Secarik Kertas

3 4 2
                                    

Happy Reading!!
Vote sebelum baca yuk

***

“Cepat hubungi polisi!” perintah Pak Agus membuat pria berseragam cokelat disampingnya segera membalikan badan dan membuka ponsel.

Seorang siswi ditemukan tewas di dalam kelas. Di dekat meja bagian belakang, darah bercecer pada tembok,  jendela dan beberapa bangku di sekitar tubuh korban. Dengan posisi terlentang dan kepalanya terlihat hancur, rambut panjang yang tergerai milik korban tenggelam dalam genangan darahnya sendiri. Beberapa luka tusuk juga didapati pada bagian perut korban. Namun bagian terunik yang Aretha temukan dari mayat tersebut  adalah sayatan pisau membentuk seperti sebuah gambar hewan pada lengan korban yang terikat.

Aretha mendesak masuk, menerobos kerumunan. Tak peduli bagaimana pak Agus menghalanginya, ia beranjak mendekati tubuh korban dan berjongkok di samping tubuh itu. Meski wajahnya koyak dan tak berbentuk, Aretha tetap bisa mengenali dengan jelas mayat tersebut dari postur tubuh, rambut dan pakaian khas-nya, ini jelas Kinar, mantan Nichol.

“Polisi akan tiba 5 menit lagi!” lapor pak Tio, pria berseragam cokelat tadi. Kali ini ia di ikuti dengan Pak Ujang dan Pak Setyo di belakangnya.

“Sebelum menunggu mereka datang, polisi meminta agar gerbang ditutup dan tidak boleh ada yang keluar untuk investigasi mereka,” lanjut Pak Tio lagi dengan suara lirih. “Juga tidak boleh ada yang merusak TKP.”

Pak Agus mengangguk paham dan segera memerintah satpam penjaga gerbang untuk menguci gerbang sekolah sementara waktu.

Di sisi lain, Aretha digiring keluar oleh Pak Setyo. Aretha belum puas mengamati seluruh bagian tubuh Kinar, mungkin saja ada bagian kecil yang ia lewatkan. Namun terkait gambar pada lengan tadi, Aretha sudah bisa mendapatkan satu hal yang pasti, itu gambar Hyena.

Tapi, apa maksud gambar tersebut?

Mengapa harus Kinar yang dibunuh?

Apa sebenarnya motif dibalik pembunuhan ini?

Semuanya masih menjadi teka-teki yang melayang dalam benak gadis itu.

Tanpa jejak. Ini akan menjadi kasus yang menyenangkan, ujarnya dalam hati.

…..

Melalui celah pada jendela kaca di ruang BK, Aretha dapat melihat dan mendengar jelas pembicaraan polisi dengan beberapa guru dan saksi yang memberikan keterangan. Kegiatan belajar-mengajar diliburkan untuk hari ini, semua siswa baru dipulangkan setelah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian tersebut. Tak ada saksi mata yang melihat kepergian Kinar saat upacara karena posisi barisan untuk kelas Kinar sendiri berada diakhir baris.

Berdasarkan keterangan Widya, yang barisannya berada didepan kinar saat itu, ia hanya melihat sekilas Kinar pergi dari barisan itu sendiri dengan langkah goyah dan tanpa mengucap apapun. Kepergiannya diperkirakan sekitar pukul 7 pagi dan tak kembali sampai upacara selesai.

Pada mayat korban, tidak ditemukan sidik jari pelaku. Satu-satunya senjata yang ditemukan polisi adalah sebuah kursi yang bagian kaki bawahnya terkena banyak darah yang digunakan pelaku untuk memukul kepala korban sampai hancur, sedangkan untuk senjata tajam dan petunjuk lainnya masih diteiliti oleh polisi dan tim forensik.

Saksi pertama yang menemukan adalah Ferdi, siswa kelas 12 IPA 3 yang terlambat masuk dan hendak menaruh tasnya ke dalam kelas. Ia tak sengaja menemukan mayat Kinar yang sudah tak bernyawa pada deretan bangku belakang. Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh penjaga gerbang yang sebelumnya menangani keterlambatan Ferdi.

Dalam sesi introgasi berlangsung, polisi juga menanyakan pada guru dan ketua kelas untuk siapa saja yang tidak ada dalam barisan upacara. Beberapa nama kemudian muncul dalam laporan tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KendaliWhere stories live. Discover now