitu doang sakit. Jadi cowok tuh harus LAKIK!" ungkap Ayra dengan kenekanan di akhir, dia mulai membereskan satu-persatu obat yang dia gunakan.

"Gue mah udah LAKIK! Lo aja yang terlalu neken lukanya. Perih tau ga?"

Riki menatap sinis Ayra yang hanya tersenyum jahil padanya dan berakhir tertawa lepas. Dia tidak menyangka ternyata Riki adalah seseorang yang lemah, hanya karena dia menjahili laki-laki itu beberapa saat lalu berakhir Riki ngambek dan tidak mau menatapnya sama sekali. Namun saat Ayra memarahinya karena tak mau diobati, laki-laki itu malah menatap takut-takut Ayra.

"Lagian lo ga diem-diem."

"Kan gue udah diem."

"Lo ngomel."

"Cuma ngomel doang."

"Tapi kan gue jadi susah obatinnya gara-gara bibir lo gerak mulu. Kalo ga luka gue udah tampol tuh bibir."

"Tampolnya pakek bibir lo, ya--"

Bugh!

Bantal sofa itu mendarat tepat di wajah Riki dengan kuat membuat sang empu kaget dan terjungkal ke belakang dengan tidak aesthetic. Ayra yang awalnya kaget tersebut kemudian tertawa lepas saat melihat wajah Riki yang menatapnya kesal dengan rambut acak-acakan.

"Rik, ada gerangan apa lo terjungkal gitu?" Tawa renyah dari Ayra semakin membuat Riki yang sedang kesal bertambah kesal. Dengan langkah lebar dia berusaha menggapai lengan Ayra yang kini tertawa terbahak-bahak.

"Sini ga lo!"

"HUAA KAK MAHEN!" Ayra melompat begitu saja dari sofa menghindari kejaran Riki yang terlihat begitu menakutkan. Ayra berlari sekuat yang dia bisa, mengelilingi sofa berusaha menghindari kejaran Riki yang terlihat semakin kesal.

"Huhu.. Riki ampun, jangan kejer gue, gue takutttt." Ungkapnya semakin kencang berlari dari Riki. Namun laki-laki itu tak menghentikan langkahnya, semakin gencar mengejar Ayra yang kini memasang tampang takut.

"Lo kenapa dah? Hahahaha."

"Jangan kejer gue, stop!" Riki kini merentangkan tangannya agar Ayra berhenti berlari. Melihat wajah Ayra membuatnya ingin tertawa keras rasanya. Ayra terlihat sangat takut, masih berusaha menghindarinya.

"Eh lo di kejer orang! Bukan kuyang, Ra. Hahahaha."

"Riki jangan gituu, gue takut."

"Biarin nanti dia culik lo terus di bawa ke kerajaan jin."

Bugh!

Bantal sofa kedua mendarat mulus lagi di wajah Riki. Kini Ayra yang tertawa lepas. "AYRA SINI GA LO!"

"NGGA MAU!"

Gadis itu berlari lagi menghindari kejaran Riki. Tak kehabisan akal. Riki mencoba menghadang Ayra yang mencoba untuk berlari memutar, namun gadis cerdik itu malah memutar tubuh dan berlari menuju pintu utama.

"Ayra berenti!"

"Ga mau--"

Bruk!

Bruk!

Tubuh Ayra tiba-tiba saja menabrak tubuh seseorang saat membuka pintu, dan otomatis membuat tubuh Riki yang berlari-pun menabraknya. Kini Ayra terhimpit di tengah-tengah dua orang yang bertubuh bongsor itu. Riki yang mencoba memeriksa sekitarnya itu membuka mata dan kemudian netranya yang perlahan terbuka itu menangkap wajah yang tak asing untuknya.

Monokrom | Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang