🌙 QUATUOR 🌙

103 26 39
                                    

Ferlyn melangkahkan kakinya menuju sekolah, hari ini Renjun camping dengan teman temannya sehingga tidak ada yang bisa mengantarnya. Ayah masih di luar negeri dan ibu juga tidak bisa naik kendaraan. Kak Tzuyu? Tentu wanita itu berada di tempat kerjanya.

Suasana sekolah masih sangat sepi, gadis itu meletakkan tas selempangnya di kepala kursi kemudian mengeluarkan beberapa buku, ya hari ini ujian akhir sebelum ia benar benar meninggalkan Sekolah Dasar.

Ferlyn menghela napas pelan sambil memejamkan matanya sebenarnya ia lelah menangis sambil belajar dari semalam namun ia harus menjaga semangatnya agar bisa diterima di SMP favoritnya. Gadis kecil itu terlonjak ketika mendengar kursi sebelahnya tergeser.

"Haishhh kamu bikin kaget!" Teriak Ferlyn sambil memegang dadanya. Jantungnya berdebar bukan main. Sementara sang pelaku yang diam diam datang hanya tersenyum. Ia meletakkan dua susu kotak di meja dan dua roti isi.

"Aku tahu kamu belum sarapan, ayo sarapan dulu." Ucapnya sambil menusukkan sedotan ke dalam karton susu.

"Tau dari mana kamu?" Tanya Ferlyn dengan nada lemas, pria di sebelahnya itu hanya terkekeh. "Ibumu, tadi aku mampir kerumahku berniat mengajakmu ke sekolah bersama, tapi kamu malah naik bis." Ujar pria bermarga Park itu.

Ferlyn hanya bisa menatap kedepan dengan pandangan kosong, ia seperti tidak memiliki semangat lagi.

"Lyn, kamu sakit kah? Kok dari tadi lemes gak kayak biasanya." Ucap Jisung sambil memegang dahi Ferlyn dengan punggung tangannya. Gadis itu menepis tangan Jisung.

"Kamu tanya aja sama diri kamu sendiri!" Ujar gadis itu kemudian pergi meninggalkan Jisung sendirian dikelas.

__________

Sore hari, cakrawala berwarna oranye menghiasi langit membuat siapapun yang menatapnya tersenyum hangat.

Seorang gadis dengan surai rambut panjang hitam lurus berjalan riang membawa sebuah rantang makanan. Ia menuju ke sebuah rumah yang berada di seberang rumahnya. Tepatnya tetangga kesayangannya, Park Jisung.

TING TONG

Ferlyn memencet bel utama rumah itu, namun masih belum ada pergerakan dari pintu yang ada dihadapannya.

Tiba-tiba seorang wanita yang terlihat sudah agak tua menyambut kedatangannya. Itu bibi Kim, pembantu rumah tangga keluarga Jisung. Selama ini Ferlyn belum pernah bertemu orangtua Jisung karena mereka memiliki perusahaan diluar negeri.

"Bibi, Jisung nya ada?" Tanya Ferlyn dengan senyuman yang tak pernah luntur. Bibi membalas senyuman Ferlyn, menggandeng tangan gadis itu kedalam rumah Ferlyn hanya menurut saja mengikuti kemana bibi membawanya.

"Duduk dulu non Ferlyn, bibi mau cerita sama kamu." Ucap bibi kim membuat Ferlyn menjadi penasaran sekaligus was - was.

"Ceritanya, tuan Park jatuh sakit di luar negeri ia terus menerus memanggil nama Jisung. Akhirnya besok habis lulus kelas 6 den Jisung langsung otw ke luar negeri," ujar bibi Kim.

Ferlyn hanya bisa tersenyum menahan pilu dalam hatinya. Kenapa Jisung tidak langsung menceritakan padanya, jujur gadis itu kecewa.

"Den Jisung lagi persiapan untuk pemesanan tiket seminggu lagi. Habis terima rapor langsung lepas landas ke Amerika." Ujar bibi Kim lagi.

Ferlyn menghela napas panjang sambil mengangguk pelan. "Titip ini buat Jisung ya bi hehe, ini aku yang masak. Kalau gitu Ferlyn pamit pulang dulu, mau belajar buat besok. Terimakasih bi." Ujar Ferlyn sambil berjalan keluar dari rumah Jisung.

