CHAPTER 14 - TERLALU SEMPURNA

4.1K 458 358
                                    

Nungguin gak? Absen dulu sini pake askot kamu!

Seberapa persen kamu kangen Wickedness?

Mau momen siapa di sini?

Vote nya jangan jomplang jauh dong. Hayuk vote dan komen yang semangat.

Boleh spam tapi jangan next aja. Komenin tiap line paragraf dan isi ceritanya. Aku lebih suka baca komen kalian tentang isi ceritanya. Bikin semangat ✨😗

200 vote 200 komen untuk next!

Follow ig
@flowdisee
@wattpadidol
@hestethic.official untuk info terbit 910

Happy reading!

Orang tuanya cukup harmonis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Orang tuanya cukup harmonis.

Lentera tidak pernah melihat orang tuanya bertengkar.

Ayahnya tidak pernah marah dan ibunya begitu perhatian.

Bagi Lentera keluarga ini cukup sempurna,  tapi seperti ada yang aneh. Hubungan tanpa pertengkaran, amarah, dan perdebatan, semuanya berjalan begitu mulus sampai kesempurnaan ini ia anggap aneh.

Ah, tidak, Lentera menggeleng, mungkin itu hanya pikirannya saja. Ia lantas berjalan dengan senyuman mendekati sang ibu tercinta.

"Mommy!" panggilnya cukup ceria.

Sheila menoleh dan menghentikan kegiatannya yang tengah menyiapkan makan malam. "Sayang, udah pulang? Gimana pertemuannya?"

Kursi di hadapannya Lentera tarik, kemudian ia duduk di sana. "Lancar, Mom. Kakaknya baik dan pengertian kayak Daddy."

"Oh, ya?" Sheila menaikkan alisnya saat mengatakan itu, tapi Lentera langsung mengangguk keras. "Kamu nggak mau bilang sama Daddy ada projek kayak gini?" lanjutnya.

"Nanti deh, Mom. Aku belum yakin mau nerima atau enggak."

"Kenapa belum yakin? Mommy dukung kamu banget loh. Mommy bakal selalu di belakang kamu buat suport."

"Mommy ...." Lentera merentangkan tangannya membuat Sheila mendekat dan membawa Lentera ke dalam pelukan.

"Anak Mommy hebat. Mommy selalu bangga dan merasa bersyukur punya kamu. Harus percaya diri, ya? Kamu itu berbakat, buktinya ditawarin kolab sama band terkenal. Meski masih kamu sembunyiin siapa mereka."

Mendengar itu Lentera mengeratkan pelukannya. "Makasih, Mommy. Nanti aku pikirin lagi. Mommy jangan cerita ke Daddy ya! Aku mau kasih kejutan buat Daddy," pintanya dengan mata memohon lucu.

"Oke, oke, tenang aja," jawab Sheila. Apa pun asal anaknya bahagia, Sheila akan melakukannya.

"Ada apa ini, kok peluk-peluk?" Atensi mereka teralihkan ketika mendengar suara berat yang begitu mereka kenali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WICKEDNESS Where stories live. Discover now