009

391 55 2
                                    

Yoshi dengan segelas wine ditangan, menatap remeh rekaman cctv yang menunjukkan bahwa mansion keluarga choi telah hancur, rata menyatu bersama tanah.

Awalnya kebakaran hanya menghanguskan sebagian kecil mansion itu — tapi Yoshi tidak puas. Mereka harus benar-benar habis tak bersisa. Jadilah mansion tersebut kembali dibakar oleh seorang pesuruh.

"Pembunuh harus mati."

Ingatannya terlempar pada malam dimana Jennie — ibu dari Choi Danny, menerima Haruto untuk tinggal dan menjadi anak angkat mereka. Yang mereka tahu, Haruto kecil hanya diperalat oleh Keluarga Kanemoto — keberadaan anak ini tak dianggap, sebab, marga yang tersemat merupakan Watanabe.

Padahal, Yoshi sedang bekerjasama dengan adik kecilnya itu untuk menghancurkan silsilah sang rival secara perlahan. Di umurnya yang masih belia, Haruto sukses membalik nama perusahaan utama Choi menjadi milik dirinya seutuhnya.

Bangga? tentu saja. Umpannya selama ini telah berjalan dengan baik. Hanya tinggal menunggu waktu, sampai ia menemukan bukti yang dapat memberatkan Mino di pengadilan atas dakwaan pembunuhan berencana kedua orang tuanya.




Tap, tap, tap.




Langkah kaki dari luar, membuyarkan lamunan Yoshi ⏤ dia tahu siapa itu.

"Selamat datang, Haru."



* * *



"Kau yakin? Keluarga Choi benar-benar sedang mencari mu, hari ini." Yoshi menatap aneh sang adik kandung.

Pagi ini seusai mengantarkan Jeongwoo ke sekolah, Haruto datang menemui Yoshi, ia berniat untuk cepat cepat mencari So Junghwan — kunci utama dalam kasus sengketa Keluarga Kanemoto dan Choi Corp.

"Aku dengar dia bersekolah ditempat yang sama dengan Jeongwoo. Aku akan memastikannya nanti."

"Kau harus berhati-hati." Pesan Yoshi.

Headline berita hari ini, memuat tentang si bungsu choi. Haruto tak ambil pusing, toh memang ini maunya — dengan pergi sejauh yang ia bisa, tanpa dapat dijangkau oleh jajaran Keluarga Choi. Baginya enam belas tahun hidup disana, sudah sangat cukup memberi Haruto banyak sekali kejadian memuakkan.

Haruto sudah menikah, artinya sudah harus mandiri.

Dinilai kabur, muncul kabar bahwa Haruto membawa berkas berisi aset milik keluarga besar Choi. Padahal kenyataannya, apa yang ia bawa, itu adalah miliknya sendiri — atas nama Watanabe Haruto dan Park Jeongwoo.

"Kau benar-benar tidak mengambil apa yang bukan hak mu, kan?" peringat Yoshi. Meski ia tahu benar, adiknya tak akan melakukan hal rendahan seperti itu.

"Aku tidak sebodoh itu."

Sanggup membungkam kekhawatiran Yoshi selama ini.







[ SANCTUARY ]








Jeongwoo mengetukkan jemari diatas meja. Berita tentang suaminya sangat naik, sedangkan Junghwan hari ini tidak masuk sekolah. Jadilah Jeongwoo hanya diam disudut ruang kelas sembari menerka apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Bagaimana kalau hubungan kalian diketahui publik?"

Ucapan Wonyoung berputar dalam otaknya bak kaset rusak. Sungguh, Jeongwoo tak khawatir akan hal itu ⏤ ia justru mencemaskan Haruto, sebab, Choi bersaudara tidak main-main. Nyawa Haruto pasti sedang ada diujung tanduk.

Sudah dua puluh menit Jeongwoo berusaha menghubungi Bungsu Choi itu. Alih-alih mendapat jawaban, Jeongwoo hanya mendengar suara operator diseberang, bahwasanya nomor Haruto sedang tidak aktif. Jadi, harus bagaimana ia sekarang?

"Jeongwoo, ada yang mencarimu!" Jungwon melongok dari jendela, memanggil Jeongwoo yang sedang kebingungan sendiri.

Hanya anggukan singkat, kemudian, Jeongwoo bangkit dari tempat duduk ⏤ Menerka siapa yang mencarinya ditengah hari begini.

"Maaf?"

Asahi duduk manis dibangku koridor dengan seorang pria ⏤ Jeongwoo merasa tak asing dengan pria bersurai merah jambu ini. Rasanya mereka pernah bertemu, entah dimana.

"Oh, Jeongwoo."

"Aku, Yoshi."

Kakak Haruto.

Jeongwoo menggigit bibirnya. Kenapa ia harus berhadapan dengan kakak Haruto?

"Bisakah kita berbicara di kantin saja?" Tanya Asahi memecah keheningan. Yoshi mengangguk setuju, "Ide bagus, hamada."


[ * * * ]


"Jadi, uh. Ada apa mencari ku?" Jeongwoo mengaduk jus semangka miliknya diatas meja kantin dengan kikuk.

Berbincang seperti ini rasanya asing sekali tanpa Haruto di antaranya. Bagaimanapun, Jeongwoo tidak dekat baik dengan Asahi maupun Yoshi — sama sekali.

Mereka semua, termasuk Keluarga Choi — merupakan wajah baru dimata Jeongwoo. Jadi, ini tantangan terbesar untuknya.

"Apa Haruto sudah mencarimu kemari?" Tanya Yoshi. Matanya menatap serius netra legam Jeongwoo — seolah sedang mencari jawaban disana.

Yang ditanyai menggeleng bingung — Dia saja sedang mencari Haruto.

"Tidak, nomornya tidak aktif. Memangnya ... Ada apa?"

Yoshi dan Asahi saling berpandangan.

"Apa kau punya teman yang bernama So Junghwan?"

"Ada, namun dia tidak hadir di kelas pagi ini."

Mendadak, kepala Jeongwoo pening — apa yang ingin dan sedang mereka lakukan? Apakah ada kaitannya dengan Junghwan? Tapi kenapa?

Si mata serigala memainkan kuku nya. Oh ayolah, dia merasa sangat tertinggal. Sebenarnya — ada apa semua ini?

"Kenapa kalian mencari Junghwan?"

Yoshi tersenyum tipis, "kalau kau ingin tahu jawabannya, maka hanya Haruto yang bisa menjawabnya."

"Artinya kau harus mencari Baek Jiheon." Ujar Asahi pada Yoshi secara tiba-tiba.

Yoshi menggeleng, "kenapa repot-repot membawa anak bau kencur itu, dia akan menghambat pekerjaan kita."

"Aku yakin dia tahu sesuatu."

"Hentikan omong kosong mu Hamada."

Watanabe Haruto?

Kalau hal ini merupakan urusan bisnis, Jeongwoo tak harus terlalu mengurusinya — tapi ada So Junghwan di dalamnya.

Dan Baek Jiheon.

"Kami akan kembali, terimakasih Jeongwoo."

"T—tunggu ..."

Asahi menaikkan sebelah alisnya.

"Tadi, kalian membicarakan Baek Jiheon. Siapa dia?"

Jeongwoo sudah tahu, tapi ia ingin memastikan kembali — statement yang diberikan Haruto terasa tidak meyakinkan.




"Mantan tunangan suami mu."




Tunangan, katanya.

"Mereka rencananya akan menikah tahun ini, tapi gagal karena Haruto menikahimu lebih dulu—"

"—diam Hamada!" Bentak Yoshi. Ranah itu terlalu jauh untuk dijangkau Jeongwoo, semuanya sudah selesai, mengapa ia harus membuka semuanya? Itu sangat tidak penting.

"Loh? Kenapa? Dia juga harus tahu—"

"Shut up! Ayo pergi, sialan."

Setelah Yoshi dan Asahi pergi, Jeongwoo termangu sendiri. Ternyata rasanya menyesakkan juga ya?



To Be Continue ...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SANCTUARY | HAJEONGWOOWhere stories live. Discover now