CHAPTER 02 - NEW STUDENT

9.4K 1K 251
                                    

Update setelah sekian purnama 🎉

Divotes dan komment yang banyak biar mamaku bangga.

Follow ig
@wattpadidol
@laksana.bumi
@_lentera.jiwa

Nggak kece kalo belum follow wattpad sapidolls!

Happy reading

“Apa benar karma seorang ayah ditanggung anak perempuannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Apa benar karma seorang ayah ditanggung anak perempuannya.”

Katanya masa-masa terindah itu masa sekolah. Apa Lentera boleh menyangkal itu? Mereka bilang sekolah itu menyenangkan, nyatanya sekolah bagi Lentera adalah bagaikan neraka.

Harusnya dulu ia menuruti ucapan ayahnya untuk home schooling. Bukan, bukan karena ia pribadi yang tidak bisa bergaul. Mungkin semua orang mengenalnya sebagai pribadi yang ceria. Ya, sebelum ia tahu kehidupan di luar sana.

Jika di rumah dan lingkungan keluarganya ia diterima dengan baik. Belum tentu di luaran sana ia diterima dengan baik pula.

"Pak, saya belum dapat kelompok," kata Lentera di kala pembagian kelompok di kelas.

"Anak-anak, ada yang mau sekelompok sama Lentera?" tanya guru tersebut.

Para siswa hanya diam dan saling pandang sebelum akhirnya ada yang menyahut.

"Kelompok kami udah penuh, Pak."

"Nggak bisa nih, Pak. Nggak suka jumlah ganjil."

"Nggak bisa, Pak! Udah pas."

Guru itu menghela napasnya. Ia menatap beberapa kelompok itu sambil menggeleng.

"Kelompok Lita masih bisa masuk satu orang tuh. Udah, Lentera masuk sana aja," pinta guru tersebut.

"Tapi, Pak." Raut wajah kelompok itu nampak tidak suka.

"Nggak ada tapi-tapian. Itu masih bisa, ayo Lentera."

Sambil mengangguk kecil Lentera mendekati kelompok tersebut. Semua anggota kelompok yang berjumlah empat orang itu menatapnya tidak suka.

"Awas lo cuma numpang nama!"

"Yeuhh, beban dateng."

"Lo jangan pingsan dan ngerepotin orang lagi bisa?"

Lentera mengangguk lemah. Di saat pembagian kelompok, ia memang tidak pernah menjadi pilihan. Semua orang tidak mau dengannya. Semua orang mengatakannya beban. Semua orang mengatakannya penyakitan. Semua orang membencinya.

WICKEDNESS Where stories live. Discover now