BRAKKKKK.....

"HEH ANJIR LO BISA GAK SIH BUKA PINTU GAK USAH PAKE BUNYI." Teriak Renjun yang hampir jantungan karena ulah adik perempuannya itu.

Ferlyn tidak peduli, ia segera naik ke atas menuju kamarnya, dengan air mata bercucuran ia mengunci pintu kamarnya.

"Jisung jahaaaaaaaaaattttttttttttttttt AAARGHHHHHH." Jerit Ferlyn sambil menenggelamkan mukanya ke bantal. Untung saja kamarnya kedap suara jadi mau ia berteriak berapa oktaf pun orang luar tak akan ada yang bisa mendengarnya.

Dan begitulah, gadis bernama lengkap Huang Ferlyn itu menangis semalaman sambil berusaha membuka buku paket untuk ujian besok. Persetan, ia agak tidak peduli dengan nilai yang akan ia dapat. Intinya Park Jisung yang tidak jujur membuat ia patah hati.

Kembali ke kelas.

Jisung bingung, mengapa wanita yang biasanya ceria kini tampak murung dan marah. Bahkan Ferlyn langsung meninggalkannya. Jisung berpikir sejenak, ia melebarkan mata sipitnya. Apa jangan-jangan Ferlyn tahu rencananya ke Amerika?

Jisung berlari menyusul gadis yang duluan keluar kelas itu. Ia terus mengikuti kemana Ferlyn berlari. Ternyata gadis itu berhenti di taman.

"Lo jahat sung! Gue udah suka dan sayang sama lo! Malah sekarang Lo mau pergi! Lo jahat ya, jahattttt huaaaaaaa." Ferlyn beberapa kali melempar batu ke arah kolam taman sekolah. Menimbulkan bunyi yang menyebabkan ikan - ikan ketakutan.

Jisung menunduk, jujur pria kecil itu juga merasa sangat bersalah. Apakah ia salah mengambil keputusan? Ini demi kesembuhan ayahnya. Sebenarnya Jisung juga sayang dengan Ferlyn. Tapi mereka kan masih SD, belum waktunya pikir Jisung.

Dengan perlahan Jisung mendekati gadis bermarga Huang itu. Ia menarik Ferlyn ke dekapan kecilnya membuat gadis itu agak terkejut namun tidak menolak.

"Hiks, Jisung jahatt." Ujar Ferlyn sambil memukul berkali - kali pundak kecil Jisung.

Jisung mengusap punggung Ferlyn berkali-kali jujur ia merasa bersalah sedalam - dalamnya dengan gadis itu.

"Ferlyn, maafin Jisung ini karena keadaan. Doain semoga papa Jisung segera sembuh terus nanti jisung balik kesini secepatnya. Nanti kita bisa tetep video call. Ferlyn jangan sedih ya, Jisung sayang Ferlyn. Ji-Sung cuma punya Ferlyn." Ujar bocah bermarga Park itu. Sungguh drama anak SD yang sangat mendrama.

Ferlyn berusaha meredam tangisnya. Entah mengapa baru kali ini ia menangis sekeras ini, ia tidak pernah menangis sebelumnya bahkan ia tidak takut dengan manusia, dan hantu manapun. Namun saat Jisung akan pergi ia merasa seperti setengah jiwanya akan menghilang.

"Ji-Sung janji? Bakal balik lagi?" Ucap Ferlyn sesegukan sambil menyodorkan jari kelingkingnya. Jisung tersenyum manis.

"Pasti, Jisung bakal balik ke Ferlyn. Ji-Sung kan cuma punya Ferlyn." Ujarnya membuat gadis dihadapannya tidak bisa menyembunyikan senyuman lebarnya.

"Hey kalian ngapain disini bocil. AYOOO balik ke kelas udah mulai ujiannya." Ujar pak bon yang biasanya membersihkan taman. Kedua insan kecil itu saling berpandangan dengan wajah panik kemudian berlari menuju kelas.

VERUS AMOR
TBC
LANJUT??

Verus Amor || Park Jisung || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang