🌙 QUINQUE 🌙

87 24 27
                                    

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh seluruh siswa. Iya, kelulusan! semua siswa tampak memasang wajah bahagia baik yang mendapat nilai bagus maupun nilai yang rendah. Setelah selesai acara wisuda pelepasan semua siswa sibuk berfoto dengan keluarga masing - masing.

"Ferlyn, Lo kenapa sih wajah ditekuk muluk padahal nilai lo bagus." Celetuk Renjun yang sedari tadi menenteng DSLR bersiap memotret adiknya yang cantik itu, namun Ferlyn tetap saja tidak bisa tersenyum dari awal acara sampai akhir semua bahagia.

"Ferlyn, ayo foto bareng kakak." Ucap Tzuyu sambil merangkul adik perempuannya itu. Namun Ferlyn semakin menunduk. Membuat Renjun dan Tzuyu saling memandang.

Bagi Ferlyn, nilai bagus bukan apa - apa. Wisudanya sangat buruk baginya, ayah ibunya ke luar negeri mengurusi bisnis dan yang paling menyakitkan hati adalah setelah wisuda ini ia akan kehilangan penyemangatnya.

Dari ujung sana seorang lelaki yang barusan lulus SD itu menatap Ferlyn sambil tersenyum tipis. Ia berniat mendekati gadis galau itu.

"Fer," ucap Jisung menepuk pelan pundak Ferlyn dari belakang namun gadis itu malah pergi keluar Aula tempat mereka wisuda.

"Maafin kerandoman adik kita ya Ji-Sung," ucap kak Tzuyu sambil memasang wajah tidak enak. Ia mengeluarkan sebuah kado dan paper bag.

"Ini buat kamu Jisung." Ucap kak Tzuyu membuat Jisung mengernyitkan keningnya. "Dari siapa kak?" Tanyanya sambil menggaruk rambutnya.

"Ferlyn, dia ngambek gak mau ngasih hehe maaf ya Ji. Besok kamu take off jam berapa?" Tanya kak Tzuyu menunduk karena Jisung lebih pendek dari dirinya.

"Jam 6 kak, gapapa maaf ya kak. Titip salam buat Ferlyn, bilangin aku sayang banget sama dia." Ujarnya sambil menampakkan wajah sendu.

Tzuyu menghela napas, ia benar - benar tidak habis pikir dengan sifat adik perempuannya yang ngambekan itu. Ia berharap semoga mereka bisa kembali bersatu lagi. Semoga Tuhan menjawab doanya. Amin.

Malam hari datang, angin malam berhembus dengan kencangnya. Seorang lelaki dengan tubuh kurus berdiri di balkon kamarnya. Sesekali ia mendongakkan kepala ke atas langit merasakan terpaan angin malam yang dingin dan menyejukkan. Ia menatap pergelangan tangannya, sebuah gelang cokelat dengan pernik sederhana berbentuk bintang masih melekat di pergelangan tangan kanannya. Ia tersenyum mengingat kenangan itu.

_____

Siang yang hangat menerpa kota Seoul, seorang gadis kecil dan lelaki seumurannya berjalan - jalan dengan riang di sebuah baazar buku. Banyak sekali pengunjung yang datang. Mereka tak hanya membeli buku namun juga mengunjungi banyak stand makanan dan orang berjualan bermacam - macam pernak pernik.

Sepasang sahabat itu, tampak riang sembari memilih banyak buku yang mereka suka. Ferlyn sedari tadi hanya bengong karena melihat betapa antusiasnya sahabat lelakinya itu memilih banyak buku - buku yang menjelaskan tentang alam semesta.

"Jisung, sesuka itu kamu sama alam semesta?" Tanya Ferlyn sambil ikut melirik buku yang Jisung lihat sedari tadi. Lelaki bermarga Park itu mengangguk, ia memang sesuka itu dengan hal hal yang menjelaskan tentang alam semesta.

"Alam semesta itu menarik, banyak yang tidak sadar jika kehidupan kita diseimbangkan oleh adanya alam semesta. Itulah mengapa kita harus selalu menjaga alam semesta ini agar kehidupan kita juga nyaman, terhindar dari bencana. Dan......"

Jisung terdiam kala merasakan tangannya di raih oleh Ferlyn. Tak lama kemudian gadis itu melepaskannya lagi.

"Ini juga berhubungan dengan alam semesta kan?"

Jisung tersenyum lembut pada gadis dihadapannya itu. "Bintang, kenapa harus bintang?" Tanyanya sambil menatap lekat Ferlyn.

"Karena bintang itu menandakan betapa banyaknya harapan untuk aku selalu bisa bersamamu hehe. Jangan tinggalin aku," ucap Ferlyn sambil memeluk Jisung tanpa malu, gadis itu memang seperti itu. Jisung terkekeh sambil mengacak pelan surai rambut Ferlyn.

Verus Amor || Park Jisung || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang