🌙 DECIMUM 🌙

70 15 18
                                    

Kamu itu seperti lambang Hollywood Sydney. Jika kita melihatnya tampak dekat namun sebenarnya sangat jauh dan sulit digapai.

Seorang pria yang sudah bertumbuh semakin dewasa sedang memandang suasana alam dan bangunan dari balkon mansion yang ia tinggali sekarang. Sesekali ia menghirup udara segar menghembuskan napasnya perlahan. Setelah latihan olahraga pagi tadi ia merasa tubuhnya semakin bugar. Siapa sangka, yang dulunya ia hanya pria kecil dan kurus sekarang telah berkembang pesat menjulang tinggi. Bahkan ia sangat rajin melakukan olahraga hingga otot tangannya mulai keluar dan berfungsi dengan kuat.

"Sayang, kamu dimana?" Sebuah suara lembut mengalihkan atensinya. Pria remaja itu menengok ke belakang dan ia dapati wajah wanita kesayangannya.

"Ji-Sung, makan dulu sayang mama sudah memasakkan makanan kesukaanmu loh." Ucap mama Jisung sambil menghampiri anaknya itu. Jisung menunduk menatap mamanya. Dulunya yang ia hanya setinggi perut mamanya kini sang mamalah yang harus mendongak menatapnya. Putranya bertumbuh sangat cepat seperti pohon kelapa.

Pria bermarga Park itu mengeluarkan senyum manisnya. Kemudian ia merangkul sang mama dan berjalan menuju ruang makan keluarga Park.

"Bagaimana Jisung kau suka tinggal di Amerika?" Tanya sang papa membuat Jisung berhenti mengunyah makanan. Pria itu hanya tersenyum kemudian menelan makanannya dengan pelan.

"Suka pa, tapi bolehkah Jisung kembali ke Korea? Jisung mau lanjut sekolah disana aja." Ujar Jisung membuat sang papa tersenyum. Syukurlah, semenjak kedatangan putra semata wayangnya itu papa menjadi semakin baik. Karena yang sebenarnya diinginkan sang papa adalah kebersamaannya.

"Biar kutebak! Kamu pasti kangen sama gadis penyelamatmu itu kan?" Suara kakak perempuan Jisung membuat mama dan papa semakin tertawa. Sementara Jisung hanya bisa menunduk malu. Ia bahkan menutupi mukanya dengan sendok dan itu tampak sia sia.

"Park Soyoung ah kamu ini suka sekali mengganggu adik kecilmu." Ujar Ibu sambil menambahkan sayur ke piring ayah. Sementara Park Soyoung atau yang lebih akrab di sapa Joy yang merupakan kakak perempuan Jisung itu ngakak besar.

"Oh ayolah Jisung bukankah sudah saatnya pria remaja seperti adik kecilku ini merasakan jatuh cinta?" Goda Joy lagi membuat papa dan mama semakin tertawa sementara Jisung masih sama. Malu.

"Baiklah, papa izinkan Jisung melanjutkan sekolah di Korea ya. Jisung maunya habis SMP ini atau habis SMA nanti?" Tawar papa Jisung membuat putra bungsunya itu tersenyum senang bahkan matanya berbinar.

"Setelah SMP saja pa, sepertinya nanggung kalau gak diselesain disini. Jisung juga masih kangen papa." Ucapnya sambil ber aegyo. (Gimana sih tulisannya 😭 aego? Aegyo? Ah luweh)

"Huwaaaa urii Jisungieeeee" jerit mama dan kakak Jisung karena gemas dengan anak terakhir di keluarga kecil Park itu.

_________

Sementara di sisi lain, tepatnya di bumi.

Soundtrack aespa aenergy

Every day, we get better
To be good, ænergy
Every day, getting harder
Be the one, synergy

"Cepetan lariii," dua orang remaja perempuan sedari tadi berlari bersama tak tentu arah. Mereka sedang dikejar oleh geng gesrek milik Minghao dkk.

"Kakak, aku capekk." Ujar Ningning sambil meluruskan kakinya di balik pohon besar. Ferlyn masih dag dig dug jederrrrr jantungnya. Ia bahkan tidak bisa berpikir jernih saat ini. Ia juga tidak tahu mengapa hari ke hari bukannya semakin baik tapi malah semakin buruk. Dan sialnya geng Xu Minghao itu seperti menjadikan dirinya dan Ningning seperti buronan.

Verus Amor || Park Jisung || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang