Prologue

3.7K 425 9
                                    

Pendeta menurunkan kertas ditangannya. Pria paruh baya itu menatap kedua mempelai berwajah tegas dihadapannya kemudian menyerahkan dua buku nikah dengan warna sama.

"Dengan ini, Watanabe Haruto dan Park Jeongwoo telah resmi menikah."

• • •

Ini merupakan suatu kesalahan. Bukan Haruto dan Jeongwoo yang seharusnya berdiri diatas altar mengucap sumpah sakral itu.

Harusnya, bukan mereka.

Tapi, Park Jihoon dan Choi Hyunsuk.

Dini hari sebelum acara pernikahan dimulai, dua mempelai 'sebenarnya' itu kabur dengan jejak penerbangan menuju Manchester. Meninggalkan kebingungan pada kedua kubu keluarga.

Dengan menanggung rasa malu dan serba mendadak, Watanabe Haruto⸺adik tiri Choi Hyunsuk dan Park Jeongwoo⸺adik kandung Park Jihoon, mengajukan diri menggantikan kakak mereka yang pergi tanpa pesan untuk menikah, dihadapan seluruh kolega dan teman Jihoon serta Hyunsuk.

Jeongwoo menghela nafas gusar, tamu-tamu undangan masih sibuk berbaur dan menyantap hidangan sedangkan dirinya termangu sendirian ditelan pedih. Ini jelas bukan kemauannya.

Pernikahan itu perihal dua orang yang saling mengasihi serta mencintai secara sadar. Dan kini, Haruto dan Jeongwoo harus rela menghabiskan sisa hidup berdua. Memulai semuanya dari awal bahkan mungkin; harus membangun sebuah cinta secara perlahan.

• • •

"Jeongwoo." Panggil Haruto pelan sambil berjalan mendekat setelah berbincang dengan beberapa rekan bisnisnya.

Merasa dipanggil, ia mengangkat kepala dan menemukan Haruto menenteng jas biru tua miliknya, menyisakan kemeja putih dan dasi berwarna senada.

"Ingin pulang sekarang atau nanti? Kau harus sekolah, besok" Ujar pemuda itu.

Ini alasan mengapa meskipun mereka saling mengenal, ia belum dapat sepenuhnya menerima pernikahan ini. Karena ia masih berada dibangku sekolah menengah.

Pemuda bermata serigala itu terdiam sebentar, "pulang saja. Kemarikan jas-mu, ku bawakan."

Setelah pamit dengan kedua orangtuanya, Jeongwoo berjalan gontai pulang ke mansion keluarga sang mertua. Bagaimanapun juga, ia harus melakukan ini, demi kehormatan keluarga dan kesehatan ayahnya.

Ferrari F12 kepunyaan si kepala keluarga, membelah jalanan lenggang Kota Seoul diselimuti keheningan pekat. Jeongwoo masih mendekap jas milik Haruto tanpa mengucapkan sepatah kata pun sementara pengemudi memilih fokus pada jalanan didepannya.

"Maaf harus membawamu pada situasi seperti ini." Buka Haruto. Dia lah yang mengajukan diri menggantikan tempat sang kakak sebelum Jeongwoo juga ikut buka suara dan menyanggupi.

Jeongwoo menggeleng pelan, "tidak seharusnya kamu meminta maaf. Aku yang harusnya mengatakan demikian, atas nama kakak ku."

Kalaupun ada yang harus disalahkan, bukan mereka orangnya. Tak satupun dari mereka tahu menau tentang kabar terburuk pagi tadi.

Andai, Jeongwoo dapat mencegah Jihoon pergi. Andai, Jeongwoo bangun lebih pagi. Andai ... Ah, andai saja.

Mobil merah itu berhenti tepat saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Haruto meremat kemudi, ia menghela nafas berat.

Diliriknya sang penumpang yang nampak murung. "Mari jalani semua dari awal Jeongwoo-ya."





• • •



















SANCTUARY




















Watanabe Haruto × Park Jeongwoo
Treasure

















150722

SANCTUARY | HAJEONGWOOWhere stories live. Discover now