CHAPTER 10 - DUNIA MEMANG SEMPIT

3.9K 469 168
                                    

Biasakan vote dan komen ya vren :)

Aku gak mau lanjut kalo komennya cuma next, alias g komen isi ceritanya.

Aku udah buat AU Ig after 910 di ig @wattpadidol jangan lupa baca.

Follow wp :
Follow ig : @flowdisee @wattpadidol
Tiktok : flowdise, bigbabyian

Happy reading!

"Abang?" tanyanya penuh tanya yang membuat mereka semua menatap Lentera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Abang?" tanyanya penuh tanya yang membuat mereka semua menatap Lentera. Terutama Laksana yang kini membulatkan mata melihat Lentera ada di hadapannya.

"Oh iya, lo belum kita kasih tau, ya." Airin mendekat dan merangkul Lentera bersahabat. "Kenalin nih, Abang Laksa. Vocalis Kingson Band sekaligus abangnya Jeanna."

"A-abang?" tanyanya lagi semakin gemetar.

"Yoi, Abang kandung nih, Ra. Kece banget kan kita punya temen yang abangnya vocalis terkenal?"

Lentera menelan ludahnya mendengar itu semua. Kakinya melangkah mundur sendiri, tapi kondisi tubuhnya tidak terlalu baik karena terkejut. Membuatnya hampir saja terjatuh, beruntung Airin sigap menahannya.

"Ra, are you okey?" Terdengar kekhawatiran ketika Airin menanyakan keadaan Lentera.

"A-aku baik-baik aja, Rin," jawab Lentera sambil memberi gesture jika ia bisa berdiri sendiri.

Apakah ini jackpot? Ya, sepertinya memang begitu. Kejutan yang sangat luar biasa. Senyuman dengan tatapan penuh kemenangan itu terpampang jelas di wajah Laksana. Ia terus memperhatikan Lentera dan mulai bertanya.

"Itu temen kamu, Je? Siapa namanya?"

"Iya loh, Bang. Dia anak baru yang waktu itu aku ceritain. Namanya Lentera."

Laksana mengangguk paham. "Ohh, namanya Lentera."

Sedari tadi tiada henti Laksana memperhatikan Lentera. Kini ia sudah tahu namanya. Luar biasa, bukan?

Kalau tahu orang yang selama ini ia cari adalah teman adiknya sendiri, Laksana tidak perlu bersusah payah mencarinya.

"Hai, Lentera. Kenalin saya Laksana. Abangnya Jeanna sama Jaeden." Laksana mengulurkan tangannya dengan tersenyum penuh kemenangan. Seolah senyumnya memiliki arti hayo mau ke mana kamu?

Kalau bisa Lentera ingin kabur saja seperti kemarin di toko buku, tetapi tidak mungkin ia membiarkan tangan itu tidak ia sambut. Rasanya tidak sopan. Tolong catat, Lentera melakukan ini dengan terpaksa.

"H-hai, Kak. Aku Lentera." Tangan mereka saling bertautan. Senyum Laksana semakin lebar, ia bahkan menjabat tangan itu begitu erat.

Ah, benar-benar.

"Namanya Lentera Jiwa, ya?" tebak Laksana yang sukses membuat Jeanna dan Airin terkejut sampai menutup mulutnya.

"Woahh, Bang? Kok bisa tau? Cenayang, ya?" kaget Airin.

WICKEDNESS Where stories live. Discover now