DANGER❌

4.8K 566 18
                                    

Happy Reading🐨

   Tak terasa waktu sudah berlalu begitu cepat, hal itu membuat Diandra dengan segera berlari ke arah gerbang, untung saja gerbang belum di kunci.

Setelah puas bermain dengan Amel tadi, wanita itu memutuskan untuk kembali ke toilet sebelum pulang.

Diandra menyandarkan tubuhnya di depan gerbang, wanita itu saat ini masih menunggu Zian yang belum juga datang.

Cowok itu memang sudah memberitahu Diandra, jika akan menjemputnya telat, karena ada latian futsal untuk liga santri beberapa minggu lagi.

Sebenarnya Zian tadi sudah menyuruh Diandra untuk pulang bersama Vanya saja, tapi wanita itu menolak. Alasannya sederhana, Vanya hari ini di bonceng Rean, terus Diandra duduk di mana, tidak mungkin bonceng tiga.

Daniel, cowok yang masih setia duduk di rooftop itu terus memandangi Diandra sedari tadi. Cowok itu memang sudah mengawasi Diandra, sejak gadis itu bertengkar dengan Nando beberapa jam yang lalu.

Bukan tak ingin membantu, tapi Daniel jelas sudah hafal, apa yang akan Diandra lakukan agar tidak kalah dengan lawan. Jadi Daniel memutuskan untuk mengawasi wanita itu dari jauh saja.

Diandra menoleh ke sana kemari, sambil sesekali menggerutu karena Zian kelewat lama, sedangkan uang jajannya sudah habis di kantong.

Saat hendak melangkah ke halte dekat sekolah, wanita itu tiba-tiba saja di kejutkan dengan seseorang yang membekapnya dari belakang. Pandangan wanita itu seketika buram bersamaan dengan kepalanya yang terasa pusing, detik berikutnya Diandra langsung kehilangan kesadaran.

Shit!

Daniel terkejut melihatnya, sial! hari ini dirinya kecolongan. Tanpa banyak bicara, cowok itu langsung berlari turun dari rooftop.

Daniel merutuki dirinya sendiri, harusnya cowok itu turun sejak tadi, agar kejadian seperti ini tak terjadi. Harusnya Daniel berada di samping Diandra, harusnya cowok itu menjaga Diandra sebelum Zian menjemputnya.

Daniel benar benar menyesal sekarang, cowok itu semakin marah ketika tangga yang dia lewati terasa begitu banyak. Hal itu tentu saja membuang waktu Daniel, bisa saja cowok itu kehilangan jejak Diandra hari ini.

Dan benar saja, saat sampai di depan gerbang, sudah tidak ada Diandra di sana. Suasana benar benar sepi, membuat emosi Daniel semakin menjadi jadi.

"Sial!"

Sementara di sisi lain, Zian baru saja menyelesaikan latiannya. Cowok dengan peluh keringat memenuhi sekujur tubuhnya itu tersenyum geli, saat melihat 100 panggilan dari Diandra setengah jam yang lalu. Zian sangat yakin, Diandra pasti akan mengomel setelah ini.

Setelah memasukkan semua barang barangnya ke dalam tas, Zian segera berpamitan ke semua teman temanya. Cowok itu sudah tidak sabar bertemu istri dan anaknya yang masih di dalam perut.

Langkahnya berjalan santai sampai ke parkiran. Setelahnya, Zian langsung menjalankan motornya menuju sekolah Diandra yang berada tepat di depan sekolahnya.

Zian menatap heran gerbang sekolah Diandra, sangat sepi seperti tidak ada tanda tanda kehidupan.

"Diandra mana ya?" monolognya.

ZIAN MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang